First meet-

1.1K 41 8
                                    

Aku menjalani hariku seperti biasa. Masih sama, berjalan dengan kesendirian. Namun hari-hariku kedepan kali ini akan lebih parah. Dengan kesakitan yang baru saja kuterima. Aku harus dengan rela menjalani hariku dengan kembali semangat. satu yang ku ingat ingat.

Jika ia yang melukaiku menganggapku tidak ada aku pun harus bisa menganggapnya tak ada. Bagamaimana tidak? jika aku ingat apa yang ia lakukan padaku kemarin, ia mengacuhkanku dengan mudahnya saat aku hendak izin untuk pulang. Yang ada ia malah mengugusirku dengan bahasa tubuhnya. Memang mudah ditebak. karna ia selalu melakukan hal itu ketika aku ada dihadapannya. Tak habis fikir mengapa aku begitu parasitnya hingga memandangya pun aku tak diijinkan. Aku hanya berdoa jika ia selalu dikelilingi kebahagiaan untuk apa yang telah ia lakukan.

Aku tersadar dari lamunan karna suara geraman seseorang yang berusaha menghindariku saat berjalan di koridor sekolah. "Dasar kalau lagi jalan itu jangan ngelamun. kalau mau ngelamun kelaut aja sana jangan disini. sekolah itu buat belajar. BukYan buat ngelamun"
Akupun hanya menatapnya, untuk apa aku meminta maaf untuk hal yang tidak seberapa? dianya aja yang terlalu berlebihan. Menganggap permasalahan kecil menjadi besar.

"Hei gadis kecil, mengapa kau tak meminta maaf atas aapa yang terjadi saat ini? "

"untuk apa?"

"oh begitu, bahkan kau tak mengakuinya"

"bisa dibilang seperti itu"

"hm.. Kau nampak menggemaskan gadis kecil"

"jangan pangil aku seperti itu. kau hanya berbeda satu tahun denganku. Kau juga satu sekolahan denganku. Atau.. kau penyusup disini? kau bahkan lebih pantas lebih pantas kusebut sebagai omku, pria besar"

"Dengan senang hati nona"

Aku merutuki diriku, bagaimana bisa aku bertemu dengan makhluk seperti itu. Luarnya memang tampak seperti biasa, tapi gayanya seperti pria paruh baya yang sedang mencari pengganti istri karna sifat hidung belangnya. Aku sengaja meninggalkanya saat dia sedang menatapku dengan tatapan membunuhnya. Masa bodoh, untuk apa aku menghiraukanya. Buang-buang waktu saja.

Bel pelajaran mulai menyuarakan apa yang selalu ia suarakan. huh aku pasti kena omelan guru matematika. Bagaimana tidak? Bel telah berbunyi tapi aku masih berada di koridor sekolah sedangkan kelasku berada diujung pojok. Lebih tepatnya berada di plosok. aku berjalan dengan tergesa gesa "huh gara gara si om om gila itu aku jadi telat masuk kelas" sesampainya di depa nkelas aku segera menyiapka diriku untuk semua omelan yang setelah ini akan kudapatkan. setelah siap aku mulai mengetuk pintu

"tok tok tok..
assalamuailaikum....

Dan apa yang aku tebak benar, guru itu menegurku dengan segala omelannya. sampai aku tak habis pikir, kemana bu indah membeli semua omongan itu untuk dijualnya kembali pada murid-murid yang melanggar aturanya. Akupun menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"maaf bu, tadi saya ada insiden ketika saya berangkat kesekolah"

Dengan matab aku menjawabnya,meskipun yang kukatakan tidak seluruhnya benar. Aku berpikir, mungkin bu Indah lebih pantas menjadi rapper dari pada menjadi guru matematika. Selain terkenal omelanya yang super panjang dan memanaskan daun telalinga. Saat mengajarpun ia juga dijuluki pembalap karna saar memberi materi selalu dengan kecepatan maximun. Seperti sedang di kejar sesama pembalapnya. Tapi masih bagus deh, saat terlambat aku tak disuruh keluar kelas ataupun menjelaskan materi yang akan diberikan. karna telah menjadi kesepakatan jika murid terlambat bu Indah akan menghukumnya dengan cara itu.

Tak terasa bel istirahat telah bebunyi. Aku segera meregangkan kedua tanganku guna melenturkan punggungku yang kaku. aku beranjak dari kursiku menuju kantin. Kulalui koridor kelas karna tidak ada pilihan lain untuk sampai di kantin yang berada lumayan jauh dari kelasku. sesampainya dikantin aku segera memesan makanan yang akan kupesan. kususuri semua bangku kantin dengan mataku dan ternyata aku menemukan sepansang insan yang sedang dibutakan bunga bunga cinta. Sudah seperti apa yang kuduga. Laki-laki itu bersama perempuanya.

Firland kenapa kau begitu angkuhnya saat kau menatapaku. Bahkan tatapanmu tak seperti dulu. Mana kamu yang selalu peduli untuk semua kelakuanku? yang kulihat sekara ng hanya tatapan merendahkanku dan rasa bangga karna kau telah berhasih mendapat kanhati wanitamu. Aku tak menyangka kamu yang dulu selalu memegang teguh bahwa tak ada hubungan sebelun waktunya, tapi kau melanggar apa yang telah kau katakan. Apakah kau lupa saat kau menolakku secara halus dengan alasan itu. tapi sekaramg kau malah melanggar kat katamu. aku bisa apa? menangis? memakimu? Itu malah semakin membuatmu dengan mudah merendahkanku.

Moodku terasa hilang, aku yang sebenarnya lapar sekarang menjadi kenyang dan mungkin aku ingin memutahkan semua yang ada dalam perutku karna rasa muak yang kuterima. Mengapa kau setega itu dengan ringan menolakku dan dengan mudah melanggar kata-katamu sendiri. Tak sadarkah bahwa kau telah menghancurkan kehidupan seseorang lewat kata katamu? lewat semua kelakuaan dan sikapmu?dimana kau menaruh hati kecilmu untuk sekedar menghargai rasa orang lain.

Aku berlari sekuat mungkin untuk rasa ketidak percayaan ku. kenyataan bahwa aku telah dihianati. Aku berlari menuju kelasku tak menghiraukan tatapan merka yang bertanya dan sekaligus me rendahkanku. aku tak peduli pandangan mereka karna aku hidup tidak bersal dari pujian mereka. Dan aku akan lebih memilih diam saat mereka mencemoohku . Aku terus berlari higga aku dikagetkan oleh tubuh bidang yang berada tepat didepanku. Aku menabraknya dengan keras dan seketika mataku gelap karna membentur lantai.

"Ia pernah sedekat nadi tapi sekarang ia hanyalah mentari yang tak pernah dapat kugapai karna sinarnya"

Gimana malam minggu kalian? Tentu indah bukan. Kembali lagi dengan ceritaku Semoga aja feelnya dapet. Happy reading guys. Jangan lupa vote and comment.


Salam hangat-

Kiss Me Before FligthWhere stories live. Discover now