Home Sick

5.4K 298 19
                                    

Ruangan besar dengan dinding bewarna putih itu cukup sunyi dengan tak banyaknya suara yang tercipta. Di ruangan itu terdapat sebuah tempat tidur yang ditakuti oleh kebanyakan orang. Disampingnya terdapat juga sebuah layar monitor berukuran sedang yang biasanya digunakan paramedis untuk memantau tekanan darah juga detak jantung pasiennya.

Hiruk pikuk disalah satu rumah sakit di Seoul itu terasa semakin ramai saat ada beberapa orang berbaju putih tengah mendorong sebuah tempat tidur beroda dengan seorang wanita yang baru saja sampai di RS tersebut. Wanita itu terus-terusan memegang perut besarnya sambil merintih kesakitan.

Seorang pria terlihat terkejut setelah ia menerima sebuah telfon ditengah-tengah rapat yang sedang ia pimpin. Tanpa pikir panjang pria tersebut langsung membubarkan para karyawannya dan segera berlari ke lantai satu gedung perkantorannya untuk kemudian mengemudikan mobil sedan hitamnya menuju RS.

"Gila!! Aku pikir minggu depan. Kenapa malah sekarang.?!" pekik pria itu sambil sibuk memperhatikan jalan di depannya. Ia semakin menginjak gasnya karena ingin segera sampai ditujuan.

Ruang operasi yang tadinya sunyi kini ramai dengan suara jeritan seorang wanita yang sedang berusaha melahirkan bayi yang sudah ia kandung selama kurang lebih sembilan bulan.

"Sedikit lagi. Ayo nyonya Jung." ucap sang Dokter saat melihat kepala bayi yang sudah mulai menampakkan diri.

Wanita itu semakin berteriak sekeras mungkin dengan mengerahkan seluruh tenaganya yang tersisa. Sesaat kemudian wanita itu tersenyum kecil, merasa lega dan bersyukur ketika mendengar suara tangis dari bayi yang selama ini ia kandung.

"Selamat Nyonya Jung. Bayi anda perempuan." ucap sang Dokter dengan senyum cantiknya.

Seorang pria dengan pakaian kantornya yang lengkap terlihat berlari memasuki RS Seoul. Setelah mendapat informasi dari resepsionist pria tersebut langsung berlari menuju ruangan yang berada disalah satu sudut RS itu.

"Ibu, Ayah!!" pekik Pria itu saat melihat seorang wanita dan pria paruh baya yang sedang berdiri didepan ruang operasi.

"Amber!" sahut wanita paruh baya itu sambil merentangkan tangan untuk meluk mantunya.

"Bagaimana keadaannya?" ucap Amber risau.

"Sudah satu jam dia masuk ruangan itu, semoga baik-baik saja. Dari mana saja kau? Kenapa baru datang?" sahut Ayah mertua Amber. Jung Yunho.

"Maaf Ayah, tadi aku sedang ada rapat. Begitu dapat telfon dari Ibu aku langsung berlari kemari."

"Sudahlah, kita berdoa saja agar Ibu dan Bayi selamat." ucap Kim Jaejoong, Ibu mertua Amber.

Setelah menunggu beberapa saat Amber dan kedua mertuanya melihat seorang pria bermasker keluar dari ruangan itu. Ketiganya dengan serentak menanyakan keadaan orang yang sedang mereka tunggu.

"Bagaimana?" pekik Yunho lagi karena pria itu hanya diam sambil tersenyum.

"Cucu pertama Ayah perempuan." ucap Pria itu dengan mata yang mulai berair.

Ketiga orang yang sedari tadi merasa khawatir itu kini mulai bisa benafas dengan lega.

"Terima kasih Donghae." lirih Yunho sambil memeluk anak mantunya itu.

"Jangan berterima kasih padaku Ayah. Jessica yang sudah melakukan banyak hal." ucap Donghae membalas pelukan Yunho. Sementara Amber tersenyum bahagia bersama Ibu mertuanya.

Amber terus memandang Donghae yang sedang tersenyum kepada sang Anak yang masih ada di dalam ruang bayi. Karena merasa risih dan aneh akhirnya Donghae pun angkat suara.

"Hei! Berhenti melihatku seperti itu." lirih Donghae tanpa mengalihkan pendangannya dari sang Anak.

"Hyung, sebahagia itukah dirimu?"

Stand By YouWhere stories live. Discover now