5. A for Arveann

1.3K 119 30
                                    

Voy menatap Eann yang menunjukkan tanda tangan Nav pada Rissa. Bukan itu yang membuatnya menatap serius padanya. Tapi karena Rissa yang tampak tidak fokus. Apa yang membuat gadis itu gugup?

Pemuda tampan itu mengalihkan pandangannya pada Mayang dan beberapa gadis lain yang yang tampak berbisik-bisik. Mungkin sedang merencanakan ide-ide jahil untuk mengerjai junior mereka di hari terakhir ospek besok.

Tatapannya kembali tertuju pada Eann yang berjalan ke arahnya, ah, melewatinya maksudnya.

"Kamu habis nangis?" Tanyanya.

Eann melirik ke arahnya. "Bukan urusanmu," ucapnya tanpa menghentikan langkahnya.

Voy terkekeh. Menertawai dirinya sendiri. Yang bisa ia simpulkan tentang Eann adalah, dia tidak mudah menerima kehadiran orang asing.

Atau..., tidak?

Dahi Voy berkerut saat melihat Eann mendatangi Ren yang memanggilnya, dan menerima sebotol minuman dari pemuda itu. Bahkan ia meminumnya tanpa banyak bertanya.

Sejak kapan? Apa Eann sudah memaafkan Ren? Atau dia tak mengenali Ren seperti halnya Eann yang tak mengingatnya? Tapi itu mustahil, karena setahu Voy, Ren sering mengunjunginya di Solo.

"Liat apa?"

Voy tersentak dan menoleh mendengar suara Rissa di sampingnya.

"Oh, bukan apa-apa. Hanya nggak nyangka, Ren sedekat itu dengan orang baru. Cewek lagi."

Rissa mengikuti arah pandang Voy. Melihat adiknya yang menarik seorang cewek ke tempat teduh.

Dahi Rissa berkerut. "Itu Arveann kan? Mereka kenal?"

Voy tersenyum seraya menatap Rissa yang masih mengamati adiknya. "Ren tidak akan bersikap manis pada orang yang nggak dia kenal. Kamu lupa?"

Rissa tak menyahut. Hanya menoleh pada adiknya yang tengah meminum air mineral dari botol yang sama dengan Eann. Tanpa menghiraukan omelan cewek itu karena merasa Ren tidak sopan dengan meminum bekasnya. Bagaimanapun juga dia sangat memahami Ren. Dia tak pernah membuka diri selain pada orang yang telah lama ia kenal.

Rissa tidak tahu. Jika cewek itu dekat dengan Ren, maka dia akan terbebas dari kebencian fans Voy dan Nav. Atau justru dia menambah satu kelompok musuh lagi. Karena Rissa tahu, banyak sekali calon mahasiswa baru dan bahkan teman-temannya yang tertarik pada adik laki-lakinya.

"Menurutmu, apakah Ren menyukai cewek itu?" tanya Rissa tanpa menoleh pada Voy.

Pemuda di sampingnya menoleh padanya. "Memang kenapa? Bukankah itu bagus? Ren tidak pernah terlihat dekat dengan cewek kan? Jika dia menyukai Arveann artinya dia sehat."

"Apa maksud kalimat terakhirmu itu, Voy?!" Rissa melotot menatap mantan pacarnya.

Voy terkekeh lalu mengacak rambut Rissa. "Jika mereka bersama, artinya mereka berdua telah menghancurkan ego masing-masing. Kamu harusnya senang," ucapnya sembari berbalik pergi. Meninggalkan Rissa yang menatapnya tak mengerti.

Menghancurkan ego masing-masing?

Kenapa kalimat Voy terasa janggal di telinganya? Seolah Voy mengenal mereka berdua. Voy memang sangat mengenal Ren, bahkan lebih baik dari Rissa. Tapi Eann?

Rissa menoleh kembali pada Eann yang masih beradu mulut dengan Ren. Dahinya sedikit berkerut. Sebenarnya sejak kapan mereka saling kenal? Dan Voy tahu tentang kedekatan mereka? Apapun itu, dari yang ia tangkap, Voy tidak tertarik pada Arveann secara perasaan. Mungkin dia sedikit perhatian pada cewek itu karena dia tahu Ren sedang dekat dengannya.

MY EX-BOY'S FRIENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang