I'm Shook!

2.4K 116 8
                                        

Pagi itu, Alea dan Trisa bergegas keluar dari rumah untuk segera mancapai halte bus. Jam sudah menunjukan pukul setengah tujuh.

Mereka yakin, suasana halte di pagi hari akan selalu ramai oleh orang-orang. Belum lagi, tak jarang ada ibu-ibu yang membawa ayam hidup dari pasar.

Kedua gadis SMA itu berusaha mengatur napas ketika mereka sudah sampai di halte yang penuh sesak. "Al, lo yakin kita bakalan bisa masuk bus? Pasti kita kedahuluin sama orang! Liat aja penuh gini," Trisa mengusap keringat dari dahinya.

Alea mengangkat bahunya. "Enggak tau deh. Ya, semoga aja."

Tak lama, bis berhenti di depan halte. Sebelum pintu terbuka pun, orang-orang sudah berdesakan untuk masuk.

Tanpa pikir panjang, Alea menarik lengan sahabatnya untuk menyelip melewati kerumunan agar bisa sampai di depan pintu bus. Bagaimana pun juga, mereka harus segera sampai di sekolah!

Orang-orang yang keluar bertabrakan dengan yang berusaha masuk. Meski sudah mencoba, tetap saja kedua gadis itu terombang-ambing kesana kemari.

Tangan mereka tetap berpegangan erat supaya tak terlepas. Hampir saja Alea jatuh bila tangannya tak di tarik seseorang dari dalam bus dan menariknya dan Trisa masuk kedalam.

Alea sempat kaget karena tarikan itu lumayan keras. Baru saja gadis itu hendak memarahi si penarik, sosok itu malah menerbitkan senyuman manis padanya.

"Inget gue enggak?" Sapa sosok itu.

Otak Alea berusaha memindai sosok di hadapannya ini hingga ia kaget sendiri setelah berhasil mengingatnya.

"Lo yang kemarin di pasar malem 'kan?" Dia mengangguk pasti. "Masih inget ternyata." Ucapnya.

Alea tersenyum dan membenarkan rambutnya. Sementara Trisa melihat mereka dengan tatapan geli. Tangannya mencolek pinggang Alea. "Selera lo tinggi juga, Al." Ucapnya menggoda. Alea menyikut Trisa bersamaan dengan pelototannya.

Trisa terkekeh. "Lo sekolah dimana?" Alea yang merasa ditanya pun kembali fokus pada cowok di depannya. Malu-malu, gadis itu menjawab. "Gue di SMA Taruna. Lo?"

Alea dapat melihat ekpresi terkejut dari wajah cowok itu. "Gue di SMA Garuda."

Kemudian, keduanya sama-sama terbelalak. "Sekolah kita tetanggaan dong?!" Sosok di hadapan Alea mengangguk. "Enggak nyangka gue!"

Alea juga mengangguk dan tersenyum. Trisa menyikut Alea. "Tanyain namanya gih,"

Ah iya. Alea hampir saja lupa untuk menanyakan hal itu! Kali ini, ia tak boleh gagal lagi!

"Na–"

Lagi-lagi, kata-katanya terpotong karena cowok itu sudah pamit pada Alea dan Trisa untuk turun duluan karena sudah sampai. "Gue duluan ya. Sampe nanti,"

Belum sempat Alea membalas ucapan perpisahan itu, lagi-lagi cowok itu sudah pergi.

Alea cemberut. Ia menyesal malah tak menanyakan namanya. Mau lihat di seragamnya juga tak sempat karena matanya fokus pada wajah cowok itu!

Trisa merangkul sahabatnya. "Sabar ya. Mungkin nanti ketemu lagi! Kan sekolahnya sebelahan," ujar cewek itu berusaha membuat harapan kecil bagi Alea.

Mengangguk, Alea lalu menghela napas sebelum Trisa menarik lengannya untuk keluar dari bis karena mereka sudah sampai di halte SMA Taruna.

"Shit," umpat Trisa ketika melihat gerbang sudah di tutup.

***

Di dalam kelas, fokus Alea sama sekali tak tertuju pada Bu Titin yang sedang dengan semangatnya menerangkan materi pelajaran Bahasa Indonesia di depan kelas.

PHPWhere stories live. Discover now