18

2.9K 197 52
                                    

Hello!! Nih aku kasih lanjutannya, eh kalian jangan seneng dulu karena aku lanjut cerita ini padahal part sebelumnya votenya belum mencapai 100 tapi aku lanjut karena hari ini ayahku ulang tahun jadi anggap aja aku berbagi kebahagiaan kepada kalian dan mohon doanya buat ayahku..

Dan aku bakal lanjut kalau part ini yang VOTE mencapai 100+++ dan 30 Comment tapi bukan hanya kata 'next' aja ya, kalau engga nyampe segitu ya sabar aja nungguin lanjutannya..

HAPPY READING GUYS!!!!

C
E
K
I
D
O
T
























Celline tersenyum kecut "Gimana ga main dorong kalau aku lihat pacar aku lagi pelukan sama mantannya. Apa kamu ga bisa hargain perasaan aku, yang kamu pentingin cuma perasaan dia aja. Apa kamu mikirin perasaan aku saat kejadian dikantin tadi, engga kan. Aku tau aku emang ga penting buat kamu, tapi seenggaknya hargain aku dan usaha aku sedikit aja. Kamu tuh cuma pentingin Nadya, cewek ga tau diri, cewek rendahan, cewek penggoda pacar orang, cewek.." belum sempat Celline selesai berucap Ali sudah bertindak.












































































Plakk..

Nadya yang melihatnya shock, karena Ali menampar Celline. Celline memegang pipinya yang merah sehabis ditampar Ali dan ternyata sudut bibirnya robek dan mengeluarkan darah. Ali juga tak menyangka ia melakukan hal seperti itu.

"Udah puas Li?" tanya Celline menahan sesak didadanya dan sakit diwajahnya.

"Kalau belum nih tampar lagi biar kamu puas" pekik Celline

"Cell gue ga.." belum sempat Ali menyelesaikan ucapannya sudah dipotong oleh Celline

"Makasih buat semuanya meskipun menyakitkan" setelah mengucapkan itu Celline berlari sambil menyeka air matanya. Untung sekolah sudah sepi jadi tidak ada yang melihat.

"Aarrrgghhhhh.." teriak Ali frustasi sambil menarik rambutnya

"Li" panggil Nadya

"Gue pulang duluan" ucap Ali dingin dan datar lalu pergi meninggalkan Nadya yang terdiam.

Sementara diparkiran Prilly, Dinda, Putri, Angga, Mario dan Adit sedang menunggu Celline tapi lama sekali belum nongol batang hidung mancungnya juga.

"Queen kemana sih lama banget?" tanya Dinda

"Tau tuh orang abis bertapa dimana sih keknya jauh bener" canda Mario

"Yee kamu kira adik aku dukun apa" sungut Prilly kesal

"Buk.." "Itu Queen" ucapan Mario terpotong oleh ucapan Putri dan menunjuk Celline yang sedang berlari menuju parkiran

Celline berlari sambil menutupi sudut bibirnya yang berdarah dan pipinya yang merah dengan tangan dan rambutnya. Ia langsung berlari menuju mobilnya tanpa menghiraukan keberadaan mereka yang menunggunya.

"Queen" teriak Prilly saat Celline langsung masuk mobilnya dan bergegas keluar dari sekolah

"Dia kenapa dah?" tanya Adit pada mereka semua. Mereka hanya mengendikkan bahu tanda tak tau

"CELLINEEE..." teriak Ali sambil berlari menyusul Celline, mereka menoleh dan mengerutkan keningnya bingung kenapa Ali memanggil Celline sambil berlari. Mario mecekal tangan Ali "Kalian kenapa?" Ali tak menjawabnya malah melepaskan cekalan Mario dan berlari menuju motornya untuk mengejar Celline tapi sayang saat keluar dari gerbang sekolah Ali kehilangan jejak Celline dipersimpangan karena Celline mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Didalam mobil Celline tak henti-hentinya mengeluarkan airmata karena sakit dihatinya dan juga sakit diwajahnya. Tak mungkin dia pulang dalam keadaan seperti ini dan ditambah ia harus menenangkan dirinya terlebih dahulu.

"Apa aku harus menyerah untuk meraih cintamu. Sungguh aku sudah tak sanggup dengan sakit dihatiku setiap melihat kalian berdua. Jujur mungkin dari awal aku yang salah dengan permainan konyol ini, tapi entah mengapa aku seakan sangat terobsesi dengan cinta ini" Celline mencurahkan rasa sesak didadanya masih dengan tangis yang siapapun melihatnya pasti merasakan kesedihannya juga.

"Tuhan, tunjukkan jalan untuk semua ini. Jika dia memang bukan untukku, maka aku akan berhenti dan melepaskannya. Aku sudah ikhlas jika memang ini kenyataannya. Aku tau kau maha adil Tuhan, dan kau pasti sudah menyiapkan sesuatu yang indah untuk diriku. Aku akan melepaskannya Tuhan, dan aku berjanji takkan mengganggu dia dan kekasihnya. Aku akan menjauh sejauh-jauhnya dari dirinya. Terima kasih Tuhan karena kau sudah membuatku merasakan sakit karena cinta, aku sangat bersyukur karena itu tandanya kau menyayangiku" do'a Celline dalam hati

Disinilah akhir dari perjalanan Celline mencari ketenangan, saat ini ia berjalan diantara banyaknya gundukan tanah tempat akhir dari kehidupan manusia. Mungkin hanya disini tempat yang menurutnya tepat untuk berkeluh kesah dengan semua beban kehidupannya. Celline terus berjalan sampai ia tiba disalah satu gundukan tanah disana, ia berjongkok dan menyentuh batu nisan yang tertera nama dari seseorang yang sangat disayangi.

"Hallo Oma, maaf Queen baru kesini lagi. Huh Oma pasti tau ya kenapa aku kesini ditambah dengan keadaan aku sekarang dan Oma pasti udah lihat semua dari tempat Oma sekarang. Oma kalau bisa Queen mau ikut Oma aja, Queen ga sanggup hidup didunia yang kejam ini. Oma kenapa dunia seakan tidak adil sama aku ya, padahal aku hanya mau mencintai dan dicintai oleh 'dia' tapi kenapa sulit sekali sampai aku ngelakuin segala cara demi bisa dekat sama 'dia' meskipun bisa dibilang sementara. Tapi setidaknya kalau dia ngga bisa mencintai aku balik tapi jangan main fisik seperti tadi. Sedih banget ya Oma kisah cinta aku, lelaki yang untuk pertama kalinya Queen cintai dan lelaki pertama pula yang menampar Queen, sangat sakit Oma bukan hanya sakit fisik tapi juga sakit hati dan batin Oma. Queen tau memang ini salah Queen tapi apa dia tidak bisa menghargai sedikit saja perjuangannya Queen. Queen rela merendahkan harga diri Queen hanya untuk bisa bersama dia meski hanya untuk sesaat tapi sungguh itu saja sudah bikin Queen bahagia"

Celline menengadahkan kepalanya untuk menghalau airmata yang sedari tadi tiada berhenti membasahi pipi chubby nya "Oma, Queen pamit dulu ya kayanya cuacanya kurang mendukung mungkin dia tau Queen sedang sedih. Makasih ya Oma udah dengerin curhatan Queen, semoga Oma tenang disana. Queen sayang Oma, Queen janji akan lebih sering kesini buat jengukin Oma" Celline mengelus batu nisan sang Oma dan menciumnya. Disaat ia berdiri ada angin berhembuh melewati wajahnya dan Celline hanya tersenyum, seakan dia merasakan kehadiran sang Oma.

***

Thank you untuk kalian semua yang selalu mendukung cerita abal-abal ini. Dan bagi kalian pembaca setia terus pantengin akun @QueenKing2 karena akan ada cerita baru tapi diharap sabar..

09 Agustus 2017

Salam Manis

-CB-

Status PaksaWhere stories live. Discover now