Bad Day-

566 18 3
                                    

"Jika hati tak pernah salah mengapa hatiku patah kala kau bersamanya"

Bel pulang sekolah berbunyi, itu tandanya seluruh siswa sudah diperbolehkan untuk pulang. Kurapikan semua peralatan menulisku dan memasukkannya kedalam tas.

Baru saja aku akan mengambil ponselku di dalam loker, ternyata ponselku sudah berdering terlebih dahulu. Segera kuambil dan membuka screen locknya ternyata satu panggilan tak terjawab dari Ravail. Aku langsung memencet tombol nomor 2 sebagai panggilan cepat untuk Ravail.

Hanya dengan satu nada sambung Ravail telah mengangkat teleponku.

"Halo sayang" kata Ravail disebrang telepon.

"Ada apa kau menghubungiku?"

"Ehmm... Kamu bisa kan pulang sendiri? Aku ada urusan mendadak di kantor. Atau aku suruh Joseph untuk menjemputmu sugar?"

"Eh nggak usah, aku bisa pulang sendiri. Lagian aku juga mau keluar sama mezza."

"Oh yaudah. Hati-hati, nanti kalo urusannya udah kelar segera aku hubungi kamu."

"Oke bye cinta!" kataku.

"Kiss nya mana?"

"Nggak mau! sana pergi ke kantor!"

"Iya-iya, nggak maksa. Bye sugar.."

kutekan tombol merah dan berakhirlah sambungan teleponku dengan Ravail. Aku jadi senyum-senyum sendiri kalo ingat percakapan ku dengan Ravail.

Ketika aku sedang asyik dengan pikiranku. Aku disadarkan oleh pukulan di lenganku. Saat aku menoleh kudapati mezza sedang berdiri di samping mejaku. Huft..  Ternyata dia, pengganggu banget sih! batinku.

Tapi ada untungnya, aku tak perlu mencarinya karena ia selalu langsung pergi menghilang setelah bel pulang berbunyi.

Sebenarnya aku berbohong kepada Ravail kalau aku udah ada janji sama mezza. Karna aku tau kalo aku tidak mengatakan seperti itu, pasti Ravail tak mengizinkanku pulang sendiri kecuali Joseph yang mengantarku. Meskipun kadang ia menanyai aku bisa pulang sendiri atau tidak, tapi ia selalu berubah pikiran dan menyuruh Joseph menjemput ku di sekolahan.

"Eh mezz, kita jalan jalan yuk."

"Emang lo dapet izin? biasanya aja lo pasti langsung pulang sama tuh cowok."

"Haha, serius banget pake izin segala. Emang dia suami gw."

"Yailah As, dia kan bakal suami elo."

"Iya kalo jadi, kalo enggak? Udahlah malah ribut. Mending kita jalan-jalan mumpung Ravail lagi sibuk sama kerjaannya."

"Oh jadi dia nggak bisa anter lu pulang? Ya pantesan aja."

"Udah-udah! Mau pergi nggak nih, mumpung belum berubah pikiran."

"Iya-iya! Ini gw ambil tas dulu. Sabar napa!"

Aku tersenyum geli melihat tingkah mezza. Setelah mengemasi barang, aku dan mezza berjalan menuju parkiran untuk mengambil mobil.

Mezza mengendarai mobilnya dengan santai. Kami berencana akan berbelanja kebutuhan masing masing dan akan membeli beberapa judul buku untuk dibaca pastinya.

1 jam sudah berlalu, kini aku dan Mezza telah sampai di suatu pusat perbelanjaan, tanpa banyak berkata aku langsung turun dan menunggu Mezza untuk memarkir mobilnya.

Setelah selesai memarkir, Mezza menghampiriku dan mengajakku untuk masuk ke dalam.

Langkah pertama aku dan mezza berjalan menuju toko buku yang letaknya di lantai bawah. Aku banyak memilih judul buku karna banyak judul yang menarik dan baru terbit rupanya.

Kiss Me Before Fligthजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें