(1) Jessie CS

44.5K 1.3K 12
                                    

Haii ..
Aku kembali setelah hiatus sekian tahun
aku memutuskan untuk merevisi cerita ini, ada bagian yang akan aku ubah. Mungkin dari tokoh ataupun alur ceritanya.

Mohon maaf kalau ada yang kurang setuju dengan keputusan aku🙏🏻

Selamat datang pembaca baru🙌

Happy reading🙆

•••

Sinar matahari telah menembus jendela kamar Jessie, gadis cantik tapi urakan. Meski baru bangun, ia sudah menautkan kedua alis tebalnya dan memicingkan mata untuk menyesuaikan cahaya yang masuk melalui iris mata coklatnya.

Ia terbiasa dan sangat bersyukur karena tidak ada lagi orang yang mengetuk jendela, pintu, ataupun meneriakinya untuk segera bangun. Tanpa melihat ke arah jam yang tergantung manis di dinding kamarnya, gadis itu bergegas masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah mandi, Jessie mengenakan seragam dan bersiap untuk ke sekolah. Matanya menatap sekilas ke arah jam hello kitty di dinding yang sudah menunjukkan pukul 07.00 am namun gadis itu malah santai sembari menonton kartun pada televisi yang berada di ruang tamu.

Padahal hari ini merupakan hari Senin. Hari dimana setiap pelajar harus mengikuti upacara dan peraturan di sekolah Jessi, jika telat akan mendapat hukuman dua kali lipat.

Setelah merasa siap, ralat niat ke sekolah, ia pun mematikan televisi kemudian mengambil kunci mobil dan berjalan keluar dari apartement-nya.

Jessie melajukan mobil membelah keramaian di Ibu Kota. Beruntung dirinya terbiasa dan tahu jalan yang akan membawanya lebih cepat sampai ke sekolah.

Sesampainya di sekolah, pintu gerbang awal memang masih terbuka, namun pintu utama yang menuju ke gedung sekolah sudah di tutup.

Jessie memarkirkan mobilnya di parkiran khusus, dengan santai ia turun dari mobil lalu berjalan mendekati kerumunan di dekat gerbang utama.

Baru saja ia menghentikan langkahnya, suara seseorang langsung membuat semua mata tertuju pada Jessie.

"Jessie! Kamu lagi, kamu lagi!" Bentak seorang guru berperawakan tegap yang mengenakan high heels coklat senada dengan pakaian guru tersebut.

Bahkan heels setinggi 5 cm seakan siap digunakan untuk menusuk Jessie.

"Apa sih, Bu?" Jessie meringis seolah dirinya yang paling bersalah.

"Kapan kamu bisa disiplin waktu?!" Tanya Beti- guru dengan nada menghardik sembari berkacak pinggang.

"Kemarin," Jawab Jessie asal.

Beti menghela napas,

"Saya tidak bertanya soal masa lalu kamu yang bikin kamu jadi urakan kayak sekarang!" cerocos Beti dengan amat ketus.

"Ya, abisnya Ibu nanya gak jelas. Harusnya, kapan kamu disiplin waktu lagi." Ujar Jessie mengajari.

"Ya sudah, kapan?" Beti terdengar pasrah.

"Emm," Jessie bergumam seolah berpikir sambil mengetukkan jarinya ke dagu, "Gak tau Bu, belum dapat pencerahan." sambungnya dengan begitu enteng.

Baiklah, suka-suka Jessie.

"JESSIE!" bentak Beti membuat siswa lain bergidik ngeri.

"Iya, Bu." Jessie menyahut sambil menunduk patuh, ralat sok-patuh.

"Setelah upacara, Ibu tunggu di ruang BK!" Jelasnya lalu pergi meninggalkan Jessie.

Sepertinya kehadiran Jessie mampu membuat Beti melupakan siswa lainnya di sana. Yang terlambat kan bukan hanya Jessie.

Yes, I'm Bad Girl ✅ (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang