Prolog

57.6K 2.5K 100
                                        

Udara Indonesia menyambut Ashraf dengan kehangatan familier yang nyaris terlupakan—campuran aroma tanah basah, rempah, dan hujan yang baru saja reda. Sudah puluhan tahun sejak ia menginjakkan kaki di tanah kelahirannya ini, tepatnya setelah kepergian ayahnya yang memilukan. Kenangan itu masih samar, terbungkus kabut duka, mendorongnya pergi dan tak pernah menoleh kembali. Ia memilih membangun dunianya di negeri seberang, dalam labirin angka dan riset yang dingin, jauh dari emosi yang pernah menghancurkannya.

Namun, tawaran sebagai dosen tamu di salah satu universitas terkemuka di Indonesia datang entah dari mana, seolah sebuah panggilan takdir. Ia menerimanya, bukan karena kerinduan, melainkan karena ambisi. Ini adalah tantangan baru, sebuah babak yang sempurna dalam karir cemerlangnya. Ia tak pernah menyangka, di antara hiruk pikuk mahasiswa dan tumpukan buku, takdir akan mempermainkannya dengan cara yang paling tidak ia duga.

Sebuah senyum. Sebuah tawa yang renyah. Sebuah nama yang terukir di daftar absensi, Annasya Syafa Nafeeza. Gadis itu, dengan tatapan polos dan semangat hidup yang membara, memancarkan aura familier yang membingungkan hatinya. Seolah ia pernah mengenalnya, di suatu masa yang telah lama terkubur. Seperti kepingan puzzle yang entah bagaimana berhasil menemukan pasangannya.

Dunia Ashraf yang teratur dan penuh logika mulai goyah. Ia adalah seorang dosen, dengan etika dan batasan profesional yang tak boleh dilanggar. Dan Anna... adalah mahasiswinya. Sebuah jurang terbentang di antara profesi mereka, kesenjangan yang seharusnya tak bisa dijembatani oleh perasaan apa pun. Namun, setiap kali mata mereka bertemu, setiap kali Anna tersenyum padanya, rasanya jurang itu semakin menyempit, memudar menjadi jembatan tak terlihat yang menariknya mendekat.

Sebuah kekaguman tak berarti. Namun, semakin Ashraf mencoba mengabaikannya, semakin dalam Anna menancapkan akarnya di sudut hatinya yang paling beku. Setiap interaksi, bahkan setiap pandangan curi-curi, mengubah definisi 'profesional' dalam kamus Ashraf.
Ia tahu ini salah. Ia tahu ini terlarang. Tapi, hati, berbeda dengan logika, tak pernah bisa diatur. Dan saat ia mulai mengakui gejolak itu, takdir mempermainkannya dengan cara yang jauh lebih kejam.

Takdir belum selesai bermain. Di tengah kebingungan hatinya, sosok lain muncul dari masa lalu yang terlupakan. Azzam. Sahabat kecilnya, yang dulu kerap bermain bersama di lorong kompleks, kini menjelma menjadi seorang perwira militer yang tangguh dan penuh wibawa. Sebuah reuni tak terduga mempertemukan Ashraf dengan Azzam, sahabat masa kecilnya yang kini berwibawa dalam seragam militer. Dan Azzam... adalah kakak dari Anna. Pertemuan itu, yang seharusnya menghangatkan, justru membawa serta sebuah fakta yang akan mengikat Ashraf lebih erat dengan Anna, sekaligus mengancam semua yang telah ia bangun.

Tembok yang selama ini ia bangun, kini bukan hanya menghadapi keretakan karena perasaan, tetapi juga ancaman dari insting seorang abang yang protektif. Dunia yang Ashraf kira sempurna, kini di ambang kekacauan. Ia tak lagi menghadapi sekadar mahasiswi, tetapi gadis yang terikat pada dua sisi hatinya yang saling bertabrakan, cinta yang terlarang, dan persahabatan yang tak ternilai.
Dan ini hanyalah permulaan.

Prolog ini adalah awal dari sebuah kisah tentang kepulangan, takdir, dan cinta yang tumbuh di antara batas-batas yang seharusnya tak terlintasi. Ashraf kembali, bukan hanya ke tanah airnya, melainkan juga ke masa lalunya, dan menuju sebuah perasaan yang akan mengubah segalanya.

 Ashraf kembali, bukan hanya ke tanah airnya, melainkan juga ke masa lalunya, dan menuju sebuah perasaan yang akan mengubah segalanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[ Alden Richard as Muhammad Ashraf Rifa'i]

DOSEN KILLER [NEW VERSION RE-UPLOAD]Where stories live. Discover now