6. Gosip

1.4K 128 37
                                    

Ren menatap cewek di hadapannya. Rambutnya yang dulu panjang, kemarin hanya tinggal sebahu, dan sekarang justru hanya tersisa di bagian kepala saja, alias super pendek. Dia tidak tahu, Arveann itu sosok seperti apa sebelumnya, tapi dari pertama yang Ren lihat, dia setipe dengan Mayang yang meski tak sefeminin kakaknya, Carissa, tapi Mayang suka menjaga penampilannya. Dan Ren yakin, Eann juga seperti itu. Melihatnya dengan potongan rambut pendeknya membuatnya terlihat berbeda. Apalagi jika sifatnya yang galak muncul.

"Apa?" Eann melotot menatap Ren yang memenuhi janjinya datang menjemput gadis itu.

"Kenapa dengan rambutmu?"

Eann mengangkat bahunya. "Gerah! Hari ini aku pasti bakal dikerjai habis-habisan. Rambutku hanya akan mengganggu. Kalau begini kan nggak akan kepanasan," jawabnya.

"Tapi rasanya seperti jalan dengan cowok, tau nggak?" ucap Ren.

Spontan Eann memukul helm pemuda di depannya. "Memangnya siapa yang mau jalan dengan bocah sepertimu! Aku kan nggak memintamu menjemputku! Dasar!" omelnya yang membuat Ren meringis, menyesali omongannya.

"Hehe, maaf. Ayo jalan!" ucap cowok itu sembari memberikan sebuah helm pada Eann.

Tanpa banyak bicara, Eann naik ke boncengan Ren.

Terkadang Eann masih tak mengerti dengan sikapnya sendiri. Dulu dia sangat membenci Ren. Menganggapnya sebagai penyebab kematian kakak dan calon keponakannya. Juga orang yang membuat kakak iparnya hilang dan nyaris tak ditemukan. Tapi melihat kesungguhannya ikut mencari kakak iparnya, dan sikapnya yang menunjukkan penyesalannya, membuat kebencian Eann padanya perlahan menghilang. Yang tersisa hanyalah rasa keras kepalanya untuk mengakui bahwa Eann memaafkan Ren. Egonya terlalu tinggi untuk mengakuinya.

Eann tahu, Ren pasti mengerti, meski dia tak mengatakannya. Bahwa Eann telah memaafkan cowok itu.

Tak butuh waktu lama untuk sampai di kampus mereka. Motor milik Ren telah memasuki halaman kampus dan berhenti tepat di samping Voy yang baru saja tiba.

Dahi pemuda itu berkerut melihat keduanya datang bersama.

"Hai, Voy! Mana kakakku?" sapa Ren pada seniornya, sementara Eann turun dari motornya dengan mood yang telah berubah karena kehadiran Voy.

Voy melirik Eann dengan senyuman khasnya, lalu menatap Ren. "Dijemput Nav," jawabnya.

Eann tak tampak terkejut mendengar ucapan Voy. Membuat pemuda itu mengerutkan dahinya sekali lagi. Apa dia tahu Navintar menyukai gadis lain? Atau dia memang sudah tak peduli pada hal itu lagi?

Eann menoleh menyadari tatapan Voy padanya. "Apa?" tanyanya sengit.

Voy terkekeh. Tak menjawab pertanyaan itu, tapi hanya menunjuk kepalanya sendiri lalu mengkode Eann dengan dagunya.

Eann menyentuh rambutnya. "Kepo!" ucapnya seraya berbalik pergi.

"Hei, Veann, tunggu!" panggil Ren seraya turun dari motornya. Tapi langkahnya terhenti saat ponsel di saku celananya bergetar.

Selanjutnya terdengar adalah makiannya yang entah pada siapa, sebelum berlari mengejar Eann yang pasti belum jauh pergi.

Di belakangnya Voy memijit pangkal hidungnya, usai membuka pesan yang terkirim ke ponselnya. Dia yakin, Ren berlari karena mendapat pesan yang sama.

"Astaga...!" keluhnya.

Namanya Arveann, kalian akan iri melihat keberuntungannya. Kartu Bebas dari Senior paling disegani. VOY. Dekat dengan calon mahasiswa dengan ujian masuk terbaik, Renaldy, dan lihat kejutan selanjutnya...

MY EX-BOY'S FRIENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang