Chapter 9

6.8K 591 68
                                    

Baekhyun sedang menikmati perjalanan pulangnya. Harusnya hari ini dia bekerja, tapi bosnya terpaksa menutup toko karna harus kerumah mertuanya. Menurut Baekhyun, seharusnya toko itu tidak perlu tutup. Toh yang jaga kan karyawannya bukan sang bos, tapi entah lah apa yang sedang dipikirkan bosnya.

Baekhyun bingung harus kemana. kalau pulang kerumah Taehyung belum pulang, dia terlalu malas dan bosan untuk bermain sendirian dirumah.

akhirnya Baekhyun melangkahkan kakinya menuju ke lapangan basket biasa dia bermain. tidak apa-apa sendirian yang penting nggak bosan. Baekhyun bisa saja menghubungi teman-temannya, tapi entah kenapa Baekhyun enggan melakukannya. mungkin dia sedang ingin sendirian saja.

Selama perjalanan banyak yang Baekhyun pikirkan. Seperti Taehyung yang mulai dekat dengan sang pujaan hati, Kyungsoo dan Jong In yang semakin lengket, kado yang harus dibawa untuk hari ulang tahun pernikahan orang tua Luhan bulan depan dan yang terakhir Chanyeol.

entah kenapa memikirkan yang terakhir membuat Baekhyun tersenyum dan tersipu sendiri. Chanyeol selalu baik padanya, Chanyeol suka sekali mengusak rambutnya, dan terkadang Chanyeol juga mengirim pesan untuknya sebelum tidur. Ya walaupun hanya pesan iseng seperti memesan kue atau hanya menanyakan jadwal kerjanya, tapi akan selalu berujung dengan saling mengusili.

ahh, muka Baekhyun bahkan sangat merah saat ini.

'apa aku sedang jatuh cinta?' -batin Baekhyun

Baekhyun terhenti saat mendengar tawa orang, tawa berat dan tawa merdu. Baekhyun sadar jika dia sudah sampai di lapangan dan saat di melihat ke ujung lapangan lebih tepatnya, dia melihat semuanya.

dia bisa melihat tawa lepas itu, dia bisa melihat tatapan itu, dia bisa melihat perhatian itu. itu semua punya Chanyeol dan sayangnya itu hanya tertuju pada satu wanita yang sedang berada didepannya, yang sedang dia ajarkan untuk men-shoot bola

Luhan

Baekhyun langsung bersembunyi di belakang pohon terdekat. Dia ingin pulang sebenarnya, dia tidak sanggup melihat ini, tapi entah mengapa dia enggan mengangkat kakinya dari tempat ini. dia lebih memilih melihat semuanya sampai akhir.

⭕⭕⭕

Chanyeol dan Luhan saat ini sedang berada di lapangan basket biasa mereka bermain. Lapangan sejuk di antara pepohonan ditambah lagi cuaca tidak terlalu panas dan angin terus berhembus dengan sejuknya.

Chanyeol sedang bermain satu lawan satu dengan Luhan. Luhan sejak tadi hanya mengejar Chanyeol yang mendribble bola. Bukan dia tidak pernah memegang bola, tapi setiap kali dia sedang mendribble bola, pasti Chanyeol dengan mudahnya mengambil alih.

"huaaa, aku capek. Dari tadi hanya kau yang memegang bola" gerutu Luhan

"hahaha, kau harus merebutnya Lulu" ucap Chanyeol sambil tertawa

"aku capek, dari tadi aku sudah berusaha merebut tapi kau selalu menghindar, harusnya kau mengalah sama perempuan"

Luhan capek, dia lelah hanya berlari mengejar Chanyeol. sekarang dia terduduk di lapangan sambil mulutnya mengerucut dan mengoceh. Dia tidak peduli rok sekolahnya kotor, dia benar-benar capek.

Chanyeol yang melihat Luhan terduduk di atas tanah langsung menghampiri dan berlutut didepan Luhan. dia tertawa melihat muka merah Luhan dan bibir mengerucut yang terus mengoceh. Chanyeol mencubit bibir itu dan menghasilkan erangan dari Luhan

"aaarrrhhhhh, sakit chan" ucap Luhan sambil mengusap bibirnya

"bibir itu terus mengoceh, lebih baik aku cubit dari pada aku gigit" goda Chanyeol

[ChanBaek] Look At Me, Please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang