Kepala Rachel pening, apa yang harus dia lakukan? Untuk apa kode itu, dia lupa bertanya.

Tetapi dia harus mencoba, Rachel menekan nomor yang terdapat pada secarik kertas yang menempel di ponsel tersebut.

Dering pertama tidak diangkat, dering kedua masih sama. Dan dering ketiga muncul lah suara yang sangat-sangat dirindukannya.

•••

Saat ini Albert, Lucifer, Dava, Charles, Laurent dan sekumpul detektif sedang berkumpul di ruang kerja Albert.

Mereka semua sibuk mencari informasi tentang keberadaan Rachel dengan menyewa detektif.

Suara dering handphone berbunyi. Dering yang berada pada meja kerja Albert. Albert mengabaikannya dan ia tetapi fokus duduk disamping detektif yang sedang fokus melihat monitor.

Lucifer yang geram mendengar suara itu langsung berjalan kearah meja dan melihat ID Caller yang tertera

Just pick up...

What kind of people that use name 'Just pick up' ?

Lucifer mengangkat dan menyapa orang di sebrang sana "Halo?" Tanyannya ragu.

Tak kunjung ada jawaban Lucifer dengan segera mematikannya.

Lucifer kembali fokus kepada layar laptopnya, mencari keberadaan Selma ataupun Rachel melalui Face Scanner yang biasa digunakan FBI atau CIA untuk menemukan orang.

Suara ponsel Albert kembali berdering, membuat Lucifer semakin geram. Ia mengangkat dan setengah berteriak "Jika anda tidak memiliki kepentingan bisa anda tol..." tak selesai berkata, seluruh tubuh Lucifer menegang.

"Halo, Lucifer..." sapa Rachel di sebrang telfon dengan nada takut.

Lucifer dengan segera mengecek ID Caller dan kembali menyematkan ponsel pada telinganya.

"Rachel? Apa itu kau?" Tanya Lucifer tak percaya dan membuat seluruh mata yang berada disana menoleh pada Lucifer.

Tanpa pikir panjang Lucifer mendekati Charles "Bisa kau melacak dimana letak yang menelfon kesini?" Dengan cepat Charles mengangguk dan bekerja dengan laptopnya.

"It's me Lu, Rachel" jawab Rachel.

"God. Apa kau baik-baik saja? Dimana kau sekarang?" Tak bisa menyembunyikan rasa paniknya membuat Lucifer terlihat frustasi.

Albert yang melihatnya menatap Lucifer penuh tanda tanya.

"I'm fine Lu. Bisa aku berbicara dengan Albert?" Tanya Rachel to the point. Dia tidak memiliki banyak waktu.

Lucifer langsung memberikan ponsel tersebut ke Albert. "Ini aku, apa kau baik-baik saja ? Dimana kau ?" Tanya Albert tak kalah paniknya.

"I'm fine Mr Albert. Can i ask you something?"

Albert menatap Lucifer aneh, "Sure, ada apa? "

"Aku ingin tau tentang kode brankas di Venice. Apa isinya?"

Seketika Albert menegang, seluruh pasang mata disana bisa melihat perubahan pada Albert.

Lucifer yang tak bisa menyimpan rasa paniknya bertanya "Ada apa?"

Dengan Spontan Albert berkata "Geo"

"Kau bersamanya?" Tanya Albert pada Rachel untuk memastikan.

"Ya, dan tolong jawab apa isi brangkas itu" tanya Rachel dengan tajam. She really doesn't have much time.

"Rahasia. Brangkas itu berisi seluruh rahasia buruknya Geo. Seluruh Rahasia tentang Morningstar Company dan dia menginginkannya" jelas Albert yang kehilangam fokusnya.

"Rahasia buruk Mr Geo?"

"Ya, aku dan dia. Kita memiliki masing-masing kode untuk membukanya. Dan aku yakin dia menginginkan milikku untuk membuka brangkas itu dan mengambil file-file tentang dia. Agar aku tidak bisa menjatuhkan dia." Sejenak Albert berhenti.

"Dia mengkhianatiku, membuat perusahaanku jatuh karna investasinya. Dan aku yakin, dia mengambil uang yang katanya ia investasikan dan itu tidak hanya perusahaanku. Dan file itu, jika itu tersebar FBI dan CIA akan menempatkannya pada buronan nomer 1 " lanjut Albert

"Ya, he want yours. Kalau begitu, aku tidak akan memberi tahunya. Tidak masalah, dia tidak akan mendapatkan kode apapun dariku." Suara Rachel terdengar menyakitkan bagi Albert.

Seperti suara yang sudah menyerah ditengah perang.

"Rachel, apa yang kau maksud?" Albert khawatir akan perkataan Rachel.

Charles yang sedari tadi berkutat dengan laptopnya tidak menemukan apapun "Nihil, itu telfon satu arah dan aku tidak bisa melacaknya. Dia memakai enkripsi yang sangat susah di tembus. Jenis ponsel milik NORAD."

Lucifer dengan frustasinya membanting laptop yang berada di hadapannya. Ia berteriak.

"Apakah Lucifer baik-baik saja?" Albert bertanya dalam hati, mengapa Rachel lebih mengkhawatirkan Lucifer daripada dirinya sendiri.

"Rachel apa yang dilakukan Geo? Dia tidak menyakitimu bukan?" Albert tidak menghiraukan pertanyaan Rachel.

"He do nothing. It's okay Mr Albert. I gotta go and i hope i'll see you again..."

Sambungan terputus membuat Albert berteriak gusar.

"Wait for me, Geo" desisnya.



Whoa...
Chapter ini panjang lagi...
Akhirnya ide berpihak padaku hehehe, thank you yang udah support...

Happy Reading

The Cold Ones Where stories live. Discover now