Chapter 17

1.6K 110 18
                                    


"See?" Lista tersenyum puas, "Lo terlalu naif, Raina!"

Raina kalah telak kali ini. Kata-kata Lista memang ada benarnya juga, dia bodoh tidak mempertanyakan terelebih dahulu seperti apa perasaan Kevin kepadanya. Lantas, apa yang akan terjadi selanjutnya jika Kevin memang mencintai Lista?

Menghela nafas panjang, ia mengangkat kepalanya yang sudah lama tertunduk. Menatap mata seseorang yang pernah ia anggap sahabat di depannya ini membuat setan dalam dirinya merajalela.

"Kalo gue naif, Mau apa lo? Hah?!" Matanya menatap tajam kearah Lista, "Kenapa? Ngarep banget lo kalo gue kalah debat sama lo?" lanjutnya lagi.

Lista hanya diam, tak tau harus berkata apa untuk membalas perkataan Raina.

"Kenapa lo diem anjing?!"

Ingin sekali dia mencekik cewek bar-bar di depannya ini, tapi untunglah akal sehat si devill masih bekerja.

Raina memutar jengah bola matanya dan tak sengaja melihat Kevin berdiri tak jauh dari tempatnya.

"Kevin?"

Lista yang mendengar nama Kevin keluar dari mulut Raina akhirnya mengikuti arah pandang Raina. Senyum tampak di bibir Lista ketika melihat Kevin berdiri tak jauh dari tempatnya. Ia berlari kearah Kevin tanpa memperdulikan tatapan tajam Raina. Ia menggandeng tangan cowok itu posesif lantas membawanya kedepan Raina.

"Liat Raina! Kevin nggak nolak sama sekali gue perlakuin kayak gini!" desisnya tersenyum miring. Ia semakin mengeratkan gandengannya dan tak lupa mengaitkan jemarinya dengan jemari Kevin.

"Liat kan? Kevin cintanya sama gue!"

Raina terdiam, ia menatap Kevin dengan tatapan memohon dan butuh penjelasan. Ia benar-benar berharap Kevin membantah perkataan Lista.

"Kevin.." Lirihnya.

Kevin menghela nafas berat seiring dengan bibirnya yang menipis.

"Kevin.. gue mohon, bilang kalo semua yang dikatakan Lista itu nggak bener." Pintanya.

Kevin terdiam.

Melihat Kevin yang tak merespon Raina, Lista tersenyum puas, "Jangan buang-buang waktu buat ngelakuin hal yang nggak bermanfaat Raina. Percuma lo minta penjelasan dari Kevin, dia bakalan tetep bilang kalo perasaannya cuma buat gue!"

Raina tak menghiraukan ucapan Lista. Ia masih menatap Kevin penuh permohonan, dengan sikap Lista yang seperti ini sudah cukup baginya untuk membuktikan bahwa bukan Kevin yang memiliki benih di kandungan Lista.

"Vin.. gue butuh penjelasan Vin. Gue percaya sama lo Vin, Pliss jelasin semuanya. Gue tau lo sayang sama gue, gue percaya kalo bukan lo yang hamilin Lista, Vin. Pliss, bilang ke gue kalo yang diucapkan sama Lista itu semuanya bohong." Ujarnya lirih.

Lagi-lagi Kevin menghela nafas berat. Ia menggeleng, "Maaf, Rain."

Deg!

Hanya dua kata namun mampu memporak porandakan hatinya. Lututnya lemas, ia tersenyum seiring tetes demi tetes air matanya terjatuh dari tempat persembunyiannya.

"Maaf?" ualangnya dengan suara bergetar, "Lo bilang maaf?"

Plakkkk!

Satu tamparan mendarat di pipi Lista. "Ngapain lo nampar gue anjing!"

Raina hanya tersenyum sinis, masih dengan genangan air di pelupuk matanya. "Ups, kepeleset."

"Siala-"

"Cukup Lista!" potong Kevin menahan tubuh Lista yang baru saja hendak menerjang Raina.

"Mau ngapain lo? Biarin aja Lista nyerang gue!" pungkas Raina emosi.

Heart (If You Know) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang