Chapter 2 - MENYENANGKAN

Start from the beginning
                                    

Aku sangat kaget hingga tak bisa berkata apa-apa. Ingin rasanya meminta tanda tangannya, berteriak, memeluk, hingga menciumnya. Tapi nyaliku menciut, melihat seorang member Group Kpop yang kuidolakan ada di depan mataku sekarang.

"Annyeonghaseyo. Gwenchana?" Tanya V BTS.

"Ah. Joesonghamnida. Saya hanya lewat tadi." Jawabku dengan bahasa yang formal dan memberi tanda hormatku dengan menunduk.

"Waah, kau adalah gadis yang sangat sopan yang pernah aku temui. Beberapa fansku yang masih dibawah umur bahkan memanggilku tidak dengan embel-embel Oppa. Siapa namamu?" Ucapnya. Seketika aku merasakan pipiku memerah mendengar ucapannya itu.

"Namaku Park Eun Ra. Apa aku boleh meminta tanda tanganmu, Oppa? Aku merupakan salah satu ARMY." Jawabku. Dengan gugup aku memberikan handphone ku untuk ditanda tangani olehnya. Namun sayang, aku lupa. Aku tidak membawa alat tulis untuk dipakai menandatangani. Nasib sial menghampiriku.

"Ah. Oppa aku lupa membawa pulpen." Kataku dengan wajah yang hampir menangis.

"Sayang sekali, aku juga tidak membawa pulpen. Baiklah karena kamu adalah salah satu ARMY yang sangat sopan kepadaku. Aku akan mengajakmu ke dorm. Kebetulan kami sedang latihan untuk tour kami berikutnya. Otte?" Jawabnya. Aku benar-benar kaget dia berbicara banmal kepadaku. Ini adalah kesempatanku untuk bertemu Joen Jungkook. Belum masuk dorm saja hatiku sudah berdegup kencang begini.

"Ne, Oppa." Jawabku

"Siapa yang paling kau suka di BTS?" Tanya V. Suara V di lagu Blood, Sweat and Tears saja sudah sexy apalagi bicara empat mata begini. Hahaha. Sambil berjalan menuju dorm aku pun berpura-pura berpikir siapa, padahal aku cuma punya satu jawaban, Joen Jungkook.

"Aku sangat menyukai Jungkook Oppa. Tapi aku juga menyukai member yang lain." Jawabku yang mungkin sedikit menyakiti hatinya lantaran aku tidak mengidolakannya. Ah bicara apasih aku ini, mana mungkin seorang V BTS sakit hati gara-gara tidak disukai gadis biasa sepertiku. Tak sengaja aku memberi reaksi dengan menepuk mulutku.

"Ya! Kenapa kau menepuk mulutmu? Kau tidak salah menyukai Jungkook. Aku tidak akan memaksamu untuk mengidolakanku. Hahaha. Ada-ada saja kau ini." Ucapnya sambil mengacak rambutku.

"Ah. Joesonghamnida." Jawabku meminta maaf.

"Ya! Tak usah meminta maaf lagipula kau tidak salah. Apa kau mau aku dekatkan dengan si golden maknae itu?"Tanya V sambil meledekku.

"Oppa, jangan meledekku. Nanti wajahku menjadi seperti kepiting rebus di depannya." Jawabku dengan sedikit merengek seperti seorang anak kecil yang tidak diberikan permen oleh kakaknya.

"Ne. Uri chinhage jinaeyo." Kata V. Wah, siapa tak terkejut. Gadis biasa sepertiku, bertemu V, diberikan akses masuk dorm untuk melihat mereka berlatih dan sekarang berteman? Aku sangat yakin. Di kehidupanku sebelumnya aku pasti menyelamatkan negara ini dari penjajah asing. Daebak. Tak usah ditanya bagaimana perasaanku sekarang. Sebagai seorang fangirl bahkan fanboy sekali pun tahu bagaimana perasaanku sekarang.

"Jinjja?" Tanyaku tak percaya.

"Ne. Wae?" Tanya V seakan tidak ingin mendengar aku menolak permintaannya itu.

"Tidak apa-apa." Kataku yang sudah tak bisa berkata apa-apa lagi. Kakiku bergetar hebat. Ya benar aku sedang gugup sekarang.

"Nah sudah sampai. Sini kuperkenalkan kau ke member." Ucap V sambil menarik tanganku untuk masuk ke ruang latihan mereka.

"Yeorobun. Kenalkan ini Park Eun Ra, temanku. Dia salah satu fans kita, ARMY." Kata V sambil berteriak ke member yang lain.

"Annyeonghaseyo. Jeoneun Park Eun Raimnida. Mannaseo Bangapseumnida yeorobun. Kamsahamnida." Ucapku sopan dengan aksen bahasa Indonesia yang masih melekat.

BLOOD, SWEAT, AND TEARWhere stories live. Discover now