"Aduh." Ia meringis kesakitan seraya mengusap kepalanya yang terbentur tadi. "Kalau jalan tuh pakai mata! Nan-"

"Dimana-mana jalan itu pakai kaki." potong orang itu dengan cepat.
Raut wajah kesal Airish langsung berubah datar ketika mendongak melihat orang yang bertabrakan dengannya. Kevin tersenyum puas setelah mencari Airish ke seluruh sekolah, dan mendapati Airish yang sedang menyembunyikan makanan yang ia bawa.

"Oh, abis jajan. Aku kira kamu kemana." Ledeknya.

"Apa pedulimu." Jawabnya ketus. Airish langsung kembali berjalan menuju kelasnya, karena saat ia menunggu lumpia basah itu selesai dibuat, bel pulang sekolah berbunyi.
Tubuh Kevin langsung dihalangi oleh beberapa kaum hawa yang menghadang jalannya, Kevin mencari celah untuk menyusul Airish yang perlahan-lahan menjauhi matanya.

"Kak minta nomornya dong!"

"Boleh foto bareng nggak kak?"

"Kakak udah punya pacar?"

Beribu-ribu pertanyaan menghampiri telinganya yang kini mulai merasa kesakitan karena terlalu banyak suara-suara yang masuk. Buru-buru Kevin mengenakan headphone yang menggantung di lehernya dan menerobos kaum hawa yang menanyakan tentang dirinya.

Di sana tubuh Airish terlihat, menaiki anak tangga satu persatu sambil membawa dua bungkus lumpia basah yang tadi ia lihat. Kevin langsung menarik lengan Airish sehingga membuat Airish berhenti berjalan dan menatap Kevin dengan wajah datar.

"Kenapa?" tanyanya.

"Kamu marah?"

"Aku?" jedanya "Nggak."

Ketika Airish selesai berbicara, Kevin mendeteksi suara Airish. Airish berkata jujur bahwa ia tidak marah. Tapi dalam indera pendengaran Kevin, suara Airish terdengar seperti merasa kecewa.

"Kamu benar nggak marah. Tapi kenapa kamu kecewa?"

Airish terdiam.

"Kamu salah paham, aku nggak bermaksud buat deketin kamu lalu aku ninggalin kamu."

Airish masih membungkam mulutnya.

"Aku tau kamu pasti dengar omonganku dengan Jihan tadi. Tapi niat aku nggak seperti yang kamu dengar."

"Aku nggak ngerti kamu ngomong apa." Airish angkat suara, tapi Kevin langsung tahu bahwa Airish berbohong. Kevin tidak marah karena Airish membohonginya, ia paham jika berada di posisi Airish.

"Maaf kalau niatku yang tadi nyakitin hatimu, tapi aku serius sama ucapanku yang tadi."

"Aku kan udah bilang, aku nggak marah. Lagipula mau kamu ninggalin aku setelah punya banyak teman pun itu nggak masalah."

"Kamu salah paham." Kevin naik satu anak tangga sehingga selevel dengan Airish berdiri.

"Kita ini cuma teman, bahkan dibilang orang asing juga pantas." Jedanya "Aku mau ambil tas."

Lagi-lagi Kevin menahan lengan Airish, sehingga Airish harus menatap Kevin kembali. "Aku cuma main tarik ulur waktu sama Jihan tadi."

Airish mengangkat bahunya. "Apapun alasan kamu itu, aku nggak marah. Aku serius."

"Aku tau itu." Kevin tersenyum puas.

HSS [2] - FeelingWhere stories live. Discover now