PART FIVE - Chapter 25

27 1 0
                                    

Repost: 29 Agustus 2021

Seminggu setelah acara reuni SMA Ken, hubunganku dengan Ken tidak terjadi perubahan. Sikap Ken dan aku tidak berubah atau menjauh satu sama lain setelah perkataan Ken itu. Semakin hari mungkin aku semakin mengerti dan menyadari bagaimana perasaanku kepada Ken. Bahkan kadang tanpa sengaja aku mengucapkan kata-kata yang menunjukkan aku memuji Ken ketika aku sedang bersama Sherin atau Cika.

Hari ini aku tidak ada kuliah. Sebenarnya ada satu matakuliah, tapi tadi Rasya memberi tahu kalau matakuliah Pak Yadi kosong. Aku menggunakan waktu luangku hari ini untuk membereskan kamar kostku. Di temani Sherin aku membersihkan kamar tanpa mengeluh.

Hampir seharian aku berkutat dengan kamarku dan isinya. Tepat pukul 14.35 menurut jam dindingku, kami selesai membersihkan kamar. Setelah semua barang tertata rapi di tempatnya, aku langsung mengambil handuk dan mandi. Sepuluh menit aku berada di kamar mandi, aku mendengar suara Sherin memanggil-manggil.

Sherin mengatakan kalau handphoneku terus saja berbunyi. Aku segera menyelesaikan acara membersihkan diriku alias mandi. Begitu aku selesai mandi, aku langsung masuk kamar dan mengambil handphoneku. Sekitar empat misscall tertera di layar dan semua dari Fedi.

Aku menelpon Fedi menanyakan, kenapa dia menelponku sampai empat kali. Setelah telepon sudah tersambung aku langsung bertanya pada Fedi, tapi cukup lama aku menunggu jawaban Fedi.

" Gini Cha, tadi kan gue, Ken sama anak-anak yang lain abis latihan wall climbing. Nah kayaknya Ken lagi nggak fit terus tadi dia nggak seimbang gitu dan jatuh. Sempet kepentok wall kata dia tapi dia udah nggak papa cuma lemes."jelas Fedi dari sebrang telpon.

" Terus kenapa nggak kamu suruh dia pulang aja?"tanyaku sedikit ada rasa khawatir terdengar dari suaraku.

" Nah itu, gue nggak bisa anter dia pulang, kalo dia pulang sendiri gue takutnya malah kenapa-napa. Dia sekarang lagi istirahat di basecamp. Lo bisa jemput dia nggak Cha sekarang?"

" Ya udah deh, gue berangkat sekarang. Basecamp-nya di sebelah mana?"

" Nanti dari parkiran lo jalan aja ke arah wall, nah nanti sebelum lo nyampe di wall di sebelah kanan ada deretan ruangan. Nah di pintunya ada tulisannya kok, basecamp pecinta alam."

Aku segera berganti baju setelah selesai menelpon Fedi. Aku segera melaju ke kampus Ken. Entah khawatir atau apa, aku bersikap dengan sedikit terburu-buru.

######

Setelah sampai di parkiran kampus Ken, aku segera mematikan mesin dan turun. Aku berjalan mengikuti petunjuk dari Fedi tadi di telpon. Deretan ruangan sebelum lapangan dan dinding wall climbing terlihat sepi. Hanya dua tiga orang yang bergerombol di sekitar ruangan-ruangan itu.

Aku mencari dan membaca setiap tulisan yang di tempel di pintu-pintu ruangan itu. Tertera tulisan 'BASECAMP PECINTA ALAM' di bagian atas pintu berwarna coklat. Aku mengetuk pintu dan memutar knop pintu.

Bukan perasaan khawatir yang bertambah ketika aku melihat Ken dan Fedi tapi perasaan bingung dan kaget. Tidak terlihat ada luka di tubuh Ken. Dia hanya terlihat seperti orang baru saja bangun dari tidur bukan lemas karena sakit.

" Katanya lo nggak bisa nganter Ken, kenapa lo ada di sini Fed?"tanyaku curiga.

" Em, biar Ken yang jelasin, gue cabut dulu ya."kata Fedi kemudian pergi sambil melambaikan tangannya.

" Heh Fed, lo yang harus ngejelasin!"seru Ken pada Fedi yang sudah kabur entah kemana.

Aku hanya diam menatap Ken di depanku yang sedang menggaruk kepalanya yang sepertinya tidak benar-benar gatal. Tatapanku pada Ken berharap mendapat jawaban dari Ken.

Sixth SenseWhere stories live. Discover now