T W E N T Y T W O

Mulai dari awal
                                    

"Lo tahu kan perjanjian kita kayak gimana? Jangan bilang kita sahabatan, tapi bilang kita itu sepupuan! Inget nggak! Awas lo kalau sampe lupa!" Rama mengangguk, "iyee, bawel banget dah. Duh, masih lama apa? Panas banget disini. Ckck." Gerutu Rama sambil mengipas-ngipaskan buku di hadapan wajahnya.

"Gue pengen cepet-cepet pulang, tidur pake AC. Udah nggak sanggup, sumpah!" Ucapnya dengan mata terpejam.

"Hai, gue liat kayaknya kalian akrab banget? Pacaran ya?" Gue menatap bingung cewek yang dengan beraninya ngomong frontal kayak gitu ke gue dan Rama. "Enggak," gue menggeleng singkat, "dia ini sepupu gue. Kenapa?"

Si cewek ini tersenyum kecil, lalu mengulurkan tangannya kearah gue. Yaiyalah, si Rama kan malah molor! "Gue Nina, anak HI." Oohh, gue tersenyum.

"Marissa, anak kedokteran." Nina berdecak kagum, "lo anak kedokteran? Wow, Mamih gue juga sebenernya pengennya gue jadi dokter. Tapi gue lebih suka Hubungan Internasional. Ngomong-ngomong, fakultas kedokteran apa?"

"FKG." Jawab gue singkat.

"Kayaknya sepupu lo ngantuk banget ya, emang sih gue juga bawaannya ngantuk terus. Capek banget, disini juga panas banget. Serasa dipanggang, haha." Gue ikutan ketawa.

"Kalau gue liat-liat, lo kayaknya ada sesuatu gitu ya sama sepupu gue? Love at first meet?"

Nina menggeleng-gelengkan kepalanya, "haha! Nggak lah, gue udah punya pacar. Cowok gue masuk di STPI, yah gue sebenernya nggak bisa ldran gitu tapi mau gimana? Dari pertama kali gue liat kalian, kayaknya kalian asik gitu terus baik juga kayaknya dan gue suka ngeliat lo tadi marah-marah ke cowok itu, lucu banget. Gue kira kalian pacaran."

STPI? VITOOOO!

Emang sih, tadi gue sempet marah-marah ke Rama soalnya tadi dia jailin gue gitu, pokoknya gue sebel banget hari ini sama dia! Hffttt, kalau bukan karena tumpangan gratis dan dia merangkap sebagai sahabat gue, udah gue tampol kali.

"Wah, sama dong. Cowok gue juga disana, ih bisa samaan gitu ya?" Gue tersenyum sumringah, Nina juga. "Oh ya? Kayaknya emang gue ditakdirkan buat jadi temen lo selama ada disini deh, haha."

"Boleh, boleh, boleh banget! Lagipula gue cuman kenal sama sepupu gue disini."

"Gue boleh minta id line lo nggak?" Gue mengangguk lalu memberikan id line gue dan langsung di add sama Nina, "udah gue addback ya."

"Gue dari Surabaya, nggak terlalu jauh lah darisini." Gue mengangguk, "gue dari Bandung." Lanjut gue.

"Gue bawa makanan, makan bareng yuk." Nina membuka kotak bekalnya yang isinya roti panggang dengan selai coklat dan kacang. Selai kacang!!! "Ambil aja, Sa."

Gue mengambil satu roti yang berisi selai kacang, "panggil gue Ica aja, soalnya temen-temen gue pada manggilnya Ica."

"Iya, iya, sip."

"Ram! Bangun, elah! Lo mau nggak nih makanan?" Rama mengucek-ngucek ke-2 matanya, lalu menguap. "Gue ngantuk, serius. Pulang yukkk?"

"Belom waktunya pulang, Ram. Bangun dulu, gece! Gue punya temen baru nih, mau kenalan nggak?"

Emang bener-bener! Giliran masalah cewek aja dia langsung bangun, tadi aja dia kayaknya nggak bisa tuh yang namanya buka kelopak matanya. Ckck, "h-hai. Rama, siapa namamu cantik?"

Gue menatap Rama bingung, Nina tersenyum manis. "Nina, oh lo Rama? Daritadi lo terus jadi bahan gosip cewek-cewek disini. Emangnya lo model atau apa gitu?"

Gue tergelak, "model dari hongkong!" Cibir gue. Tapi gerakan Nina yang memberikan majalah kehadapan gue membuat gue terdiam, kenapa ada foto Rama di cover majalah ini? Gue menganga, lalu menatap Rama dan majalah ini secara bergantian. Serius? Jadi, beneran Rama itu model? Demi apa sih? Gue nggak yakin ah, ini mah cuman mirip doang kali.

We Belong TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang