BAB 11

7.6K 368 0
                                    

Indah tengah ada di kamarnya. Dia sedang mengerjakan tugasnya. Tiba tiba dia melihat hapenya berkedip serta bergetar, dia pun melihatnya. Nomor baru dan asing. Dia pun mengangkatnya.

"Halo..." ucapnya.

"Hai.. Ini Indah kan." ucap yang diseberang.

"Iya. Maaf ini siapa ya?" tanya Indah.

"Masa gak kenal sih?" tanya yang diseberang.

Indah pun mulai meletakkan pulpennya. Lalu dia menghela nafasnya.

"Serius, ini siapa?" tanya Indah lagi.

Orang yang diseberang tertawa. "Ini gue, Agung. Gak kenal?"

"Oh.. Lo. Ada apa?" tanya Indah.

"Em.. Gak. Cuma gue ingin minta maaf soal... Tia. Maaf ya. Dia emang gitu."

"Yaudah. Kok lo sih yang minta maaf, bukannya itu orang."

"Mana mau dia. Oh ya lo lagi apa?"

"Ngerjain tugas. Oh ya lo dapat nomor gue darimana?"

"Dari Teguh lah. Kenapa memangnya?"

"Ya gak apa apa sih." awas aja tuh si Teguh. Katanya dalam hati.

"Ya deh. Oh ya cowok tadi itu beneran pacar lo ya..?"

"Ha..ha..ha.. Ya enggak lah. Dia itu Rian sahabat gue sama Devi. Sahabat kok. Oh ya kenapa lo nanyain dia? Cemburu ya..." goda Indah.

"Apaan sih enggak. Cuma penasaran aja gitu."

"Oh aku kira cemburu. Aku juga mau nanyak soal tuh cewek yang namanya Tia.. Bukan."

"Ya. emangnya kenapa?"

"Siapanya lo?"

"Dia. Dia... Dia..."

"Dia... Dia apa sih?"

"Dia... Temen gue. Ya sahabat juga kayak lo sama itu cowok."

"Oh.. Ya deh."

"Lo cemburu ya?"

"Kalau iya kenapa? Puas lo."

"Serius..."

"Ha..ha..ha.. Becanda kali. Mana mungkin gue cemburu sama dia. Gue kan bukan pacar lo. Buat apa cemburu."

"Ralat.. Mau jadian kali. Gue suka loh sama lo. Beneran sumpah."

"Masa... Yang ada fans lo nyerang gue pakai golok. Aw.. Takut. Ha..ha..ha.."

"Gue serius. Gak bohong."

"Terserah deh. Capek gue berdebat sama lo. Yaudah dulu ya telponnya. Tugas gue masih numpuk nih.. Ya."

"Ya udah deh. Terusin belajarnya ya sweety."

" sweety.. Sweety.. Lo pikir gue gula hah.."

"Ya.. Kan lo manis kayak gula. Ya kan.."

"Terserah. Ya udah gue tutup ya. Bye."

"Sampai jumpa besok sweety. Selamat malam."

"Ya. Selamat malam juga."

Sambungan telepon pun terputus. Mereka pun tersenyum sambil menatap hape mereka. Mereka pun melanjutkan mengerjakan tugas mereka.

###

Di ruang Osis

Mereka tengah membicarakan masalah pensi. Mereka pun mulai menyuarakan pendapat dan opini mereka. Setelah itu  mereka mendapatkan kesepakatan.

"Ok. Jadi tema kita ini udah setujukan."tanya Teguh.

"Setuju!" jawab mereka serempak.

Lalu mereka pun bertepuk tangan. Tiba tiba anak lain mengusulkan sesuatu.

"Oh ya, Teguh. Gimana kalau anak osis juga ikut ramain acara gitu. Perwakilan aja. Gimana?" tanyanya.

"Ya.. Gue juga setuju. Lagi pula bisa kan." ucap Indah

"Yaudah deh, bener juga. Biar rame. Siapa yang mau nawarin diri?" tanya Teguh kepada semuanya.

Semua anggota rapat pun diam. Tiba tiba Agung mengangkat tangannya. Semua melihat kearahnya.

"Gue aja, Guh. Lagi pula gue bisa kok nyanyi." ucap Agung.

Indah tertawa. Semua menatap kearahnya. Agung pun mengangkat alisnya.

"Lo.. Yakin bisa. Nanti malah nyanyi potong bebek angsa lagi. Gak lucu tau." ucap Indah sambil tertawa pelan.

Semua anggota rapat pun tersenyum dengan ucapan Indah. Agung hanya tersenyum.

"Gue serius bisa nyanyi kali. Lo gak percaya?" tanya Agung kapada Indah.

"Ya. Gue tau kok semua orang bisa nyanyi. Tapi.. Lo... Buktiin deh. Baru gue gak ngejek lagi." ucap Indah menatap Agung.

"Lo tau, saat gue nyanyi lo akan terpesona sama gue. Gue jamin itu." ucap Agung.

"Gue tunggu." jawab Indah sambil tersenyum. Agung pun juga tersenyum menatap Indah.

Tiba tiba Teguh pun berbicara,

"Ok. Udah dipilihkan. Berarti beres dong. Baiklah rapat untuk hari ini selesai. Kalian bisa pulang ke rumah. Selamat siang." ucap Teguh.

"Siang.." jawab mereka serempak.

Setelah itu, semuanya telah pulang. Indah pun menatap Agung.

"Sorry yang tadi. Gue cuma bercanda kali." ucap Indah.

"Ya gak apa apa juga sih. Tapi gue serius bakalan buktiin, kalau gue keren saat nyanyi." ucap Agung serius.

"Terserah deh. Ya udah gue cabut dulu ya. Bye semuanya." ucap Indah.

"Bye." jawab mereka serempak.

Tiba tiba Agung menyusul Indah mereka pun keluar bareng. Anak anak anggota osis yang tersisa cuma bisa bingung dengan perubahan mereka. Sementara Devi dan Teguh hanya tersenyum melihat mereka.

###

Vote dan comen ya..

ketua basket dan ketua silatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang