pucak-

146 10 0
                                    

Happy reading👏

Aku dan Ravail sudah sampai di depan gerbang sekolahan, tampak Ravail yang membelokkan stirnya kekanan untuk memasuki area sekolahan. Sesampainya di parkiran, aku melihat sekeliling. Ternyata disini sudah sangat banyak anak kelas 12 yang akan mengikuti latihan perpisahan.

Kulirik Ravail sebentar, lalu aku melepas seatbeltku dan turun dari mobil. Diikuti dengan Ravail yang tiba tiba sudah di sampingku. Aku berjalan menuju lapangan yang sudah di pasang panggung. Semuanya tampak sudah rapi meskipun belum sempurna.

Sepertinya acara gladi ini akan dimulai karena ada salah satu guru yang meminta perhatian anak-anak dan mulai mengarahkan apa kegiatan yang akan kami lakukan nantinya.

Semuanya berjalan lancar, anak anak kelas 12 mengikuti arahan dengan tepat, tiba saatnya aku untuk berjalan menuju panggung dan menyerahkan bunga mawar buatan setelah itu dilanjutkan dengan penyerahan ijazah sebagai tanda kami sudah lulus. Tapi semua itu hanya sebuah rekayasa karna kami hanya latihan prosesinya.

Setelah semuanya selesai aku segera mencari Ravail yang berada di pojok lapangan. Cukup jauh memang karena posisi kelasku dan kelas Ravail berbeda.

"Rav, ayo pulang." bisikku sambil sedikit menarik tangannya.

"Belum selesai sayang. Acaranya aja belum ditutup." kata Ravail.

"Tapi aku udah capek, lagian kan kita udah naik panggung tadi." kataku kesal.

"Iya iya. Yaudah kita pergi aja dulu cari makan."

"Aku nggak lapar Ravail, Aku pengen pulang." kataku dengan jengkel.

"Iya udah, kita pulang. Lagian se capek apa sih kamu sih, yang" kata Ravail menggoda.

"Udah ah, bete aku."

"Ayok, ini kita pulang." kata Ravail sambil menarik tanganku menuju parkiran.

Sesampainya di parkiran aku hanya diam berdiri di depan pintu mobil. Ravail yang tau aku hanya berdiam diri saja, ia langsung membuka pintu mobilnya untukku. Tetapi aku tetap diam, Ravail yang saat itu sudah nggak sabar. Ia langsung memegang dahiku agar tidak kepentok dan menyuruhku dengan sedikt mendorong tubuhku masuk kedalam mobil. Setelah itu ia berjalan memutari mobil dan masuk kedalam kursi pengemudi.

Ravail mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Setelah sampai di depan rumahku. Aku langsung turun dari mobil dan mengucapkan terimakasih. Tanpa banyak bicara aku langsung masuk kedalam rumah

Sepertinya Ravail juga geram terhadapku. Tapi mungkin dia sedikit meredamnya karena ia tak mau membesar-besarkan masalah. Toh menurutnya aku hanya merajuk bukan marah, jadi dia hanya menanggapinya dengan diam setelah semuanya udah dingin baru dia merayuku.

✖✖✖✖

Semuanya sudah selesai ku persiapkan. Setelah diantar Ravail tadi aku langsung membersihkan badanku dan berakhir disini. Di kamarku yang ranjangnya dipenuhi oleh gaun-gaun casual yang akan kupakai besok pagi untuk acara perpisahan.

"Kurasa gaun ini tidak ada yang cocok dimataku." kataku dalam hati.

Padahal ini semua aku yang pilih tapi kenapa nggak ada yang cocok ya. Aku memang sengaja tidak langsung berkunjung ke store nya karena aku lagi males keluar rumah. Jadinya aku milih lewat online shop nya yang memang sengaja di buat untuk jual beli lewat online tanpa datang ke storenya langsung.

Nggak ribet kan? Emang iya. Tapi jadinya kayak gini nggak ada yang cocok. Padahal aku udah beli empat model gaun yang semua model berbeda gaya. Tapi aku nggak pas aja. Akhirnya kuputuskan untuk memilih-milih baju yang tertera di iklan aplikasi tersebut. Dan dua baju sudah kupilih, setelah itu aku transaksi. Nggak perlu ribet langsung aja pake kartu kredit yang otomatis mencatat nominal yang kubeli dan harus kubayar nantinya. Itu menyenangkan Dan barangnya akan sampai dalam 2 jam lagi karena lokasinya yang nggak jauh dari rumahku.

Kiss Me Before FligthWhere stories live. Discover now