PART THREE - Chapter 13

22 1 0
                                    

Republish : Nov 15, 2020

Selamat menikmati hari Minggu guys! Hope you like it, happy reading, pal!

Sampai di rumah sakit, Ken langsung dibawa ke ruang UGD. Aku, Kayla dan oma menunggu diluar ruangan. Bunda, Kak Dimas dan Cika sudah ada di rumah sakit. Orang tua Kayla datang bersama polisi. Polisi meminta aku dan Kayla untuk diperiksa dan menjadi saksi. Setelah serangkaian panjang dan beberapa pertanyaan yang diajukan pada aku dan Kayla, aku kembali ke ruang UGD. Polisi juga akan memeriksa Ken setelah dia siuman nanti.

Kayla dan orang tuanya pulang, sedangkan oma masih duduk bersama bunda dan Cika di ruang tunggu di depan UGD. Aku berdiri melihat ke halaman parkir rumah sakit. Ulasan kejadian hari ini masih memenuhi benakku. Tiba-tiba bahuku ditepuk oleh entah siapa yang sekarang ada di belakangku.

" Dek, kenapa sih nggak bilang masalah kayak gini sama aku?"tanya Kak Dimas.

Mataku kembali basah. " Ken yang minta aku untuk nggak ngelibatin lebih banyak lagi orang untuk ngadepin Lexa."

" Aku udah bilang soal Lexa bilang sama kakak, dan kamu juga pernah janji untuk nggak berhubungan dengan semua yang ada sangkut pautnya dengan Lexa."

" Kayla juga sama kayak aku, selain karena aku mau bantu karena kita sama, aku dan Ken udah terlanjur masuk dalam masalah ini kak. Secara nggak langsung kita udah bikin Kayla disekap sama Lexa. Aku nggak bayangin kalo sampai kayak gini urusannya sama Lexa. Kak, Ken nggak akan kenapa-kenapa kan?"tanyaku dengan pipi basah oleh air mata.

Kak Dimas tersenyum. " Ken nggak akan kenapa-kenapa, dia bakal baik-baik aja. Dan kamu harus janji sama kakak untuk nggak berurusan dengan Lexa lagi dan kamu harus selalu cerita sama Kak Dimas."

Aku mengangguk kemudian tersenyum pada Kak Dimas dan memeluknya meluapkan semua emosiku hari ini. Sedih, marah, senang, kecewa, takut dan semua perasaan yang sekarang aku rasain aku luapkan lewat tangis dalam pelukan Kak Dimas.

Setelah operasi selesai, Ken di pindahkan keruang VIP. Aku memilih menemani Oma Ishabella di rumah sakit menjaga Ken. Cika juga menawarkan untuk menemani dan menghiburku. Bunda dan Kak Dimas pulang untuk istirahat dan besok pagi baru ke sini lagi. Orang tua Ken yang berada di Jogja sudah diberitahu oleh oma. Mereka baru akan sampai Bandung besok sore.

Setelah mengantar bunda dan Kak Dimas ke mobil bersama Cika, aku membeli minuman di swalayan 24 jam di samping kantin rumah sakit untuk aku, Cika dan oma. Saat kembali ke kamar dimana Ken menginap, oma sedang mengusap kening Ken. Aku mengurungkan niat untuk masuk dan duduk di bangku di depan kamar.

Cika berusaha menghiburku. Ceramah panjang keluar dari mulutnya. Mendengar ceramahnya aku malah menjadi tertawa melihat Cika yang sok dewasa menasihatiku. Aku menghapus air mataku dan menghilangkan wajah sedih agar oma juga tidak sedih.

Saat aku masuk oma baru saja keluar dari kamar mandi. Aku, Cika dan oma berbincang mencari topik yang bisa dibicarakan. Aku menjadi teringat bagaimana bisa oma sampai di villa bersama dengan polisi. Karena penasaran, aku langsung menanyakannya pada oma. Dengan tersenyum oma hanya menjawab dengan singkat bagaimana beliau bisa sampai di villa Lexa.

" Siapa lagi kalo bukan Sherin."kata Oma Ishabella membuatku kaget.

Dia gadis kecil yang pintar, baik dan pemberani. Aku hanya bisa tersenyum sendiri mendengar Sherinlah yang memberitahu oma dimana aku dan Ken. Aku sama sekali tidak mengira Sherin menjadi penolongku lagi, tepatnya sekarang penolong aku, Ken dan Kayla.

######

Seminggu lamanya Ken menginap di rumah sakit. Selama Ken di rumah sakit aku cukup sering menjenguknya. Papa mama Ken dan kedua adiknya juga selalu menemani Ken di rumah sakit. Kadang ketika Aku dan Cika di rumah sakit kedua orang tua Ken pulang untuk beristirahat. Ketika oma yang menginap menjaga Ken, aku dan Cika selalu menemani beliau.

Sixth SenseWhere stories live. Discover now