Otak Alea terus memutarkan wajah tampan cowok misterius yang bahkan sampai sekarang belum ia ketahui siapa namanya. Yang ia tau hanya wajah dan sekolahnya yang ternyata bertetangga.
Letak sekolah mereka memanglah berdekatan. Tapi, kelakuannyalah yang berbeda. SMA Taruna memiliki siswa yang lebih berprestasi dari pada SMA Garuda. SMA Taruna memiliki siswa yang jauh lebih santun dari pada SMA Garuda. Dan yang ia tahu, SMA Taruna dan SMA Garuda sering bermasalah. Bahkan, tak jarang juga mereka tawuran hanya karena msalah sepele.
Alea sendiri bingung bagimana jalan pikiran anak-anak itu sampai-sampai mereka bisa bertengkar hanya karena urusan enggak penting. Apa mereka bosan hidup sampai-sampai berusaha untuk saling menyakiti karena beda pendapat?
"ALEA!"
Mendengar mejanya di gebrak, sontak bayangan wajah laki-laki itu menghilang dan bergantikan dengan wajah tua Bu Titin yang mengerikan.
Beliau menatap muridnya marah. Ia paling tidak suka kalau ada satu murid yang mengacuhkannya.
"Tolong jelaskan apa yang tadi ibu jelaskan dengan bahasa kamu sendiri." Perintah Bu Titin yang sudah pasti menolak alasan apapun dari Alea.
Sebenarnya, Alea bisa saja menerangkan semuanya dengan bahasanya sendiri. Terlebih, dirinya memang pintar dalam bidang sastra. Tapi untuk kali ini, Alea benar-benar tak bisa menjelaskan apapun selain diam di bangkunya.
Bu Titin melihatnya kesal sementara Trisa diam di tempat sambil melihat wajah Alea yang sudah berkeringat. "Bisa enggak?!" Bentak Bu Titin yang sukses membuat semua yang ada di kelas terkejut.
Alea masih diam tak berkutik. Menghela napas, Bu Titin menatap Alea sangar. "Lebih baik kamu keluar dari kelas saya sebelum saya gebrak lagi meja kamu pake penggaris." Kata-kata Bu Titin begitu membuat bulu kuduknya merinding karena penekanan nada bicaranya.
Alea berdiri kaku. "Udah terlambat masih aja bikin masalah. Keluar!"
Tak mau lagi mendengar bentakan Bu Titin yang makin menggila, Alea buru-buru keluar dari kelas dan berjalan menjauh dari kelas berisi guru mengerikan itu.
"Haduh! Dasar Alea bego!" Umpatnya pada diri sendiri. Merasa bosan duduk terus di kursi ubin, Alea memilih untuk ke lapangan parkir.
Gadis itu mengintip dari celah gerbang. Ia melihat keadaan jalan yang agak sepi karena mungkin semua murid baik dari SMA Taruna maupun SMA Garuda tengah berada di dalam kelas.
Namun, alisnya naik sebelah ketika melihat segerombolan anak yang ia yakini dari SMA Garuda–tengah berkumpul di warung yang letaknya berada tepat di depan sekolahnya.
"Itu pada ngapain ya?" Gumamnya penasaran. Gadis itu tetap melihat gerombolan tersebut hingga matanya melotot menangkap sosok dia.
"Cowok itu!" Serunya membuat Pak Komar– satpam SMA Taruna menengok aneh padanya. "Kenapa neng?"
"Enggak, Pak." Sahutnya langsung. Tapi, matanya masih terkunci pada sosok itu. Walaupun ia hanya dapat melihat punggung dan bagian samping wajahnya ketika cowok itu menengok, tapi Alea bisa mengingat bahwa itu adalah laki-laki misterius itu.
Tiba-tiba, sebuah ide meluncur di kepalanya.
Perlahan, ia mendekati Pak Komar dan tersenyum manis padanya. Pak komar mengerutkan dahinya. "Mau apa kamu?"
Terkekeh, Alea nyengir. "Gini pak. Saya mau keluar boleh enggak?"
Sontak, Pak Komar melotot. "Apa maksud kamu?! Ya jelas enggak boleh lah!"
Masih tersenyum, Alea mengeluarkan uang dua puluh ribu dari sakunya. "Gimana?" Tawarnya sambil menaik turunkan alisnya.
Pak Komar sempat terdiam. Tapi mengambil uang itu akhirnya. "Sebentar."
Alea tersenyum puas lalu mengikuti Pak Komar dari belakang.
Untung gue lagi kaya!
***
Gue bingung harus nulis apa di authors note -.-
Intinya, vote dan comment jangan forget! Okey?
Lots of love,
Kaylanyx.
KAMU SEDANG MEMBACA
PHP
Fiksi Remaja{COMPLETE} Aku pernah merasakan rasanya terbang tinggi bersama sayap besar yang mengangkatku mendobrak langit. Aku senang berada di atas awan. Tapi bisakah kamu tidak pergi tinggalkan aku sendirian di atas awan. Tanpa kamu yang membawaku kesana.
I'm Shook!
Mulai dari awal
