PART FIVE - Chapter 24

18 1 2
                                    

Hi, malem guys! Ketemu lagi sama Chaca dan Ken yak.. Semoga suka chapter kali ini. :)


Sabtu pagi menjelang siang Cika memintaku untuk menemaninya mencari baju. Cika langsung menjemputku di rumah kost ketika aku mengiyakan permintaannya. Cika sepertinya sedang senang. Terlihat dari wajah dan auranya yang cerah.

Aku sempat menanyakan sebab keceriaan Cika hari ini, tapi dia tidak mau memberi tahuku. Aku coba menanyakan tentang apa yang aku pikirkan tadi malam di kamar pada Cika. Sambil bernyanyi mengikuti lagu yang dilantunkan radio, Cika mendengarkan curhatanku.

Setelah mendengar ceritaku panjang lebar, Cika langsung bertanya padaku to the point.

" Jawab jujur deh, pernah nggak kamu cemburu lihat Ken sama cewek gitu?"tanya Cika seperti polisi yang sedang menginterograsi.

" Emm, kalo itu bener aku cemburu sih pernah aku cemburu sama Ken. Waktu itu teman sekaligus mantan Ken yang namanya Siska lagi ngerjain tugas di rumah kost, kalo nggak salah kamu juga ada deh. Nah waktu itu aku ngerasa nggak suka ngelihatnya. Itu cemburu bukan?"tanyaku balik pada Cika dengan polosnya.

" Cacha, kalo kamu ngerasa nggak suka Ken terlalu dekat sama cewek lain apalagi mantannya itu namanya cemburu sayang. Cuma itu cemburunya?"

" Iya, sama waktu di Bandung dan ada Kayla. Ya sedikit merasa dicuekin. Udah ahh, ganti topik."kataku.

" Akhirnya seorang Sherena Cacha France mengaku kalo dia suka dan sayang sama Ken. Hahahaaha .."goda Cika.

Aku mencubit lengan kiri Cika. Sepertinya wajahku memerah dan rasanya jadi panas karena ejekan Cika.

" Aduh sakit tau, lagian waktu dulu aku bilang kalian deket kayak orang pacaran kamu masih bilang nggak dan belum menyadari plus mengaku."

Aku tidak menanggapi perkataan Cika tadi kemudian aku turun dari mobil ketika kami sudah berada di depan butik Tante Rasti.

######

Selesai sholat magrib aku langsung berganti baju dan bersiap-siap untuk pergi. Tak berapa lama terdengar suara pintu diketuk. Aku membuka pintu dan melihat Ken yang berdiri di depan kamarku dengan pakaian yang rapi dan semi formal. Tanpa menyadari aku mengamati Ken dari atas hingga bawah.

Aku merasa ada yang menyentuh kepalaku, tepatnya mengacak-acak rambutku. Aku mendongakkan kepala dan segera menyinggkirkan tangan Ken yang terus-terusan merusak rambutku yang sudah kusisir.

" Bisa nggak sih nggak ngacak-acak rambut orang?"tanyaku sambil merapikan kembali rambutku.

" Kalo udah selesai langsung turun ya, aku tunggu di depan."katanya sambil mengacak-acak rambutku lagi lalu pergi menuruni tangga.

Aku kembali masuk ke kamar merapikan rambutku. Ketika aku hendak mengambil tas, dompet, dan handphoneku di kasur, aku baru sadar kalau Sherin sedang duduk memainkan bonekaku. Aku menanyakan kedatangannya tapi Sherin hanya tersenyum dan menyuruhku segera menghampiri Ken.

Begitu aku keluar Ken langsung masuk ke mobil dan menyalakan mesin. Aku berjalan masuk ke mobil dan tak bersuara sampai di tempat acara. Parkirannya sudah mulai penuh ternyata, baik mobil maupun motor.

Setelah kami turun aku hanya berjalan mengikuti Ken dari belakang. Mungkin karena aku berjalan terlalu lambat membuat Ken menghampiriku dan menggandengku masuk. Baru beberapa langkah kami dari pintu masuk, sudah banyak yang mengenalin Ken. Alhasil, aku harus selalu tersenyum.

Baru aku dan Ken mau duduk, tiba-tiba seorang cewek dengan dress yang cukup bling-bling mendatangi kami. Tanpa babibu dia langsung mencium pipi kanan dan kiri Ken. Sepertinya si mbak bling-bling ini tidak menyadari kehadiranku di samping Ken.

Sixth SenseOù les histoires vivent. Découvrez maintenant