PART THREE - Chapter 11

25 1 0
                                    


Republish: 21 Juli 2020

Jangan lupa vote and comment!

--------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah kejadian kemarin bersama Ken aku memilih untuk menghindar dari Ken. Menghindar dari kontak langsung dengan dia ataupun bicara dengan dia. Tapi sayangnya aku kalah dengan Ken.

Dia dengan pintarnya meminta izin untuk mengajakku pergi pada bunda. Dan bunda sama sekali tidak melarang malah mendukung. Cika juga memilih untuk tidak ikut pergi dan memilih ikut membuat catering. Dengan malas aku melangkah masuk ke mobil Ken.

Aku sama sekali tidak mengeluarkan suara selama perjalanan menuju salah satu cafe elit yang dipilih Kayla untuk aku bertemu dengan orang tua Kayla. Cafe ini terlihat minimalis dari luar tapi setelah aku melangkah masuk, suasana cafe ini sangat nyaman dan mewah. Kesan mewah muncul dari desain, dan pernak-pernik yang ada di dalamnya juga para pengunjung yang kebanyakan berjas dan dari kalangan atas.

Aku pernah dengar kalau orang tua Kayla seorang pengusaha garment yang sukses. Kedua orang tua Kayla bisa dibilang terlalu sibuk dengan perusahaan mereka sehingga selalu meninggalkan anak sematawayangnya di rumah. Karena kesibukan mereka, hingga mereka memercayakan anaknya-Kayla- pada Lexa seseorang yang kelakuannya tidak bisa ditebak.

Jadi wajar jika sekarang aku menunggu orang tua Kayla di Cafe ini. Saat aku sedang melihat lukisan yang dipajang di dinding cafe, Kayla sudah memanggilku dan Ken untuk duduk di tempat yang sudah dipesannya. Setelah menunggu selama limabelas menit, akhirnya orang yang ditunggu datang juga.

Dilihat dari gaya berpakaian orang tua Kayla, mereka memang terlihat sibuk dan mereka serius dengan karirnya. Papa Kayla mengenakan kemeja putih dan dasi berwarna merah marun dengan ditutupi jas hitam. Sedangkan sang mama mengenakan blus senada dengan dasi papa Kayla, dengan beberapa map ditangannya. Mereka berdua juga tidak lepas dari handphone yang ada digenggaman tangannya.

Setelah berbasa-basi cukup lama, akhirnya Kayla memberanikan diri untuk memulai lebih dulu masalah yang sebenarnya akan dibicarakan. Kayla terlihat takut dan nervous. Mungkin karena dia takut apa yang dia lakukan akan sia-sia dan malah membuat dia semakin susah.

" Ma, pa Kayla pengen papa dan mama tau yang sebenarnya tentang Lexa. Mungkin mama dan papa nggak percaya dulu waktu aku cerita tentang Lexa mukul aku tapi sekarang aku bawa Cacha kesini untuk kasih tau mama dan papa siapa sebenarnya Lexa."jelas Kayla tanpa menatap mata kedua orang tuanya saat ia berbicara.

" Oke, apa yang ingin kalian bicarakan?"tanya papa Kayla.

Ken menyikutku menyuruhku menceritakan semuanya. Aku menghela napas panjang sebelum menceritakan semuanya.

" Maaf sebelumnya om, bukan maksud saya ikut campur urusan pertunangan Kayla dan Lexa. Kayla meminta saya untuk membantu dia mengatakan yang sebenarnya tentang Lexa. Saya-"belum selesai aku bicara mama Kayla sudah memotongnya.

" Bisa kan kita bicara ke pokok permasalahannya. Saya dan papa Kayla tidak punya cukup waktu untuk mendengarkan basa-basi kalian."

" Baik, yang ingin saya katakan adalah siapa Lexa. Lexa dulu saat pertama pacaran dengan saya orang yang sangat baik bisa dibilang sempurna tapi setelah hubungan kami cukup lama dan kami akan melanjutkan kuliah sikapnya berubah menjadi seseorang yang tidak saya kenal, temperamental, kasar dan seperti memiliki kepribadian ganda menurut saya. Beberapa kali saya dipukul olehnya dan saya memutuskan untuk berpisah tapi Lexa semakin gila dan hampir membunuh saya."

Sixth SenseWhere stories live. Discover now