4

20.8K 1.6K 29
                                    

"Shit!" Aku mendesis ketika kopi panas menyengat luka di bibirku. Luka dari gadis latin sial semalam. Luka dari gadis yang muncul lalu pergi seenaknya.

Gadis tolol yang seharusnya tidak kulihat semalam. Gadis itu mungkin lesbian atau apa. Kalau normal, mana mungkin dia menolakku?

Aku tidak menyombong. Tanya saja pada semua perempuan yang ada di New York. Siapa yang tidak menginginkanku? Aku memiliki semua mimpi perempuan Amerika.

Kau lihat gedung termegah di New York? Rockwood Buildings. Sebuah gedung yang menggenggam perekonomian dunia. Kalau buku ekonomimu mengatakan perekonomian dunia berada di Wall Street atau White House, bisa kau bakar buku itu sekarang. Kalau bukan karena gedung ini, Rusia sudah sejak lama menjatuhkan nuklirnya di kota New York. Semua itu milikku.

"Selamat pagi, Mister Rockwood." Seorang gadis mengedipkan mata ketika keluar dari elevator. Aku berpaling untuk melihat pantat mungilnya yang menggemaskan. Hanya melihat.

Jangan bodoh! Aku tidak bernafsu secantik apapun dia. Ayahku mengajarkan untuk tidak bercinta di tempat kerja.

"Jangan kencing di tempatmu makan!"

Quote itu yang membuat pekerja di gedung ini masuk dalam daftar perempuan yang tidak ingin kutiduri. Tentu saja, selain teman-teman Venus. Tenang saja. Jumlah perempuan banyak sekali. Aku bisa terus berganti perempuan seumur hidup tanpa menyentuh perempuan yang sama dua kali.

"Holy," sapaku ceria. Perempuan itu tidak tersenyum sama sekali. Wajahnya sedingin patung batu.

"Masing hangover? Kau terlambat satu jam, Adam." Tangannya dilipat ke depan dada dengan penuh emosi.

Nah, kalau ada perempuan di luar klan Rockwood yang bisa mengaturku adalah Holy Blanks ini, perempuan kulit hitam yang sangat cantik. Sekretarisku. Ketangguhannya untuk berkerja bersama laki-laki luar biasa. Tentu saja aku sudah membuang ketertarikanku padanya. Holy adalah perempuan yang langka. Akan sulit mencari sekretaris yang bisa melakukan setengah saja pekerjaannya. Jangan sampai seks membuatku kehilangan dirinya.

"Better," ucapku jujur.

"Aspirin?"

"Done." Kujulurkan gelas kopi panas kepadanya.

"Penicillin?"

"Done. Ya, Tuhan, Holy! Mana mungkin aku melupakannya."

Aku tidak akan pernah lupa dengan antibiotik itu. Dokterku sudah mewanti-wanti. Aku memang selalu memakai kondom, tapi siapa yang tahu parasit apa yang dibawa perempuan-perempuan itu.

Holy bergeming. "Koran?" Ia menyodorkan koran dengan headline yang membuatku mengangkat alis.

"Pesta liar di Rockwood mansion, Di tangan penggila pesta inikah masa depan Rockwood berada?" Aku tertawa setelah membacanya keras-keras. Judul itu lengkap dengan foto telanjangku dengan beberapa perempuan

"Aku tidak mengerti." Aku berhenti berjalan. Holy berpaling kepadaku dengan ke dua tangan di pinggang.

"Apa yang tidak kau mengerti, Adam?" Suaranya tertahan.

"Kenapa mereka menyensor tubuhku."

Holy membelalakkan mata. Wajahnya benar-benar keras. Bibirnya berkerut marah. Ekspresi yang membuatku tergelak.

"Apa mereka takut fotoku membuat perempuan-perempuan histeris?"

"Adam! Apakah pernah kau berpikir berita ini akan menimbulkan sentimen negatif?" desis Holy dengan nada yang penuh kebencian.

A Perfect Hollow (Complete)Where stories live. Discover now