Tujuh belas.

24.9K 1.9K 27
                                    

Perempuan itu menangis didalam kamarnya, menatap cermin dengan raut wajah muram nya, entah apa yang terjadi hari ini, yang jelas hari ini adalah hari terburuk nya.

" Jangan nangis Aisyah, kamu kenapa nangis, kamu sendiri kemarin yang memutuskan untuk Behijrah, tapi kenapa kamu begini. Menangisi lelaki yang tak beriman dan beragama itu, kamu benar-benar sudah kelewatan batas, Aisyah " Aisyah berbicara sendiri, ia benar-benar kacau sekarang, saking kacaunya ia menggebrak meja dengan keras dan berteriak meluapkan rasa kesal nya.

" Arghhhhhh, aku enggak bisa Bohong kalau aku pun suka sama dia " dan untungnya Bundanya sedang tidak ada dirumah sehingga perempuan itu bisa dengan bebasnya berteriak jika ia kesal kembali.

***

Semua orang yang ada di ruang Rapat lantas segera berdiri begitu Pak Direktur masuk diiring kedua ajudannya.

" Sihlakan duduk " ucap Joe ketus dan dingin dan tentunya ini semua gara-gara kejadian tadi yang membuatnya darah tinggi hari ini, dan sikap pak Direktur hari ini membuat semua yang berada didalam ruangan menatap bingung dan takut.

Sementara semua karyawan duduk, Joe lebih memilih berdiri ditengah-tengah Ajudannya.

Sebelum memulai rapat, Joe melirik kesalah satu ajudannya yang berada disebelah kanannya untuk menginterupsi agar ia segera mendekat setelah ia memainkan jarinya.

" Siapkan Tiket pesawat ke Philipin Besok " ucap lelaki itu pelan sekali.

Ajudan itu mengangguk " Siap pak " jawabnya lalu berdiri diposisi semula.

Joe menghela nafasnya, ia menatap kearah seluruh karyawan yang sekarang tengah memperhatikannya.

" Saya disini Kecewa, perusahaan kita sekarang sedang menuju kebangkrutan " ucap Joe setenang mungkin, tapi mampu membuat semua karyawan yang duduk disitu saling menoleh shyok setelah mendengarnya dan biasanya setelah kejadian ini pasti akan ada PHK besar-besaran, dan ini semua membuat cemas mereka, apalagi gaji satu bulan mereka belum dibayarkan.

Joe yang sedari tadi memang telah emosi lantas tambah emosi begitu melihat situasi ruangan yang penuh bisik-bisik dan kepanikan.

Joe yang tak tahan, lantas menggebrak meja dengan keras " PERHATIKAN SAYA " Bentak Joe dan itu berhasil membuat semua karyawan terdiam dan kembali memperhatikan nya " DISINI TANGGUNG JAWAB SAYA dan .. " belum sempat Joe menyelesaikan ucampanya, Lelaki itu lantas tersentak dan memegang dadanya begitu ia merasakan rasa yang begitu sakit di jantungnya, dan sikapnya itu membuat semua orang tambah panik, terutama kedua ajudannya yang sekarang telah memegang kedua bahu Joe agar ia tak terjatuh.

Joe menyingkirkan tangan-tangan kedua ajudannya itu dari tubuhnya, ia berusaha kembali untuk meneruskan perkataannya.

" APAKAH KALIAN HARUS BERSIKAP SEPERTI INI. PANIK DAN CEMAS KARENA TAKUT DI PHK " Joe kembali berteriak dengan rasa sakit yang masih ada di jantungnya, tangannya pun tak lepas dari dadanya.

" INI ADALAH SIKAP TERBODOH YANG PERNAH SAYA LIHAT, KALIAN ITU SEHARUSNYA MEMIKIRKAN BAGAIMANA KEMAJUAN KANTOR INI BERSAMA SA.. " Lelaki itu langsung tersentak untuk yang kedua kalinya begitu tikaman itu semakin menyakiti dirinya, ia terduduk lemas dan kemudian kesadaranya hilang total.

" Pak Direktur " teriak mereka kaget.

Semua karyawan berdiri panik dan mendekat kearah Joe, mengangkat Joe dan membawanya kerumah sakit terdekat segera.

***

Dahi Aisyah mengkerut begitu teman semasa SMA nya menghubunginya, yaitu Rania.

" Tumben " ucap perempuan itu sambil menekan tombol hijau dan menggesernya " Hallo, Assalamualaikum, Rania "

Assalamualaikum Aisyah ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang