5

9K 394 3
                                    

Allena POV

Baru juga duduk pak Ali udah dateng aja. Pak Ali itu guru fisika yang terkenal killernya.

"Ayo kumpulkan pr nya" ucapnya yg membuat ku tegang seketika.

Mampus gue lupa kalo ada pr aku merutuki diri karena lupa.

"Le, lo gak ngumpulin?" Kata Daniel sambil membawa bukunya.

"Gue lupa ngerjain" kata ku memelas.

"Yang tidak mengerjakan silahkan berdiri di depan" titak pak Ali.

Aku bangun dan pergi ke depan kelas.

"Kenapa kamu tidak mengerjakan pr? Kan saya sudah kasih waktu cukup lama"tanya pak Ali.

"Maaf pak saya lupa" ucap ku sambil menunduk.

"Silahkan berdiri, 1 kaki di angkat dan kedua tangan memegang telinga mu"

Aku langsung melakuakan hal tersebut walau kurang menjaga keseimbangan jadinya goyang goyang terus.

Aku melihat Daniel berjalan ke depan.

"Pak saya juga tidak mengerjakan" ucap Daniel membuat ku terkejut.

Padahal tadi Daniel sudah mengerjakan.

Daniel berdiri di samping ku.

"Ko lo disini sih? Kan lo udah ngerjain" ucap ku sambil berbisik.

"Gue mana tega liat sahabat gue di hukum sendirian kan Gita lagi gak masuk" ucapnya.

Aku baru sadar ternyata Gita gak masuk sekolah.

Aku merasa ada getaran aneh dan rasanya senang mendengar jawaban dari Daniel.

Kami berdiri di depan kelas sampai kelas pak Ali selesai. Sesekali kami goyang goyang karena kurang seimbang.



Gita POV

hari ini aku tidak masuk sekolah karena seseorang memintaku menemuinya.

"Hay Git, udah lama?" Ucap orang itu.

"Eh engga ko Rey baru aja" ucapku.

Ya orang itu adalah Rey dia semalam memaksaku meminta bertemu katanya ada hal yang ingin di tanyakan.

"Langsung aja Rey" ucap ku to the point.

"Jadi dulu kenapa Alle tiba tiba mutusin gue padahal kita baru jadian?" Pertanyaan Rey membuatku diam seketika.

Aku jadi ingat Ria.

"Yaya.... mana gue tau" ucapku agak tergugup.

"Gak usah pura pura gak tau deh Git. Lo itu sahabatnya"

Mati gue ucapku dalam hati.

"Oke oke tapi lo jangan bilang Alle kalo lo tau dari gue" ucapku memelas.

"Oke"

"Lo inget Ria?"

Rey mengangguk.

"Jadi Ria itu sebenernya suka sama lo dan pas dia cerita bahwa dia suka sama lo, Alle pun cerita kalo dia baru jadian sama lo. Hal itu terjadi barengan mereka cerita barengan dan nyebutin nama lo"

"Dan karena itu Alle mutusin lo, dia gak bisa liat sahabatnya menderita di saat dia lagi bahagia" lanjutku.

Kulihat Rey diam mencerna penjelasanku.

"Tapi sejak saat itu Ria pergi entah kemana dan kita lost contact sama dia" ucapku

"Tapi kenapa Alle keliatan benci sama gue?" Tanya Rey

"Dia gak mau makin sayang sama lo Rey makanya dia nyoba buat benci sama lo"

"Tapi gue juga sayang dia bahkan sampai detik ini Git"

aku hanya menatapnya dengan perasaan iba. Mereka saling sayang namun tidak bisa bersatu.

Tiba tiba ponselku berdering.

Allena calling.....

Astaga Alle nelfon lagi. aku harus bilang apa ini.

"Ha..hallo Le"

"Lo kenapa gak masuk sekolah?"

Nah kan pasti nanya ini.

"Oh itu gue lagi kurang enak badan Le" ucap ku dan tentunya berbohong.

"Oh yaudah nanti pulang sekolah gue kerumah lo deh ya"

"eh gak usah Le"

"Lah kan lo sakit gue sebagai sahabat yang baik kan mau jengukin lo"

Mampus batinku.

"Eh gak usah kan gue cuma gak enak badan aja hehe"

"Yaudah get well soon ya"

"Oke"

'Klik'

Aku bernafas lega Alle tidak meneruskan lagi.

"Siapa?" tanya Rey.

"Alle"

"Gue bagi nomornya!"

Akhirnya aku hanya pasrah dan mulai mengetikkan nomor Alle di ponsel Rey.







Note: waduhhh gajelas ya? Maaf deh abisnya author pusing mau gimana lagi😂

Jangan lupa vote & comment

Salam author🐼

ALLENA [COMPLETED]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt