BAB 5

9.9K 429 4
                                    

Agung tengah masuk ke dalam kamarnya dia pun melemparkan tasnya ke ranjangnya lalu dia pun membaringkan badannya di ranjang itu. Dia pun memikirkan kejadian tadi. Dia pun bangun lagi lalu meremas rambutnya frustasi.

Tiba tiba pintu kamarnya terbuka. Dan disitu lah kakak perempuannya berdiri mematung sambil menatap Agung bingung.

"Wajah kok pulang dari sekolah bukanya bahagia malah murung gak jelas. Kenapa?" tanya kakaknya, Ayudia.

"Bukan urusan kakak juga. Sotoy.." jawab Agung datar.

Agung pun langsung beranjak dari tempatnya. Kakaknya pun langsung duduk di ranjang adeknya itu.

"Kenapa? Masalah sekolah ya... Tapi kayaknya enggak deh. Masa sih masalah sekolah sampai uring uringan kayak gitu. Gak banget buat kamu, Agung." ucap kakaknya.

Agung pun berbalik lalu menatap kakaknya itu. Lalu dia pun duduk di sebelah kakaknya.

"Cewek?" tanya kakaknya.

"Hem... " jawab Agung.

"Benerkan tebakan aku. Cantik gak.. Ah.. Ralat... Baik gak." ucap kakaknya lagi.

" mau tau aja." jawab Agung dengan senyuman nakalnya.

Kakaknya hanya bisa menghela nafas aja. Agung menatap kakaknya itu.

"Kakak gimana? Masih... Susah move on." ucap Agung.

"Mau tau aja." balas kakaknya gak kalah sengit.

"Memangnya kalau kakak jumpa cowok itu... Kakak mau bilang apa?" ucap Agung

"Kamu ini.. Urusin masalah kamu aja. Gak usah mikirin masalah kakak." jawab kakaknya.

"Karena lelaki itu kakak  bisa berubah jadi kayak gini. Jadi yang lebih baik lagi. Aku juga berharap suatu saat nanti bisa dapatin cewek yang bisa merubah sikap burukku kak." ucap Agung sambil menatap kakaknya.

"Amin... Semoga ya kamu dapat hidayah.." ucap kakaknya.

"Yaudah deh aku balik dulu kekamar. Banyak tugas dosen. Udah selesai sesi curhanyakan?" tanya kakaknya.

"Ya... " jawab Agung.

Lalu kakaknya pun pergi dari kamar Agung. Agung masih menatap kepergian kakaknya itu.
"Cinta cuma bisa sakitin yang merasakannya. Jatuh cinta bisa buat seseorang bisa jadi gila. Aku harap tuhan masih sayang sama kakak sehingga dia bisa jadi jodoh kakak dimasa depan. Karena itu... Aku sulit untuk mencintai sepenuh hati. Karena aku takut membuat dia terluka dan aku juga." ucap Agung pada dirinya sendiri.

Lalu dia pun pergi membersihkan badannya.

Sementara itu di rumah Indah

Indah tengah ada diruangan keluarganya. Dia pun termenung sambil memakan popcornnya. Dia masih ingat dengan perbahan si kutu kupret itu. Seharusnya tuh anak kan marah bukannya malah merasa kalah kayak gitu. Ada apa dengan si kutu kupret itu ya? Jangan jangan kesambet setan lagi. Ih.. Serem amat deh. Ah.. Aneh aneh aja. Ucap Indah dalam hati sambil geleng geleng.

Tiba tiba popcornnya direbut kakak laki lakinya. Sontak Indah pun menatap garang kakaknya ini.

"Ih... Kak dion... Bagi sini itu punya aku kakak... Kakakkan bisa buat sendiri. Ih... Sini..." ucap Indah sambil menggapai popcornnya.

"Males ah buat sendiri mending ambil punya kamu aja."  jawab Dion gak kalah sengit.

"Ih... Sini kakak...bagi..." ucap Indah

Mereka pun kejar kejaran di ruang tamu. Indah pun harus dibuat repot oleh kakaknya itu. Lalu tiba tiba muncul kakak perempuannya, Mawar. Indah langsung berhenti kala melihat kakaknya membawa seseorang yang tak asing buatnya.

Jantung Indah otomatis sakit seakan ada ribuan pedang yang menancap di dadanya saat ini. Cowok yang masih dicintainya itu. Cinta pertamanya yang kandas di tengah jalan hanya karena usia atau karena kakaknya yang teramat cantik itu.

Indah sadar sekarang cowok cima bisa bikin sakit hati aja dan Indah gak akan mau jatuh di lubang yang sama. Dion yang melihat itu pun langsung menatap Indah. Kekecewaan masih ada dimatanya saat ini.

"Hai.. Indah udah lama ya gak ketemu?" ucap cowok itu, Rendy.

"Oh.. Ya. Iya udah lama banget. Em.. Kalau gitu aku keatas dulu ya. Soalnya ada tugas. Bye." ucap Indah dengan datar menahan isak tangis yang akan pecah.

Mereka pun langsung duduk di ruang tamu. Dion pun langsung bergegas menuju kamar adiknya itu.

Sementara di dalam kamarnya Indah. Indah masih menahan rasa sakit yang teramat saat ini. Dia pun bersandar pada pintu lalu melorot dan jatuh terduduk. Indah pun mulai menangis sejadi jadinya mengingatkan rasa sakit yang tadi mengganggunya.

Dion yang mendengarkan suara isak tangis adiknya hanya bisa menghela nafasnya. Dia berharap ada yang mengobati sakit hati adiknya ini. Siapa pun itu, dia pasti sangat berterima kasih sekali.

###

ketua basket dan ketua silatWhere stories live. Discover now