Chapter 19

7.2K 597 104
                                    

Selama 17 tahun baekhyun tidak pernah merasakan bagaimana sosok ayah. Dia tidak tau bagaimana menunggu sang ayah pulang kerja, rasanya pelukan hangat sang ayah, usakan di kepalanya, rasa bangga akan prestasinya, ataupun hal-hal lain yang yang dilakukan ayah didunia kepada anaknya. Dia terbiasa dengan ketidak hadiran sosok ayah di sekitarnya.

Baekhyun hanya sekali menanyakan pada sang ibu siapa ayahnya, dan ibu menceritakan semuanya dan meyakinkan Baekhyun bahwa ayahnya bukanlah orang kejam yang tega meninggalkan keluarganya. Baekhyun percaya sehingga dia tidak pernah sekalipun menanam rasa benci di hatinya.

Namun, Baekhyun tidak pernah terbiasa untuk ketidakhadiran sang kakak di sekitarnya. Dia terbiasa dengan sikap keras kepala kakaknya, dia terbiasa dengan petuah-petuah aneh kakaknya, dia terbiasa dengan segalanya, segala hal yang berhubungan dengan Taehyung. Dan dengan tidak adanya Taehyung membuat Baekhyun sadar untuk pertama kalinya merasakan kehilangan teramat dalam.

Eomma Baekhyun tentu saja sangat terkejut saat menerima kabar meninggal putranya. Dia tak sanggup menahan air matanya. Dia terus menangis sambil memeluk photo sang anak dengan nenek Baekhyun yang selalu berusaha menenangkan sekalipun beliau juga sama kehilangan, kehilangan cucu tersayangnya. Tidak memikirkan rasa lelahnya yang langsung menuju korea setelah menerima panggilan dari Baekhyun

Baekhyun hanya menangis dalam diam. Baekhyun ingin meraung, Baekhyun ingin berteriak bahwa ia yakin ini hanya mimpi. Namun isak tangis ibunya menyadarkan bahwa ini adalah mimpi buruk ter-nyata yang pernah dialaminya. Semua ada disana, begitu pula sahabat Baekhyun.

Chanyeol menyaksikan bagaimana orang yang telah ditutupi oleh kain putih adalah orang yang dia kira kekasih Baekhyun. Dia ingat saat Zitao menelpon bahwa kerabat Baekhyun ada yang meninggal. Sekiranya Zitao pikir Chanyeol dapat menemani dan menenangkan Baekhyun pada saat itu. Namun kenyataan menamparnya telak, orang yang dikira kekasih Baekhyun adalah kakak atau lebih tepatnya saudara kembar dari Baekhyun, seseorang yang telah mencuri hatinya sejak mata mereka bertemu pertama kali.

“Baek, jangan di tahan. Itu pasti sangat sakit. Menangis lah” Kyungsoo terus berusaha membujuk Baekhyun untuk mengeluarkan suaranya dan melampiaskan semuanya.

“...hiks....hiks”

Chanyeol tentu saja merasa sakit melihat bagaimana Baekhyun menahan tangisnya. Dia hanya terus merunduk menyembunyikan mukanya yang telah merah.

Sehun sudah akan menarik Baekhyun kedalam pelukannya, namun dia kira dia kalah cepat.

“menangislah, jangan di tahan”

Dan pecah lah tangis Baekhyun. Seperti sebelumnya, air mata itu mengalir deras serta suara parau menyayat hati keluar saat Baekhyun berada di pelukannya. Pelukan Chanyeol

Mereka menyaksikan begitu pula Luhan, dia ingin marah tapi ini bukan saatnya. Dia tidak akan bertindak tolol, tidak dikeadaan seperti ini.

⭕⭕⭕

Prosesi pemakaman terasa begitu menyedihkan. Langit seperti ikut menangisi kepergian salah satu manusia yang selama ini bernaung dibawahnya. Baekhyun masih berada disana, tidak memperdulikan bajunya yag hampir basah total. Dia masih duduk memperhatikan gundukan itu.

Yang lain mulai meninggalkan pemakaman, begitu pula eomma Baekhyun. Hanya tertinggal Baekhyun serta sahabat-sahabatnya disana, mereka tentu saja menemani Baekhyun.

Hingga tiba sosok yang tak terduga kehadirannya, namun Baekhyun rasa dia tidak perlu terkejut akan kehadiran sosok tersebut.

“Baek, ahjussi turut berduka cita. Maaf tidak bisa datang dalam upacara pemakaman” ucap Han Geng Baekhyun menatap sosok itu, sosok yang telah lama ditunggu kehadirannya, yang telah ia rasa pelukannya. Namun kenapa Taehyung tidak bisa mendapatkannya pula.

[ChanBaek] Look At Me, Please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang