T W E N T Y T W O

1.5K 158 15
                                    

Gue melirik kearah jam tangan gue yang menunjukkan waktu pukul 06.15! Mampus, 15 menit lagi MOS bakalan dimulai. Ramaaaa!!! Awas ya lo! Kalau gue sampe telat gara-gara lo, abis lo! Gue chat daritadi nggak dibales, dia kesiangan apa lupa kalau hari ini MOS hari pertama? Anjir ya, Rama! 5 menit lagi lo nggak dateng, abis lo sama gue!!!

"Cepetan naik, udah telat nih." Gue menatap Rama jengkel. Lalu masuk kedalam mobil. "Lo tahu nggak ini jam berapa! Gila, lo kemana aja!"

"Gue tadi sarapan dulu,"

Sarapan lama banget ya, sist. "Sarapan lo ngunyah batu apa besi?! Bener-bener lo ya, kalau lo tadi masih lama bisa abis kita kena hukuman! Untung aja jaraknya deket, kalau jauh gimana! Hari pertama, Ram! Hari pertama! Gue nggak mau kayak di ftv, ftv, yang nanti gue malah dijadiin bahan bullyan kakak senior kalau telat! Mau lo kayak gitu!"

"Gapapa, biar terkenal." Jawabnya santai.

Najis, terkenal apanya! Yang ada hidup gue bakalan nggak tenang selama MOS berlangsung, gila ya nih anak! Otaknya kelupaan dibawa kali makanya jadi kayak gini. Ya ampun, sabar, Marissa.. Hidup bersama Rama belum ada apa-apanya, masih ada sekitar.. Pendidikan dokter kan lumayan lama tuh, tapi pasti yang lulus duluan itu Rama, alhamdulillah.. Paling gue bersama Rama cuman 4 tahun sampai dia lulus jadi sarjana. Pffttt. 4 tahun bukan waktu yang sebentar ya, teman-teman. Ini, belum ada sehari kelakuan dia udah buat gue emosi, gimana kedepannya coba? Ckck.

"Adohhh! Please deh ya, Rama! Rambut lo nggak akan acak-acakan kali, kan naik mobil! Kecuali lo naik motor terus pake helm, nah baru deh lo boleh rapihin rambut lo. Gece atau gue tinggal?!"

Rama mendengus, "sabar dong, gue kan harus keliatan ganteng sama rapih." Gue menarik napas panjang, sabar.. Kalau bukan karena tumpangan gratis, daritadi udah gue tinggal kali!

"Eh, eh, itu kan cowok yang ada di majalah yang tempo hari lo baca kan?"

Gue memperhatikan kerumunan cewek-cewek yang memakai seragam sama kayak gue sedang berbisik-bisik dan pandangannya terfokus kearah gue—eh bukan deh, ke arah Rama tepatnya. Gue memperhatikan Rama yang sekarang lagi bergaya sok cool, amit-amit! Sok ganteng banget, ya tuhan.. "Nggak usah sok ganteng, lo! Geli gue liatnya."

"Ganggu aja orang lagi seneng, kapan lagi coba gue bisa terbebas dari bullyan Abigail, Zahra, Vito.. Yah, tapi lo masih ada sih. Ckck," gue menatap Rama culas, lalu menyambit kepalanya dengan buku yang gue bawa.

Rama meringis, "jangan gitu dong, Ca. Malu-maluin gue banget sih, seenggaknya biarin gue kasih kesan yang cool disini." Dih, cool? Dia di Malang niatnya mau belajar apa mau caper? Ckck.

Ya ya ya, demi tumpangan gratis!!!

"Phwiittt." Gue menampar pelan pipi Rama, genit banget anjir! Dia bersiul didepan cewek yang menurutnya cantik, malu-maluin banget ya tuhan.. Sabar, Marissa. Gini-gini juga dia sahabat lo, dan dia yang memberikan tumpangan gratis setiap lo kuliah, hhh.

"Ca, Ca, liat deh cewek yang disana," Rama menunjuk kerumunan cewek-cewek yang lumayan juga lah, gue mengangguk. "Kenapa? Lo mau modus ke salah satu cewek yang ada disana? Kalau nanti lo pacaran sama salah satu cewek yang ada disana, terus gue dianter-jemput sama siapa? Lo udah janji ya sama Bunda gue kalau mau anter-jemput gue selama disini." Gue menatap Rama serius, "lo nggak lupa kan sama janji lo? Itu lo janji didepan orang tua gue sama Bang Leo ya, kalau misalkan nanti lo nggak menepati janji lo sendiri, jangan salahin gue kalau—"

Rama mendesah panjang, lalu menyenderkan kepalanya diatas bahu gue. "Iyaaa! Iyaaa! Gue nggak lupa kok sama janji gue, emangnya gue cowok yang nggak bertanggung jawab? Santai, oke? Gue cuman tertarik doang kok sama salah satu cewek yang ada disana, belum tentu bakalan jadian juga." Gue menepuk-nepuk kepala Rama, good boy!

We Belong TogetherWhere stories live. Discover now