26. Special Chapter

Mulai dari awal
                                    

Yang satu hanya memakai pakaian sederhana namun tak mengurangi kecantikannya.

Yang satu hanya memakai pakaian sederhana namun tak mengurangi kecantikannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keduanya berhenti di depan meja Astrid.

"Permisi pak Vioren ada?"

"Bisa bertemu pak Vioren?" tanya keduanya bersamaan.

Keempat karyawan wanita itu saling pandang, lalu mulai menatap dua wanita yang baru tiba itu dengan tatapan menilai.

Sementara kedua wanita itu pun saling pandang dengan tatapan saling memindai. Ah, lebih tepatnya si seksi yang memindai wanita satunya dengan pandangan remeh.

"Maaf, anda berdua siapa, ya? Sudah ada janji?" tanya Risda mendahului Astrid yang baru membuka mulutnya.

"Saya Amarise Faisal. Kemarin mama saya sudah menelpon untuk membuat janji makan siang dengan pak Vioren," ucap wanita berrambut pirang dengan pakaian seksi itu.

Dara dan Ninis saling pandang. It's Her! Batin keduanya. Wanita yang baru saja mereka bicarakan.

Pintu Manager Keuangan mereka terbuka tepat saat Risda hendak kembali bertanya. Seorang pria tampan keluar dengan membawa ponselnya. Sementara di tangannya yang lain tersampir jasnya.

"Astrid, saya mau keluar se-," kalimat pria itu terpotong saat melihat beberapa wanita berkumpul di depannya. "Ah, sudah datang? Kenapa nggak langsung masuk?" tanyanya dengan senyum hangatnya.

Amarise tersenyum lebar, bersiap melangkahkan kakinya ke arah pria itu, sebelum wanita di sampingnya bicara.

" Aku pikir kamu masih sibuk," ucapnya seraya mendahului Amarise mendekati Voy dan mengambil jas di tangannya. "Pakai jasnya, emangnya badan kamu seksi? Mau dipamer-pamerin?"

Pria itu tertawa. "Iya, iya!" jawabnya sembari mengangkat tangannya membiarkan wanita itu memakaikan jas di badannya.

Pandangan Voy beralih pada wanita di depannya. "Maaf, anda?"

Wanita itu tersentak dari lamunannya. Tepatnya terlalu kaget melihat pemandangan di depannya.

"Amarise Faisal. Putri nyonya Adinda Faisal. Mama mengundang anda makan siang, tapi karena ada jadwal mendadak, maka saya yang menggantikan."

Voy tersenyum. "Oh, anda putri ibu Faisal? Saya pikir kita akan bertemu di restoran. Ohya, perkenalkan, ini Arveann Armadi, Manager Personalia di Armadi Corp. Istri saya. Boleh kan saya mengajaknya?"

Tap!

Amarise mundur selangkah tanpa ia sengaja. Terlalu kaget mendengar ucapan Voy.

"A-anda sudah menikah, pak Vioren?"

Voy kembali tersenyum. "Anak kami akan masuk TK tahun depan," jawabnya sebelum menoleh pada Eann. "Ohya, mana si kembar?"

"Valerian ikut Ren nemenin Rissa periksa kehamilan. Mas Lanjar ada seminar. Velarine nempelin Navintar. Mau minta dedek bayinya Mayang."

"Hmm, Vela sepertinya udah minta adek tuh," ucap Voy menyeringai.

"Voy!" geram Eann sambil memukul lengan suaminya. "Sepertinya ibu Amarise keberatan aku ikut. Kalian makan berdua saja. Ini dompet kamu yang ketinggalan."

"Lalu kamunya?" tanya Voy.

"Udah lama kan nggak jalan sama Martin. Di mana ruangannya?"

"Ke kanan, paling pojok," jawab Voy.

Eann menggangguk. "Sampai nanti," ucapnya sembari berbalik, namun Voy menahannya dan memberinya satu kecupan di sudut bibirnya.

"Balik ke kantor aku anter. Tadi ke sini bareng Ren kan?"

Eann mengangguk sekali lagi, lalu berbalik pergi.

Voy menatap punggung istrinya hingga menghilang di belokan. Lalu menoleh pada Amarise.

"So, kita makan siang di mana?" tanyanya tanpa dosa.

Eann benar saat menjulukinya Raja PHP. Karena Voy selalu tebar pesona tanpa ia sadari. Dan membiarkan semua orang berharap lebih padanya.

"Emm, sepertinya lain kali saja. Saya permisi," ucap wanita itu lalu segera berlalu pergi.

Voy mengerutkan dahinya. Bingung dengan sikap wanita itu.

"Emm, pak Vioren..."

Voy menoleh mendengar panggilan itu. Melupakan bahwa ada orang lain bersama mereka tadi.

"Ah, ya?"

"Bapak udah menikah?" tanya Ninis.

"Dengan putri pak Armadi rekan bisnis kita?" sambung Dara.

"Kapan?" Risda mengakhiri. Sementara Astrid hanya diam berdebar menanti jawaban Voy.

"Emm, 6 tahun lalu, tahun terakhir saya kuliah. Kenapa? Oh, lain kali saya kenalkan sama double V. Valerian Samudera dan Velarine Samudera. Anak kembar saya. Mereka sangat lucu. Sekarang saya susul istri saya dulu," ucapnya seraya meninggalkan 4 wanita itu yang tampak sangat terkejut dan patah hati.

Voy melangkah tergesa menyusul Eann ke ruangan Martin yang bekerja di perusahaan ayah Voy. Tapi wanita itu justru terlihat di depan lift tak jauh dari ruangan Martin.

"Nggak jadi makan siang?" tanya Eann.

Voy mengangkat bahu. "Lain kali katanya," jawabnya yang mendapat cibiran dari Eann.

"Dasar nggak peka," sindirnya.

"Kamu sendiri?"

"Martin udah keluar, katanya jemput Fani ke sekolah. Bu guru kan manja."

Voy tertawa sesaat lalu menyeringai. "Kalo gitu kita kencan aja!" ucapnya tepat saat pintu lift terbuka.

Voy melangkah mundur masuk ke dalam lift sembari menarik Eann bersamanya. Tanpa mempedulikan raut terkejut Eann.

"Lemme kiss!" ucapnya seraya menarik tengkuk Eann dan menciumnya tanpa memberi kesempatan Eann bicara.

Dan...

"Ehem!"

Voy tersentak mendengar deheman itu. Perlahan menoleh dan tampak terkejut melihat beberapa rekan kerjanya bahkan ayahnya berada di belakangnya.

Pria itu bersenyum polos. "Siang, pa!" ucapnya.

Sekali lagi ayahnya bedehem. "Perkenalkan, ini menantu saya, Arveann Armadi. Istri Vioren," ucapnya kikuk.

Sementara Voy hanya menggaruk tengkuknya dan Eann yang mengangguk kaku karena malu.

.

.

END

terima kasih untuk semua reader, maaf jika banyak kekurangan dan typo. luv you all 😘😘

MY EX-BOY'S FRIENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang