{Yankee}

14.8K 733 9
                                    

(Fyi itu gambarannya Aunt Selma yes, dia cocok menurutku karna keliatan banget antagonisnya)

Rachel menyetop taksi yang berada di hadapannya dan pergi meninggalkan airport. Ia memutuskan untuk pergi ke Coffee shop sebentar.

Dering telfon berbunyi. Rachel mengambil handphonenya dan melihat nama yang tertera.

Aunt Selma is Calling...

"Hallo, ada ap-" tak menyelesaikan ucapannya. Nada di sebrang sana terdengar panik.

"Hallo... hallo Rachel... hey, i need some help. Ada orang yang ingin menyita rumah ini. Dia... mereka bilang ingin menyitanya jika tidak dapat tanda tangan dari kita berdua" ucap aunty Selma dengan nada yang sangat gawat.

Rachel panik. Ia menyuruh supir taksi untuk mengantarnya kembali pulang. "Wait aunty, i'll be there. Just tell them to wait" Rachel mematikan sambungan telfonnya. Ia memasukan kembali hpnya.

Gugup menghampirinya, ia menunggu sambil menggigit kuku-kuku jemarinya.

"Sir, please faster" ucapnya. Sang supir taksi menaikan kecepatan.

Rachel sampai di depan rumah, dari dalam taksi ia bisa melihat banyak bodyguard yang menjaga rumah itu.

Para bodyguard berperawakan seram, berbadan kekar, wajahnya datar, dan mengenakan pakaian serba hitam.

Rachel memberikan uang kepada supir taksi lalu melangkah keluar.

Ia disambut oleh pelukan aunty Selma yang sedang menangis. 

"Oh dear i'm sorry." Ucapnya sembari menangis.

Rachel memeluk aunty Selma dan menenangkannya.

"Bagus, kau datang. Sekarang cepat tanda tangan disini" tunjuk sang pria berbadan kekar pada sebuah kertas kosong.

"Berapa? Berapa banyak hutang yang dimilikinya? Aku akan membayarnya" ucap Rachel. Ya dia masih punya tabungan hasil kerjanya. Mungkin itu cukup untuk membayar hutang-hutang.

"Kau sangat sombong, kau tidak akan bisa membayarnya. Satu-satunya yang bisa hanya rumah ini. Jadi tolong tanda tangan disini sebelum aku dan kawan-kawanku memakai kekerasan" ucap pria tersebut.

Rachel melihat kearah aunty Selma yang menangis, dia mengangguk seakan memberikan persetujuan.

"But aunty, kita tidak punya apa-apa lagi selain rumah ini. Daddy bilang Rumah ini jangan diberikan pada siapapun" ucap Rachel.

Pengacara ayahnya berkata ini satu-satunya warisan Gerarld untuknya. Meskipun sebenarnya Rachel tidak yakin, tetapi dia tetap mematuhinya.

"Hey it's okay. Kau bilang kau masih punya uang? Kita bisa menggunakannya untuk menyewa tempat" ucap aunt Selma dengan senyumnya.

Rachel merasa ada yang ganjil disini.

"Baiklah. Dimana aku harus tanda tangan?" Tanya Rachel pada pria yang membawa berkas-berkas.

"Disini" tunjuknya pada ujung selembar kertas kosong.

"Kertas ini kosong, aku tidak akan tanda tangan sebelum isinya jelas" Jelas saja, Rachel tidak akan tertipu dengan trik itu.

"Tanda tangan sekarang atau dia mati?" Ujar seorang pria di belakang Rachel.

Pria tersebut menodongkan pistol kearah aunt Selma.

Dan Rachel bisa melihat bagaimana aunt Selma berkata 'tolong aku'.

Dengan cepat Rachel mengambil kertas kosong itu dan menandatanganinnya, persetan dengan itu.

The Cold Ones Where stories live. Discover now