"JANGAN MENGADU!" Mereka terkejut ketika suara serakku terdengar lantang.

Neptune, kakak tertuaku, mengangkat ponsel sampai sejajar dengan wajahnya. "Aku hanya ingin mengambil gambarmu, adikku. Siapa tahu ini posemu yang terakhir." Wajahnya berkilat bahagia.

Venus meninju perut Neptune. Tentu saja, Neptune tidak peduli. Dia terus menyorotkan kamera ponselnya padaku dengan wajahnya yang ceria seolah ini adalah pertunjukan.

"Ayolah, Adam! Kalau kau memang ingin lompat, lompat saja!" Abe terkekeh di sebelah Venus.

Venus meraih kerah jas Abe dan mendesiskan kata-kata yang tidak bisa kudengar. Yang jelas, setelahnya, Abe dan Neptune tergelak bersamaan.

"Kau tidak lihat kalau adik kecilmu itu lucu sekali?" Abe menunjukku dengan santai. "Kalau dia memang mau bunuh diri, kenapa dia masih ada di sini sampai kita datang? Telanjang dada? berdiri di balkon? Dia pikir dirinya Edward Cullen?"

Venus mengacungkan telunjuk di depan wajah suaminya.

Neptune memutar mata. "Edward Cullen lagi? Ayolah!"

"Kami sudah memanggil tim negosiasi, mam." Seorang polisi berseragam melapor kepada Venus.

"Astaga! Jangan kau buat malu dirimu sendiri, Adam. Cepat melompat. Kau ingin dibujuk? Kau pikir apa? Man On Ledge? Ayolah, man!" Neptune dan Abe sama-sama terbahak.

"DIAM KALIAN!!!"

Gelegar suara Venus membuat regu kepolisian mematung dengan wajah syok.

Kalau aku bukan anggota keluarga Rockwood yang sudah tiga puluh tahun bersamanya, mungkin aku juga akan bereaksi sama.

"Kau pikir dia kenapa, hah?! Dia akan bunuh diri. Dia sudah bosan hidup. Dia putus asa." Suara Venus gemetar. Dia ketakutan.

"Ya, Tuhan! Venus, kalau dia memang benar-benar ingin mati, dia sudah melakukannya sebelum kita datang. Yang sekarang kita lakukan seharusnya adalah memunguti remahan tubuhnya di atas aspal. Adam bukan ingin mati. Adam kecil sedang menunggu diselamatkan. Dia ingin dibujuk oleh polisi cantik berdada besar. Hei, kalian mendengarku? Cari polisi dengan tipe seperti itu kalau kalian mau menyelamatkan generasi terakhir Rockwood," teriak Abe kepada beberapa polisi yang ada di dekatnya. Polisi-polisi itu tidak bisa menahan senyum. "Astaga! Dhaniel! Dia harus tahu ini."

Neptune tergelak. Dia tidak bisa lagi menahan tawa mendengar ucapan Abe. Venus makin meradang.

Nah, apa kau pikir aku masih punya keinginan untuk mati?

Ketika usahaku untuk mengekspresikan keputusasaan malah ditertawakan oleh saudara yang seharusnya mendukungku?

Semua orang di ruangan ini, kecuali Venus, sedang menertawakanku. Mereka membuatku merasa seperti anak kecil. Anak kecil penuntut yang menghentak-hentakan kaki dan mengancam tidak mau makan agar keinginannya dituruti.

Anak-anak venus sering melakukannya. Isabelle, yang berusia lima tahun dan sangat penuntut. Kau tahu apa yang dilakukan Venus agar Isabelle menyerah? Dia mengatakan dengan wajah sedih yang dibuat-buat, "lakukan apa yang ingin kau lakukan. Aku juga akan tetap pada pendirianku karena aku mencintaimu."

Trik itu selalu berhasil mendamaikan Isabelle.

Tapi dia tidak melakukannya kepadaku. Memang, Isabelle belum pernah mengancam untuk lompat dari atas gedung setinggi ratusan meter.

Berkali-kali aku mengumpati mereka.

Berbalik untuk mengakui kepada mereka kalau aku memang pengecut akan membuatku terlihat semakin parah. Tapi terjun ke trotoar bisa jauh lebih buruk.

A Perfect Hollow (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang