PART THREE - Chapter 9

17 0 0
                                    

Republish: 21 Juli 2020

Maaf telat banget up for this chapter. Untuk hari ini aku bakal up dua chapter sekaligus :) Hope you like it. Jangan lupa vote and comment ya.. 

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ya, memang benar dugaan Ken dan Cika. Jadwal keberangkatan kita ke Bandung memang sama dan lebih mengejutkan lagi nomor bangku di tiket kereta kami berurutan. Alhasil, aku berangkat ke Bandung bersama kedua sahabatku dan satu lagi, Sherin juga ikut.

Ketika aku hendak pamit padanya tadi pagi setelah aku sholat subuh, Sherin terlihat sedih. Maka dari itu sekarang dia bisa ikut dan muncul nanti di Bandung bersamaku. Melewati delapan jam bersama di kereta tetap merasa lama dan membosankan. Aku yang mulai lelah memilih untuk tidur, meninggalkan sejenak Cika dan Ken juga Sherin dalam kehidupan nyata dan aku berkelana dalam negri mimpiku.

Saat aku terbangun, sudah ada sebungkus roti isi selai mocca dan sekotak susu coklat low fat. Ken menyuruhku untuk memakan roti yang tadi dia beli sebelum naik kereta. Tidak perlu ditanya, kalau Cika sudah lebih dulu melahap roti coklat yang juga dibawa Ken.

Ternyata cukup lama aku tidur, hampir dua jam setengah aku tidur. Sekarang malah Cika yang sedang tidur, setelah menghabiskan roti coklatnya. Dua jam lagi aku dan yang lainnya sampai di stasiun Bandung, tapi sepertinya kereta agak terlambat jadi baru akan sampai nanti pukul 22.20 WIB. Aku hanya menghabiskan beberapa jam dengan mengobrol dengan Ken dan Sherin.

Sekarang ini Sherin menjadi lebih berani muncul di depan Ken. Dan beberapa minggu belakangan ini Sherin lebih sering muncul di depan Ken. Tak heran jika sekarang aku lebih dicueki dengan Sherin.

Setelah delapan jam lebih yang membosankan akhirnya aku sampai juga di Bandung. Aku tidak bisa membayangkan jika aku harus pulang sendiri tanpa ada Cika ataupun Ken. Kak Dimas, kakakku yang paling ganteng karena aku cuma punya satu kakak, yang disuruh bunda untuk menjemput aku dan Cika.

" Oma kamu nggak jemput apa Ken?"tanya Cika.

" Hahaha, ya nggaklah. Oma disini cuma tinggal sama mbok Nem sama Tara, sepupuku. Dan sekarang mereka semua lagi nggak di Bandung. Tara balik ke rumahnya di Jakarta dan mbok Nem sengaja diliburkan oma soalnya aku mau ke sini."jelas Ken.

" Ya udah ikut kita aja."ajakku.

" Nggak usahlah udah malem ini, kan kalian udah mau istirahat."tolak Ken halus.

" Dan karena udah malem juga, lebih baik kamu ikut kita. Kamu nginep aja semalem dirumah baru besok kamu ke rumah oma kamu. Daripada nanti ada apa-apa dijalan, kan udah malem."saran Kak Dimas.

" Nanti malah jadi ngrepotin kak. Nggak usah nggak papa."

" Udah, ayo ikut aja."bujuk Kak Dimas sambil merangkul Ken, membawanya ke mobil.

Sampai di rumah, bunda belum tidur. Di rumah ini sebelum aku kuliah di Jogja, cuma ada aku, Kak Dimas, bunda, ayah dan kadang ada mbak yang bantuin mengurus rumah. Tapi sekarang cuma ada bunda dan Kak Dimas, soalnya ayah di pindah tugas ke Jakarta jadi cuma pas weekend aja pulang, itu aja belum pasti karena kerjaan ayah yang banyak banget. Dan si mbak kalo ke rumah dari pagi jam tujuh sampai sore jam lima karena sekarang sudah menikah.

Ken akhirnya mau menginap malam ini di rumah. Dia sudah menelpon omanya, memberi tahu kalau dia menginap di rumahku. Malam ini Ken bisa tidur di kamar tamu sedangkan Cika tidur di kamarku.

Sixth SenseWhere stories live. Discover now