T W E L V E

2.8K 244 34
                                    

MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN! MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN ya semua!💗

"Coba liat siapa yang dateng." ucap Vito sarkas.

"Ram, tumben? Elo lagi nggak sibuk?" Rama menggeleng, lalu menghampiri gue yang lagi duduk diatas kasur.

"Masa iya gue sibuk disaat Marissa lagi kacau perasaannya? Hati elo apa kabar?" Rama menyerahkan satu ice cream. "Buat gue?"

Rama mengangguk, "biasanya cewek kalau lagi patah hati suka pengen makan ice cream."

Pendapat darimana coba? Ckck. Abigail sama Zahra protes, ternyata Rama cuman bawa ice creannya satu, dan sekarang mereka lagi membujuk Rama agar membelikan keduanya ice cream yang sama. Ckck.

"Ram, daridulu nggak pernah berubah, gue selalu dilupain." Zahra sok sedih, kasihan juga.

"Nih Zah, gue nggak bakalan habis juga."

"Mau juga dong," sambung Abigail.

"Buat gue apa Ram?" Vito mengalihkan pandangannya kearah Rama. Yang ditanya cuman senyum-senyum nggak jelas.

"Gue nggak sempet beliin," jawab Rama.

Kok kayak ada bau asap gitu ya? Baunya nggak enak banget, "kalian nyium bau sesuatu nggak?" gue semakin mempertajam indra penciuman gue, kok dari arah Rama ya?

"Ram, ih lo bau!" Pekik gue, Rama mengendus-ngendus baju yang dipakainya, "masa sih?"

"Ram elo ngerokok ya?!" Abi menajamkan matanya. Seperti menyelidik Rama, gue melongo. Rama ngerokok? Sejak kapan?

"Ram, jawab jujur sama gue! Elo abis ngerokok ya?" kali ini Zahra yang bicara. Gue menghela napas, kalau Rama udah ngerokok, jangan-jangan Vito juga? Azka juga? Ya ampun..

Sejak kapan Rama ngerokok? Kok nggak pernah keliatan ya? Ya ampun Rama...

"Ram, elo tahu kan bahaya rokok itu kayak gimana?" Rama mengangguk, "cuman satu batang kok Ca, serius deh."

"Ya tapi kan Ram, kalau setiap hari elo ngerokok satu batang sama aja bahayanya!" emosi. Udah tahu gue nggak suka sama bau rokok, pake ngerokok segala!

"Ngikutin siapa ngerokok kayak gitu?" Rama memandang Vito sambil nyengir, "nyoba-nyoba."

Sumpah Rama bikin emosi, bukannya apa-apa, tapi kan rokok itu bahaya! "Rama!" sentak gue, Abigail, dan Zahra bersamaan.

Rama berdecak, "nggak usah sampe barengan gitu juga kali. Lebay."

"Ini bukan masalah lebay Ram, tapi elo tahu kan,"

"Iya gue tahu." jawab Rama, ish! Rama emang ngeselin. Gue lagi ngomong pake disela segala.

"Ih Rama ngerokok ih, nggak mau temenan ih sama Rama!" ucap Abi sambil menyemprotkan parfum dibaju Rama yang terkena asap rokok.

"Nggak apa-apa deh parfum gue abis, yang penting Rama nggak bau rokok lagi." Rama tersenyum, "nggak usah repot-repot calon istri. Mubadzir juga, nanti kan gue ngerokok lagi."

"Rama!" sentak gue, kali ini lebih keras. "Inget ya, kalau nanti mau main kesini, atau mau ketemuan sama gue, elo jangan ngerokok dulu!"

Rama mengangguk, "iya sayang iya, bawel banget sih."

"Rama, elo nggak usah ngikutin gayanya Azka! Ya ampun, nggak suka gue."

Gaya bicaranya itu loh.. Ya ampun, emang dasar mereka punya ikatan darah jadinya ada beberapa hal yang sama. Disaat lagi kayak gini, malah kepikiran lagi sama Azka.. Kapan sih dia berhenti dateng di setiap pikiran gue? Betah banget kayaknya disana.

"Ca, makanya jangan mau pacaran sama orang yang ada hubungan darah sama Rama, bikin gondok!" sela Vito sambil ketawa, gue menatap Vito sambil senyum manis, "terus, gue harus pacaran sama siapa dong?"

"Gue."

Ow-ow! "Yakin setia? Yakin nggak akan nyakitin perasaan gue?"

"Apaansih elo To! Nggak! Nggak! Gue nggak setuju kalau Ica sama lo." Rama menoyor pundak Vito.

"Ye diem lu curut!"

"Kalau kayak gitu, kapan mau nyatain perasaan sama gue?," Vito gelagapan, "katanya tadi mau serius... Giliran gue udah serius, malah dicuekin.. Gimana sih?"

"Ya nggak sekarang juga kali, semua butuh proses."

Oh gitu, jadi.. "Jadi, nanti kalau gue udah diambil sama yang lain, jangan nyesel ya."

"Tenang To, elo jangan khawatir, Ica nanti bakalan sama gue. Elo, santai aja."

Rama mengusap dada Vito, "elo kayak homo tahu! Ngusap-ngusap dada gue dengan ekspresi gitu, Jijik lo!"

"Gila ya Rama, semenjak ngerokok otaknya geser kayaknya." Cibir Abi.

"Ya ampun Bi, jahat banget sih ngomongongnya kayak gitu." Abi menggeleng-gelengkan kepalanya, "emang kenyataannya kayak gitu kan?"

"Si abi kalau ngomong panjang-panjang terus nyelekit ya." komentar Vito, dan dibalas tatapan maut dari Abi.

Gue mengalihkan pandangan gue kearah Zahra, dia kelihatan murung gitu, nggak biasanya. "Ra, lo nggak apa-apa?"

Zahra mengangguk pelan. "Nggak apa-apa kok."

"Zah, elo beneran nggak apa-apa kan? Akhir-akhir ini kayaknya gue liat elo beda, kalau ada masalah cerita lah sama kita. Iya nggak?"

Gue mengangguk setuju dengan pendapat Vito, "sebenernya.. Gue mau pergi,"

"Pergi kemana?!" sela Rama, mendapat tatapan tajam dari semuanya, Rama berhenti ngomong.

"Gue mau pergi ke Jerman."

Jerman? Jauh banget astaga!

"Jerman? Emangnya elo mau sekolah disana?" Zahra mengangguk, gue menatap Zahra sedih.

Berarti nanti gue jauh dong dari Zahra? Terus kalau gue disakitin lagi, yang selalu sabar dengerin curhatan gue siapa? Yang selalu ada disaat gue lagi terpuruk, disaat gue lagi seneng, disaat semuanya berjalan nggak sesuai sama yang gue mau, jauh dari Zahra pasti berat banget deh.

"Ra, elo seriusan?" gue menatap Zahra, "iya Ca, minggu depan gue berangkat."

Mendadak banget sih! Gue belum siap jauh dari Zahra.. "Mendadak banget sih Ra? Ih nanti yang ngertiin gue siapa lagi? Jahat banget sih!"

"Maaf ya Ca, semuanya emang mendadak banget. Gue juga masih nggak nyangka, maafin ya."

"Jangan nangis dong Ca," Abigail mengusap punggung gue pelan.

"Gue juga jadi pengen nangis." ucap Abi dan detik berikutnya dia nyusul gue nangis.

"Elo nangis bukan karena keinget sama Azka lagi kan, Ca?"

Gue menatap Vito sebal, dia kok mikir kesana terus sih? Selalu bawa-bawa Azka, nyebelin.

"Si bego!" pekik Rama sambil menatap Vito jengkel.

"Kenapa sih? Salah lagi aja."

"Emang salah! Udahlah To, nggak usah ngomong dulu. Bikin emosi tahu nggak!" Vito langsung diem, baguslah.

"Kalau nangis yang elit dikit kek, ingusnya sampe kemana-mana." komentar Rama membuat gue, Abi, dan Zahra langsung diem dan menatap Rama dengan tatapan 'diem atau elo gue usir!'

"Oke, oke, ampun."

NEXT PART WILL BE UPDATED SOON ! ! !

We Belong TogetherOn viuen les histories. Descobreix ara