Part 7

353 71 6
                                        

Minho merebahkan tubuhnya di ranjang putih itu.

"Bagaimana operasinya?" tanya Jinhwan.

"Lancar.." jawabnya.

Pecahan keramik dari vas bunga yang jatuh itu tak sengaja mengenai kaki Minho. Aku dan Jinhwan segera membawanya ke rumah sakit dan membiarkan dokter mencabut serpihan-serpihan keramik dari kakinya.

Kini kakinya dibalut dengan perban putih. Wajahnya tersenyum ke arah kami seolah menunjukkan bahwa ia baik-baik saja. Namun kami tahu, ia menyembunyikan rasa sakit dibalik senyumannya.

Tiba-tiba datang sesosok laki-laki dari luar pintu ruangan rumah sakit.

"Minhooo!!!" jerit sosok itu. "Astaga.. ada apa denganmu?"

"Ji-jiwon.."

"Ah, aku memberitahu keadaanmu di grup kelas." ucapku.

"Ya, aku segera datang kemari setelah mengetahuinya.." lanjut Jiwon.

Minho tersenyum. Kini senyumnya terlihat tulus. "Terimakasih" ucapnya.

Kami ikut tersenyum bersamanya.

"Sepertinya kau tidak akan masuk kelas untuk sementara waktu." ucap Jinhwan.

"Ahh ya.. tolong beritahu pak Yang.."

"Aku sudah memberi tahunya.. tenang saja." ucapku.

Kami berbincang-bincang di ruangan kecil itu.

Aku menatap Minho terus-menerus. Tak kusangka aku baru saja menyelamatkannya dari vas bunga tadi. Itu bisa saja sebuah kutukan. Bahkan sepertinya Minho pun menyadari hal tersebut, namun bersikap biasa-biasa saja. Beruntung aku telah menyelamatkannya dari kutukan itu.

Waktu berlalu begitu cepat. Garis jingga mulai muncul melintang di langit sana. Kicauan burung-burung yang hendak pulang kembali ke tempat tinggalnya terdengar sangat menyakitkan di kedua telinga. Kami memutuskan untuk pulang.

"Jiwon, aku dan Junhoe akan pulang, kau ikut tidak?" ajak Jinhwan.

Jiwon menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku akan di sini sebentar lagi."

"Hmm.. kalau begitu kami duluan ya, Minho."

Minho membalas dengan sebuah senyuman dan lambaian tangan.

Aku dan Jinhwan keluar dari ruangan itu dan melangkah menuju lift untuk turun. Kami berada tepat di depan lift. Tiba-tiba pintu lift itu terbuka. terlihat 3 sosok laki-laki di baliknya.

Kang Seungyoon, Kim Jinwoo, Lee Seunghoon. Mereka merupakan teman dekat Song Minho.

Kami saling membalas senyuman masing-masing, sebelum akhirnya mereka melangkah melewati kami dan melesat pergi menuju ruangan Minho. Aku dan Jinhwan segera masuk ke dalam lift.

Pintu lift kembali tertutup. Seketika suasana hening. Aku melihat Kim Jinhwan di sampingku. Suasana ini... Aku pernah merasakannya.

"Hei, kau ingat lift ini tempat kita bertemu pertama kali?" tanyaku.

"Ahh.. saat kau dirawat di rumah sakit ini?" Jinhwan segera menyadari apa yang kumaksud.

"Ya" aku mengenang kembali masa-masa itu. "Waktu itu, kenapa kau pergi ke lantai paling bawah?"

"Kudengar mayat Nam Jinhwan dibakar di sana. Jadi aku membawa bunga untuknya." jawabnya.

"Kenapa kau melakukan itu?" tanyaku lagi.

Jinhwan terdiam sejenak. "Aku hanya penasaran."

"Hmm.."

Tak lama pintu lift terbuka. Kami melangkah keluar dari lift dan keluar rumah sakit.

Class 3-3Where stories live. Discover now