Para bodyguard itu tersenyum puas dan pergi meninggalkan rumahnya. Aunt Selma masih menangis "maafkan aku, maafkan aku Rachel"

"Sstt... it's okay aunt. It's okay. Kita bisa lewati ini" ucap Rachel menenangkan aunty Selma, meskipun dalam hatinya Rachel tidak terlalu yakin.

Aunty selma pernah berkata dia memiliki hutang, hanya saja Rachel tidak tau hutangnya akan sebanyak itu hingga harus menjamin rumahnya.

•••

"Rachel. Berapa banyak tabunganmu? Boleh aunty meminjamnya?" Tanya Selma yang duduk dihadapan Rachel saat ini.

Sejak datangnya bodyguard kemarin Rachel hanya berdiam dirumah untuk berjaga.

"Untuk apa?" Jawab Rachel yang sedang membaca majalah.

"Membeli stok bunga dan baju, mungkin" jawab Selma enteng.

Rachel hanya memiliki sedikit uang cash, dan atm sangat jauh dari rumahnya. Tetapi dia masih memiliki kartu kredit.

Rachel akhirnya memberikan Selma kartu kredit, karna kartu itu memiliki limit. Dan semua uang di debitnya itu tidak akan dia pakai selagi tidak ada keperluan penting.

"Jangan terlalu boros aunty, kita sedang dalam masalah" ujar Rachel sembari masuk kedalam kamarnya.

Selma datang malam hari, dengan banyaknya tas-tas belanjaan. Rachel yang melihatnya terlonjak kaget.

"Aunty, apa-apaan semua ini?" Kesal Rachel sembari menunjuk semua tas-tas belanjaan itu.

Selma hanya tersenyum "Sayang, ini hanya sedikit. Aku tidak bisa membeli sepatu karna kartu ini limit" eluh Selma.

"Limit? Aunty kartu itu limit $5000. Dan kau tau artinya? Kau menghabiskan uang terlalu banyak. Untuk apa ini semua? Kita sedang dalam masalah financial dan kau menghambur-hamburkannya?" Nada Rachel meninggi satu oktaf.

Dia tidak habis pikir dengan auntynya. Mereka sedang dalam masalah dan auntynya dengan mudahnya membuang-buang uangnya begitu saja.

Selma berenggut sedih, dia seakan ingin menangis "Maafkan aunty dear..." hanya itu yang terucap dari bibirnya.

Rachel mencoba tenang. Okay, dia akan memaafkannya sekali ini. Rachel mengatur nafasnya dan tersenyum paksa.

Selma tersenyum dan langsung mengambil barang-barangnya masuk ke kamarnya.

•••

Rachel memasuki rumahnya selepas ia menjaga toko bunga. Aunty Selma belum menyuruhnya untuk tutup tetapi banyak stock bunga yang habis jadi Rachel memutuskan untuk menutup toko dan pulang.

Langkahnya terhenti ketika mendengar suara lelaki yang berasal dari ruang tamu.

"Tapi ini terlalu beresiko. Bagaimana jika ia mengetahuinnya?" Ucap seorang lelaki dengan nada khawatir.

"Tenang. Anak itu tidak akan tau. Queensie akan menjadi milikku setelah itu aku akan menendangnya keluar" jawab suara perempuan yang diyakinin Rachel adalah aunty Selma.

"Kau yakin?" Tanya sang pria.

"Ya tentu saja, tak ada yang memberi tahunya. Dan kita harus menjauhkan dia dengan Albertgralds" ujar Selma.

'Apa ini? Queensie? Sepertinya nama itu tidak asing' batin Rachel.

"Baiklah aku akan menyiapk-" ucapan pria tersebut terpotong karna melihat Rachel berjalan melaluinya dan tersenyum.

Rachel masuk kedalam kamarnya untuk mandi, dan setelah ini ia akan menelfon Dava, sahabatnya. Pasti sibuk berjalan-jalan hingga tidak menelfon Rachel.

Rachel keluar dari kamar mandi mengenakan piyamanya. Ia mengambil telfonnya dan merebahkan diri di kasur.

Telfonnya berbunyi, Dava. Mungkin Dava juga mempunyai ikatan yang kuat dengan Rachel sehingga tau jika Rachel akan menelfonnya.

"Hei, you okay?" Tanya Dava disebrang terdengar panik.

"Hei, relax.. i'm good. Ada apa? Bagaimana liburanmu?" Jawab Rachel sembari tersenyum. Ah dia merindukan sahabatnya.

"We need to talk, now" perintah Dava yang tak menjawab pertanyaan Rachel.

"Wait, kau bukannya di Venice? Mengapa cepat?" Tanya Rachel heran.

'Ada apa? Nada Dava terdengar panik"

"Okay, dimana?" Lanjut Rachel sembari bangun dan mengganti bajunya.

"Coffee shop dengan Univ."

"I'm on my way," telfon diputus.

Rachel mengambil tas kecilnya dan membuka pintu.

Pintunya terkunci, dan kuncinya tidak ada didalam. Shit.

Rachel mencari nama Dava dan menelfonnya "Dav, gue kekunci. Dan kuncinya gak ada di dalem. Udah teriak kayaknya aunt Selma sudah tidur"

"Shit, dia udah mulai. I'll be there" telfon terputus.

The Cold Ones Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang