Remember To Breathe

12.4K 715 14
                                    

Rachel PoV

2 hari sudah setelah kesadaranku, tenggorokanku rasanya sangat kering dan panas tetapi Lucifer selalu ada untukku.

Aku sudah berada dirumah, menjalani rawat jalan dirumah jauh lebih nikmat daripada harus diam dirumah sakit.

Licifer membantuku melakukan semuanya disaat badanku terasa sangat lemas. Lucifer telah menceritakan semuanya saat ku ancam akan memusuhinya.

Dan aku tau, Selma selalu mendapat apa yang ia mau. Salah satunya aku. Tapi aku telah berjanji pada diri sendiri. Aku akan bangkit dan membalaskan dendamku padanya.

Aku tersadar dari lamunanku saat Lucifer keluar dari kamar mandi, mungkin dia habis mandi karna air yang terjatuh dari ujung-ujung rambutnya jatuh menuruni dada bidangnya.

Lucifer melihat kearahku dan tersenyum manis. Sungguh, senyum yang belakangan ini menghiasi hariku. Senyum yanh sangat ku dambakan, dan senyuman ini akan menjadi milikku semuanya.

"Kau sudah bangun? Apa kau ingin makan?" Ucapnya sembari berjalan ke lemari pakaiannya.

"Ya, tapi aku akan mandi dulu." Balasku. Aku membuka selimut dan beranjak menuruni kasur.

"Kau mau mandi? Apa perlu aku bantu dan temani?" Lucifer menoleh kearahku saat memakai bajunya.

"Tidak, aku bisa sendiri Lu" balasky memelototi matanya. Huh, dia mulai lagi.

"No no no. Kau tau, kau baru saja pulih dan aku sudah berjanji akan menjadi pelayanmu. Oke? Aku akan memandikanmu" ucap Lucifer cepat. Ia kembali membuka bajunya dan berjalan kearahku.

Saat sudah berada di depanku ia menggendongku dan membawaku ke kamar mandi.

Aku menahan nafasku saat berada di dekapannya, jarak wajahku dan dia sangat dekat.

Meskipun kami pernah melakukan itu sekali, tetap saja bagiku berada di dekat Lucifer selalu terasa mendebarkan.

"Ingatlah untuk bernafas" ucap Lucifer kembali memecahkan lamunanku.

Aku melihatnya seperti orang bodoh dan mengangguk. Lucifer tertawa kecil melihatku seperti anak kecil yang ketahuan mencuri permen.

Lucifer menaruhku diatas wastafel, sedangkan dia berjalan menuju bathtub untuk mengisi airnya.

"Kau harus mandi air hangat agar tubuhmu rileks" ucapnya sembari mendekatiku lagi.

Aku memutar bola mataku "Tidak ada orang yang bangun pagi ingin berendam dalam air dingin" ucapku mencibirnya.

Yang benar saja? Saat cuaca sudah dingin manusi mana yang akan berendam dalam air dingin?

Lucifer tidak terlihat terganggung dengan cibiranku. Ia menatapku dengan tatapan yang aku sendiri tak mengerti.

"Kurasa aku harus mendi lagi" ucapnya sembari terus menatapku.

"Baknya sudah terisi, kau mau aku bukakan bajunya atau aku yang akan bukakan bajumu?" Sambung Lucifer dengan senyumnya jahilnya.

"Oh yang benar saja, apa tidak ada pilihan lain? Pertanyaan itu sama Lu, tidak ada bedanya" aku membalasnya mulai kesal. Sedangkan Lucifer hanya tersenyum miring.

"Baiklah, aku anggap kau yang menginginkanku untuk membuka bajumu" ucapnya kemudian menarik kaosku keatas.

"Bukankah kau yang sangat menginginkannya?" Tanyaku sembari mengangkat kedua tanganku agar baju kaosku segera terlepas.

Tak ada gunanya berdepat dengan Lucifer. Dia selalu memiliki cara jitu untuk mendapatkan maunya.

"Bagaimana pekerjaanmu?" Ucapku pada Lucifer yang masih membuka kemejanya tadi.

"Bagus, tidak ada yang buruk. Laurent menggantikan aku sementara" Lucifer masih membuka kancing bajunya hingga kancing terakhir.

"Apa kau tidak bertemu dengan Selma ?" Tanyaku yang masih penasaran. "Bagaimana dengan perusahaan ayah? Apakah semuanya baik-baik saja?" Lanjutku.

"I did. Perusahaan ayahmu bagus. Daddy masih punya orang dalam dan berperan penting. Sejauh ini Selma belum tahu bahwa itu adalaha bawahan Daddy" jelas Lucifer.

Ia menarik celanaku hingga terjatuh kelantai. Lalu dia mulai menyeringai.

Aku yang mendapati tatapan seperti itu balik menatap tajam Lucifer.

"Apa Daddymu dan Kim ada disini?" Tanyaku cepat menghentikan tangan Lucifer yang akan membuka kaitan bra ku.

Lucifer menganggung "Mereka disini, sebentar lagi akan sarapan. Kau ingin bergabung?" Tanya Lucifer kemudian.

Aku berpikir, aku akan mengucapkan terima kasih kepada mereka. Lalu aku mengangguk dan membuka kaitan bra ku. "Baiklah, ayo kita mandi dengan cepat" ucapku bersemangat dan terjun kedalam pelukan Lucifer.

Lucifer menangkapku dan tersenyum.

Ia memasukanku kedalam bathtub yang telah diberi busa. Lalu ia masuk dan duduk di belakangku. Aku mengambil Sponge untuk menggosok badan saat aku rasakan sesuatu yang keras berada di pinggulku.

"Kurasa kita takan bisa cepat menyelesaikan mandi ini" ucap Lucifer dengan suara yang serak menahan gairahnya.

Oh, no!




I'm backk.....
Gezz sorry banget aku lama updatenya...
Jangan lupa ya habis ini pada baca cerita baru aku. Awas aja gak baca *canda doang*
Thank youuu

Happy Reading

The Cold Ones Where stories live. Discover now