BAB 10

8K 350 0
                                    

Beberapa hari kemudian...

Indah pun turun dari motornya. Dia pun mulai meninggalkan parkiran. Tiba tiba mobil dengan kecepatan sedang sedang melaju saat Indah tengah mengambil sesuatu di tasnya. Dan Indah pun mendengar suara klakson mobil. Dia pun terkejut kala mobil hampir menabrak dirinya. Dia terdiam dan tak bisa bergerak. Dia pun mulai menutup matanya.

Tiba tiba seseorang memeluknya dan menariknya sehingga Indah melihat mobil yang akan menyerempetnya. Dia pun menghembuskan nafasnya. Dia pun terkejut melihat cowok yang menyelamatkannya ini. Cowok itu tak asing buatnya. Cowok itu tersenyum. Indah pun melepaskan pelukannya.

"Hai Indah.." sapanya.

Indah hanya menatap cowok itu. Lalu dia berkata,

"Terima kasih." ucap Indah.

Indah pun pergi dari tempat itu. Dia pun hanya menatap depannya. Tapi rasa penasarannya pun makin dalam. Dia berbalik dan melihat cowok itu. Cowok itu melambaikan tangannya. Indah pun berbalik dan meneruskan perjalanannya.

Di kelas

Indah pun meletakkan tasnya lalu duduk dengan menghela nafas. Devi yang melihat itu lalu melihat Indah. Indah pun melihat Devi.

"Lo tau Dev, dia datang." ucap Indah

"Siapa?" ucap Devi.

Tiba tiba masuk cowok tampan dan rupawan. Semua pun terpesona di buatnya. Devi pun membulatkan matanya terkejut melihat cowok itu. Lalu tatapannya berpindah pada Indah. Indah pun menatap Devi balik.

Cowok itu pun menatap Indah dan Devi. Dia pun segera menghampiri mereka.

"Hai... Udah lama ya gak ketemu." ucapnya.

"Iya.. Rian. Salam kenal juga." ucap Devi.

"Indah.. Gimana kabarnya?" ucap Rian.

"Mm... Ba..ik. Baik." jawab Indah terbata bata.

Rian tersenyum lalu dia pun duduk di bangku depan mereka.

"Lo..duduk si..tu ya." tanya Indah.

Rian berbalik. "Ada orangnya ya?" tanyanya balik.

"Orangnya baru pindah semester kemarin jadi memang kosong sih. Udah lama." jawab Devi.

"Makasih ya atas penjelasannya. Jadi aku bisa dekat dengan Indah." ucapnya sambil tersenyum.

Indah dan Devi senyum terpaksa. Lalu mereka pun saling melirik satu sama lain.

Sementara itu di kelas Agung.

Agung masuk ke kelas bareng Indra. Tiba tiba dia terkejut melihat wanita yang sudah duduk di dekat mejanya. Wanita itu tersenyum manis menatap mereka berdua. Tiba tiba dia memeluk Agung dan Indra bersamaan. Sangat erat.

Setelah itu dia melepaskan pelukannya. Agung dan Indra menatap cewek itu tajam.

"Ngapain lo disini?" tanya Agung.

"Kenapa memangnya? Bokap aku suruh kesini. Biar bisa deket sama kamu dong, Agung." jawab wanita itu.

"Tia.. Lo seharusnya gak disinikan lo bukanya udah ke luar negeri. Ngapain lagi lo disini." ucap Indra.

"Tapikan aku mau dekat sama Agung. Memangnya gak boleh?" tanyanya sama Indra.

"Ya bukan gitu. Ah.. Entalah. Tapi kalo lo bikin ulah, gue gak tanggung jawab." kata Indra memperingatkan.

"Beres." jawabnya.

Mereka pun duduk di kursi masing masing.

###

Di kantin

Rian menatap Indah dengan senyumannya. Indah pun menatap Rian balik. Devi dan Teguh pun hanya diam saja.

"Lo ngapain sih lihatin gue mulu. Ada yang salah sama gue?" tanya Indah.

"Lo.. Lebih judes dari yang dulu. Oh.. Ya, pacar lo gimana kabarnya?" tanya Rian.

Indah pun hanya menatap Rian datar. Rian pun melihat perubahan sikap Indah langsung tersenyum.

"Udah putus. Gue bilang juga apa dia itu gak baik untuk lo. Lo itu cocoknya sama..." ucapan Rian terpotong kala Indah langsung ngomong,

"Kalau lo gak bisa jaga rahasia ini, habis lo." ucap Indah.

"Nyatanya sekarang gue ada kesempatan untuk dapatkan lo, lagi." ucap Rian.

"Rian.. Lo taukan kita cuma berteman, sahabat. Gue gak mau rusak persahabatan yang udah kita bangun bertiga. Ngerti lo." ucap Indah dingin.

Indah pun bangkit dari bangkunya. Dia pun berbalik dan tiba tiba dia terkena minuman. Minuman itu mengenai roknya dan sedikit bajunya. Dia pun melihat orang yang menabraknya.

Tia pun terkejut ketika minumannya jatuh terkena seseorang. Lalu di menatap garang orang tersebut.

"Lo.. Kalau jalan hati hati dong. Jangan langsung balik aja. Lihat lihat kali." ucap Tia.

Indah menatap orang ini. "Lo gak usah sewot. Gue yang kena, bukan lo. Kok jadi lo yang marah marah. Seharusnya gue." ucap Indah.

Tiba tiba Agung dan Indra langsung menghampiri mereka. Tia pun langsung memeluk Agung. Indah melihat itu. Hatinya cukup sakit melihat adegan itu. Rian pun mengambil tisu dan memberikannya pada Indah. Rian menatap Tia.

"Lo juga. Kok marah marah sih. Oh.. Lo minta ganti rugi, gue kasih ganti ruginya deh." ucap Rian.

"Oh.. Lo pacarnya ya." ucap Tia.

"Kalau iya kenapa?" ucap Rian.

Agung menatap orang ini. Indah pun menghentikan Rian.

"Udahlah. Gak usah ikut campur. Ini masalah gue. Maaf gue yang salah. Permisi." ucap Indah.

Indah pun melewati Agung. Mata mereka bertemu sejenak. Lalu Indah melepaskan kontak mata itu. Dan dia pun pergi dari kantin.

Didalam hati mereka, mereka cukup sakit. Hati mereka sakit. Saat kenyataan menghampiri bahwa untuk bersama sangat tidak mungkin.

###

Vote dan comen ya...

ketua basket dan ketua silatWhere stories live. Discover now