22

4.5K 226 0
                                    

Terkadang Cinta, Benci & Obsesi itu beda tipis.

Daniel POV

Aku sedang berada di kamar namun yang aku lakukan hanyalah berguling ria kesana kemari.

Aku sangat bosan karena Alle sedang pergi berdua dengan Nando.

Flashback...

Setelah berpisah dengan Alle, aku memasuki kamar tamu dan tak lama muncul Nando.

Kulihat dia langsung menyilangkan kakinya untuk duduk di sebelahku.

"Niel?" Panggilnya.

Aku menoleh dan hanya mengerutkan dahi.

"Besok gue mau pergi berdua sama Alle"

"Kemana? Pasti gue ikut kan? Kan gue sahabatnya" Ucapku sambil tersenyum paksa.

"Enak aja, gak. Lo gak boleh ikut kalo mau pulang ke Jakarta bareng bareng nanti" ancamnya.

"Lo ngancam gue?"

"Kalo iya kenapa?"

"Gak apa apa si" ucapku sambil mengerucutkan bibir seperti anak kecil.

"Jijik Niel, pokonya kali ini lo jangan ikut karena gue mau ngomongin hal penting sama Alle" ucapnya serius.

"Yaudah lah tapi nanti pas pulang ke Jakarta Alle duduk bareng gue ya di belakang" ucapku.

"Tergantung jawaban dia"

"Jawaban? What th-"

"Udah jangan berisik gue mau tidur" ucapnya sambil merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya.

"Nan, bangun Nan lo harus cerita. Jangan ngambil start duluan dong" ucapku sambil menggoyangkan tubuhnya.

"Berisik"

Flashback off....

Nando sangat menyebalkan.

Drrrrttt drrrrttt drrrttt


From: Riana

Temuin gue di kafe Pelangi jam 5 sore hari ini.

Aku mengerutkan dahiku membaca pesan tersebut.

Karena waktu itu aku dan dia memang sempat bertukar nomor ponsel.

Aku langsung bersiap siap untuk pergi ke kafe tersebut.

Aku menghampiri Luna yang sedang di ruang tamu untuk meminjam sepeda motornya.

"Lun, pinjem motor dong"

"Mau kemana kak?"

"Mau ketemu orang"

"Lah kan kak Al-"

"Sstttt mau ketemu sahabat lama, pinjem ya"

"Yaudah ambil aja kuncinya di meja"

Aku hanya mengangguk dan pergi menuju meja. Terlihat sebuah kunci dengan gantungan boneka yang dulu aku kasih.

Ternyata masih di simpen gumamku.

***

Aku sampai di kafe dan melihat sekeliling ternyata dia belum sampai.

Aku berjalan menuju meja dekat jendela dan diam termenung.

Tak lama aku melihat seorang perempuan berambut sepunggung dan berjalan menghampiriku sambil tersenyum.

"Eh Niel udah lama?" Tanyany.

"Engga, gue juga baru nyampe tadi" ucapku sambil melambaikan tanganku memanggil waiters.

"Mbak, pesan vanilla latte 1 sama kentang goreng. Ana, lo mau pesen apa?" Tanyaku pada Ana.

"Eh gue orange juice aja"

"Silahkan di tunggu ya mas mbak" ucapnya sambil pergi meninggalkan kami.

"Oiya Na, kok lo ada disini?" Tanyaku heran, karena pasalnya pada waktu itu kita bertemu dia ada di klinik tempat Alle kena alergi udang dulu.

"Eh...ehm...gue lagi liburan, iya liburan" ucapnya.

Aku hanya ber-oh ria mendengarnya.

"Permisi mas mbak ini pesanannya"

"Terimakasih" ucap kami serempak.

Aku langsung meminum minumanku dan sesekali memakan kentang.

"Oiya Na, ada perlu apa nih?" Tanyaku.

"Ah iya sampe lupa, sebenernya gue lagi boring aja si dan kebetulan kemarin gue liat lo lagi jalan sama Luna" ucapnya.

"Lo tau Luna?" Tanyaku.

Ku lihat dia menepuk dahinya sambil bergumam.

"Eh Niel besok temenin gue yuk ke Mall di seberang" ajaknya.

Aku mengerutkan dahiku keheranan.

"Ngapain? Tumben. Lo kan gak suka shopping gitu". Tanyaku.

"Beli buku lah bukan shopping, yakali gue shopping hahaha" ucapnya sambil terkekeh.

"Kan kirain gitu lo udah berubah"

"Power rangers kali gue, besok ya jam 4 sore"

"Kenapa gak jam 5 aja?"

"Kesorean nanti"

"Oke"

Aku terus berbicara bersamanya hingga lupa waktu dan membahas hal hal yang tidak penting namun menyenangkan.


Saking asyiknya aku lupa bahwa ada kejanggalangan disaat Ana bilang dia melihatku jalan dengan Luna. Darimana dia tau kalau itu Luna?

****

Hay guys hehe. Maaf lama update soalnya author pusing. Sebenernya part ini udah lama mau author publish tapi tiap mau di publish ilang terus. Author jadi pusing bikin ulang lagi. Semoga suka ya.

Jangan lupa vote & comment

Salam author🐼

ALLENA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang