[3] Perasaan Aneh

2.6K 1.5K 1.3K
                                    

Cinta itu memang tak terlihat, namun tak bisakah kau merasakan kehadirannya?

Matahari pelan-pelan mulai beranjak dari tempat peristirahatannya. Sorot teriknya menyeruak cepat melalui celah-celah jendela yang dibiarkan terbuka begitu saja. Meski hangat teriknya mulai menembus pori-pori kulit juga memaksa matanya untuk segera dibuka. Namun, rasa kantuk si pemilik kamar masih berkuasa penuh mengambil alih kesadarannya. Dalam balutan selimut yang membuatnya tampak seperti kepompong, semua kenyamanan itu tiba-tiba lesap dengan kedatangan seorang wanita yang telah rapi dengan seragam SMA milik Giya yang beruntung melekat begitu pas di badannya.

"SURYA BANGUUUN!" jerit Shely melengking dengan oktaf tertingginya. "Surya udah jam setengah tujuh nih, kalau kita telat gimana?" teriaknya lagi, memukul-mukul tubuh Surya dengan bantal tanpa ampun.

"Apa sih nih, ganggu orang tidur aja," geram Surya, matanya belum juga terbuka. Heran ia, Ibunya saja tak pernah sebrutal ini membangunkannya.

Shely berkacak pinggang, mendelik sebal tak pernah menemukan manusia sesantai ini sebelumnya. "Ya ampun, belum bangun juga. Banguun ... banguun." Kali ini ia mengguncang lengan Surya keras-keras.

Surya mengacak-acak rambutnya frustrasi. "Iya iya, aku bangun sekarang." Pelan-pelan ia bergeser menuju tepi ranjang untuk mengumpulkan seluruh kesadarannya yang belum sepenuhnya menyatu.

"Lah, malah sempat bengong lagi. Sana buruan mandi!" desak Shely sekuat tenaga mendorong punggung kokoh Surya agar segera beranjak dari kasur empuknya.

Mau tak mau, Surya mengalah. Begitu malas ia berdiri dan menguap tepat di hadapan Shely. "Hooaaahhh." Seringai jailnya muncul begitu saja, melihat Shely yang buru-buru menutup hidungnya rapat-rapat.

"Jorok amat sih jadi orang. Cepat sana mandi! Jangan lupa sikat gigi bersih-bersih biar tuh mulut enggak bau lagi. Terus inget yah, mandinya enggak usah lama-lama. Telat nih kita entar," omelnya sungguh-sungguh, namun hanya ditanggapi candaan oleh Surya, yang terus saja pura-pura mengangguk patuh padahal sama sekali tak acuh pada apa yang didengarnya.

"Tersentuh aku dikasih siraman rohani pagi-pagi gini. Cewek aneh perhatian juga yah ternyata," gemas Surya mengacak-acak puncak kepala Shely santai, sementara Shely mendadak bergeming di tempat menatap kepergian Surya.

Shely cemas pada degup jantungnya yang tiba-tiba serasa tak biasa-biasa saja. Sentuhan hangat yang ditinggalkan Surya pada puncak kepalanya, rupanya tak hanya berhenti di sana. Perasaan hangat itu menjalar cepat membuat wajahnya memanas, juga hatinya yang kini ikut menghangat, hanya dengan satu sentuhan di puncak kepala itu.

Aku kenapa nih? Jangan bilang kalau aku suka sama dia. Ya ampun, jangan, jangan. Malu-maluin aja deh kalau itu sampe kejadian. Batinnya, berusaha keras melupakan kejadian tadi. Namun tak dapat dipungkiri pula, kejadian tadi secara ganjil telah mampu menghadirkan perasaan asing dalam dirinya, yang serasa menganggu tapi juga menyenangkan di saat yang sama.

***

Shely menyantap sarapannya gelisah begitu melirik jam tangannya yang menunjukkan sepuluh menit lagi pukul tujuh. Ia mengembuskan napas pasrah melahap habis sarapannya. Udah enggak ada harapan lagi. Aku pasti bakalan telat. Tepat setelah itu, orang yang ditunggu-tunggu akhirnya menampakkan diri juga.

"Yuk, Shel!" Surya keluar juga dari kamarnya, lengkap dengan seragam rapi yang membuat auranya kian tampak lebih dari biasa. Shely yang tadinya cepat-cepat ingin bergegas mendadak bergeming seketika, mengerjap-ngerjap pelan larut begitu saja dalam pikat pesona itu. Perhatiannya menggantung sepenuhnya menatap Surya lamat-lamat tanpa ia sendiri sadari.

"Kenapa liat-liatin aku kayak gitu?"

Spontan Shely menampar pipinya, yang seketika mengembalikan kesadarannya. "Aku enggak liatin kamu kok. Orang aku lagi ngelamun tadi." Tak ingin terlihat salah tingkah, cepat-cepat ia meneguk segelas air yang sialnya malah membuat ia tersedak seketika. Ia terbatuk-batuk keras, merasa miris dalam hati. Ia malah tampak lebih bodoh dari sebelumnya.

Knowing You [Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang