Pulih-

342 17 3
                                    

Hari ini Asvira sudah diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit. Ia juga tak lupa untuk menagih janji Antoni untuk membelikannya eskrim stroberi kesukaannya.

"Pi, mana janjimu" ketika Antoni sedang melepas selang infus yang menancap di telunjuk Asvira.

"Aku bahkan sedang mengurusmu, bagaimana bisa aku membelikan keinginanmu sayang, setelah ini akan kubelikan." kata Antoni seraya memasang perban kecil untuk menutupi luka bekas infus.

"Benarkah itu, kalau gitu cepat selesaikan pi." kata Asvira dengan girang.

Setelah semuanya beres, Antoni pergi menuju pintu untuk keluar. Asvira hanya memandang kepergian papinya tanpa banyak bertanya.

Asvira berjalan menuju sofa yang berada di sudut kamar rumah sakit dan duduk bersandar. Selang beberapa menit, terdengar suara pintu sedang diketuk oleh seseorang. Asvira tak menyautinya.

Ternyata Ravail yang datang, dan langsung menghampiri Asvira yang sedang duduk malas di sofa rumah sakit itu.

"Kau sudah boleh pulang?" kata Ravail.

"Seperti yang kau lihat."

"Kau tidak pulang?" tanyanya lagi.

"Aku sedang menunggu papi, kenapa kau kesini?"

"Oh begitu, aku hanya ingin menjengukmu."

"Hm, aku bahkan sudah sembuh. Tak perlu kau jenguk."

"Maaf kemarin aku meninggalkanmu begitu saja tanpa pamit. Perusahaanku sedang ada masalah dan papa masih berada di luar negeri. Jadi sementara aku yang mengambil alih."

"Aku tidak tanya Ravail! Mending kau pulang saja atau berangkat sekolah. Bukankah ini hari rabu."

"Aku tak ingin sekolah, lagipula aku sudah pintar."

"Huh, sombong"

Saat mereka sedang berargumen. Tiba-tiba pintu terbuka. Nampak Antoni yang sedang membuka pintu tersebut. Ia berjalan menghampiri mereka yang sedang beradu omongan.

"Kalian sedang apa, mengapa seribut ini sih." kata Antoni melerai percakapan mereka berdua.

"Pi, Ravail tak mau mengalah. Ia malah tak ingin pergi sekolah" kata Asvira yang sedang memeluk lengan Antoni.

"Aku hanya ingin menjenguknya. Apakah itu salah?" kata Ravail membela dirinya sendiri.

"Sudah sudah, jangan bertengkar." ini eskrim mu karna aku telah menepati janjiku. Kau juga harus berjanji padaku. Kau tak boleh melakukan aktivitas yang membuatmu lelah oke?.

"Iya-iya pi." kata Asvira. Dan kau Ravail, apa kau bisa mengantar tuan putri pulang. Aku tak bisa mengantarnya karna aku harus menangani operasi setelah ini.

Asvira tampak terkejut oleh penuturan papinya. "Kenapa harus Ravail sih pi, kan ada Dwiki yang bisa mengantarku pulang." kata Asvira sedikit memelas.

Aku lebih percaya dengan Ravail nak. Lagipula Dwiki sedang kusuruh mengantar mami menjemput venda pulang di Bandara.

"Apakah venda akan pulang pi?" kata Asvira dengan semangat. Antoni hanya mengangguk. "Kalau gitu jangan lupa untuk pergi ke rumah Asvira. sampaikan pesanku untuknya jika kau bertemu dengannya."

Iya akan kusampaikan. Lagipula venda pulang untuk bertemu denganmu sayang. Katanya ia rindu adik kecilnya setelah 2 tahun tak datang ke Indonesia. "Kalau gitu aku akan pergi untuk menangani pasien yang lain. Lekas pulang dan istirahat dirumah." katanya lalu berjalan menuju pintu.

Setelah itu Asvira dan Ravail pergi meninggalkan rumah sakit dan melaju menuju kediaman asvira dengan mengendarai mobil hitam metalik milik Ravail.

Kiss Me Before FligthWhere stories live. Discover now