1

37.7K 2K 128
                                    

           

Apakah kau merasakannya?

Angin dingin bulan desember yang mematikan.

Bukan. Bukan dari pinggir trotoar tempat orang biasa berjalan kaki dengan santai dalam mantel tebal mereka. Kau tidak akan mendapatkanku di situ. Coba kau naikan pandanganmu sekitar beberapa ratus meter dari trotoar itu. Ya, di puncak Rockwood Tower yang diagungkan penduduk New York, tempatku berdiri sekarang.

Memang bukan pilihan yang bijak berdiri di tembok balkon penthouse seperti sekarang. Mengingat aku ingin mati, jadi inilah yang kulakukan. Bertelanjang dada, berdiri di balkon terbuka gedung pencakar langit, berharap tidak punya jantung seperti Tony Stark.

Kaki telanjangku sudah keram karena terlalu lama berdiri di pijakan yang sempit. Terdengar suara gedoran pintu. Terkejut. Kaki kiriku terpeleset pijakannya.

Sial!

Jika semula aku ragu untuk melompat, sekarang aku ketakutan sekali. Aku takut jatuh.

Terdengar gedoran lagi. Keras, mantap dan berulang-ulang.

Aku berdiri dengan nafas terengah. Tetap di tempatku memutuskan untuk ingin mati. Telapak tanganku berkeringat, kakiku kebas.

Sekarang terdengar suara mesin las. Mereka, siapapun di luar sana, sedang berusaha menjebol pintuku.

Sungguh, berani taruhan, kupastikan yang ada di balik pendobrakan pintu itu adalah Venus Black, Kakakku. Perempuan keras kepala yang akan selalu mewujudkan keinginannya. Perempuan yang bisa jadi penjahat perang sekelas Hittler kalau dia mau.

Kalau dia tidak bisa mendobrak pintu itu, dia akan memanggil Avengers untuk meruntuhkan gedung ini. Pasti!

Alarm berteriak nyaring. Suara mesin las makin terdengar keras. Aku berpaling dan melihat cahaya mesin las menambah suramnya lampu alarm yang berkedip merah.

Mungkin kau bertanya-tanya tinggal di penthouse macam apa aku ini.

Ultra-modern. Ini kata yang tepat untuk mendeskripsikannya. Setiap detailnya adalah hasil karya jenius arsitek dan engineer yang jauh melampaui apa yang bisa kau pikirkan. Hunian yang bisa membuatmu berpikir sedang berada di dalam seting film Star Trek. Perabotan futuristik, gadget canggih, hingga warna keperakan logam yang sangat kusukai.

Kau lihat pintuku? Kau pikir kenapa mereka sampai harus membawa mesin las untuk menjebolnya? Pintu itu terbuat dari besi berlapis. Pelat-pelat logam yang dibentuk dengan sangat halus. Aku menyukainya. Sekarang, mereka berusaha menghancurkannya.

Mataku sudah terasa perih. Nafasku sesak.

Baiklah. Aku memang banyak mengeluh. Memangnya kenapa? Kau tidak tahu bagaimana rasanya berdiri di sini.

Pintuku akhirnya terbuka dengan suara yang keras. Mereka berhasil menjebolnya.

"ADAM MARCUS ROCKWOOD!!!"

Hanya dua orang di dunia ini yang pernah meneriakkan nama lengkapku seperti itu. Pertama ibuku ketika aku pulang ke rumah dalam keadaan babak belur setelah berkelahi dengan James Oliver ketika SMU. Kedua, jelas kakakku, Venus, kapanpun dia mau.

"Ya, Tuhan! Apa yang kau lakukan?!"

Aku berpaling kepadanya.

Venus, Abe dan Neptune berdiri berdekatan. Beberapa polisi membereskan perlengkapan, mematikan alarm, dan berbicara dengan radio. Aku bisa melihat mereka semua sekaligus dari balik jendela kaca besar.

"Adam, apa yang kau lakukan?" Venus mengulangi kalimatnya dengan suara yang lebih pelan.

Neptune mengeluarkan ponsel.

A Perfect Hollow (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang