Chapter 17

672 81 9
                                    

*Jo Chika

Setelah kami selesai makan, aku segera ke atas bersama Cella dan Minhwa.

"Eoh Cella-ya.." panggil ajumma tiba-tiba saat kami sedang manaiki tangga.

"Ya ajumma? Ada apa?" tanya Cella menoleh.

"Apa kalian terpisah dengan Dojoon? Karena beberapa menit sebelum kalian tiba, dia baru saja berangkat dari sini." kata ajumma yang membuatku langsung melompat turun ke bawah.

"Jinjjayo ajumma??" kataku sambil memegang tangan ajumma.

"E-eoh.. kau mambuatku kaget Chika-ya." kata ajumma sambil menepuk kepalaku sambil tersenyum.

"Ajumma saranghae!!" kataku sambil memeluk ajumma kegirangan.

"Kalau begitu setelah mandi kita akan langsung berangkat!" kataku berbalik dan menatap para namja yang masih juga belum selesai makan.

"Ehh?? Kiha hidak ihirahat dulu??" kata Binnie tidak jelas dengan mulutnya yang penuh dengan ayam.

"Ya! Ngunyah dulu baru ngomong." kataku menatap Binnie kesal.

"Baiklah, kalau begitu kalian mandilah lebih dulu, kami masih lapar hehe~." kata Dawon oppa.

Setelah selesai mandi, aku menggunakan pakaian yang ajumma pemillik restoran berikan padaku. Kurasa ini milik anaknya karena pakaian ini terlihat sangat feminim.

Awalnya aku dan Cella ingin membayar semua makanan dan pakaian serta sudah mengijinkan kami untuk mandi di rumahnya tetapi ajumma itu berkeras menolak uang kami.

Aku sangat bersyukur karena Cella dan hyung mengenal ajumma yang sangat baik ini. Aku juga berterimakasih sekali pada ajumma ini karena ia sangat baik dan ramah terhadap kami walau ia tidak begitu mengenal kami.

"Ya! Apa yang sedang kau pikirkan?" suara Binnie mengagetkanku saat aku sedang duduk diam di sofa yang berada di lantai 2.

Aku menatapnya dan teringat semua perilakunya pada Minhwa tadi.

"Haahh... menyebalkan!" gerutuku menggunakan bahasa indonesia.

Kemudian Binnie duduk di sampingku. Disini hanya ada kami berdua, yang lainnya ada yang sedang mandi dan ada juga yang sedang keluar mencari barang serta ada juga yang sedang membantu ajumma membereskan meja dan dapur dibawah.

Aku menatap Binnie dalam, ia membalas tatapanku dengan bingung.

"Ada apa? Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Binnie.

"Kau tau, rasanya sangat sakit saat melihatmu bersama Minhwa, bodoh!" kataku kesal.

Binnie tiba-tiba menatapku kesal lalu mencubit pipi kiriku dengan tangan kanannya.

"Ya!! Gunakanlah bahasa korea! Aku tidak mengerti apa yang kau katakan dengan bahasamu itu." kata Binnie.

"Ya!! Apeoo!!" aku memukul-mukul tangannya. "Lepaskan aku!"

"Siapa suruh kau menggunakan bahasa yang tidak bisa kumengerti." kata Binnie sambil melepaskan cubitannya.

Aku mengelus-elus pipiku yang barusan di cubit Binnie. "Uhh.. sakit."

"Chika, kenapa pipi kirimu merah?" tanya Eunwoo hyung yang baru saja keluar dari kamar mandi, rambutnya masih basah.

"astaga!!! Ganteng banget!!!" gumamku dalam hati sambil tercengang menatap Eunwoo hyung.

"Chika-ya? Hellooo?? Apa kau masih disana?" tanya Eunwoo hyung sambil melambai-lambaikan tangannya di depanku.

"Aku masih disini kok." kataku masih menatap Eunwoo hyung. Aku seperti tersihir olehnya.

Z Apocalypse [completed]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum