Kevin menepuk bahu kiri Jihan dengan sengaja, menuruni anak tangga satu persatu dan meninggalkan Jihan yang terlihat sangat kesal padanya. Senyum kepuasan mengambang dengan sempurna di wajah Kevin, ia berjalan dengan menggunakan headphone hitam tanpa kabel sambil merasa senang. Tapi ketika ia melewati toilet perempuan yang kini berada di sebelahnya, suara yang ia dengar sekilas tadi terdengar.

Matanya menatap pintu toilet perempuan, ia ingin masuk untuk mengecek apakah suara yang tadi ia dengar benar-benar milik Airish? Tetapi ia ragu untuk masuk ke dalamnya, sehingga ia hanya melepas headphone miliknya itu. Kevin meringis kesakitan ketika membuka headphone dan mengalungkan di lehernya, kedua tangannya digunakan untuk menutup telinganya yang langsung diserbu berbagai macam suara, lalu ia tidak mempunyai rasa keingintahuannya lagi dan segera kembali ke kelasnya.

"Ah kamu baru datang, cepat duduk." Sapa Pak Tono ketika Kevin mulai melangkahkan kakinya di dalam kelas.

Kevin tidak menjawab perkataan Pak Tono dan lebih memilih untuk langsung masuk dan duduk di kursinya yang tepat di sebelah Airish duduk. Ketika matanya beralih ke kursi Airish, kursinya kosong, hanya ada Bella yang duduk di sebelahnya.

"Kemana Airish?" Kevin bertanya sehingga membuat Bella mengalihkan pandanganya menatap ke Kevin.

"Ke toilet."

"Sejak kapan?"

"Belom lama lo toilet, Airish juga ke toilet."

Kevin mendengus sebelum ia bangun dari kursinya dan menghadap Pak Tono yang masih menulis sederet rumus di papan tulis.

"Pak."

"Iya, ada apa?" Pak Tono memutar tubuhnya.

"Izin ke toilet, Pak."

Alis Pak Tono sedikit menekuk. "Lho, kamu kan abis dari toilet."

"Saya harus ke toilet lagi, ada panggilan alam." Kevin tersenyum, tetapi teman-teman di kelasnya menertawakannya.

"Bapak mengerti, silakan." Begitu Pak Tono menyuruhnya keluar kelas, Kevin langsung bergegas ke toilet perempuan lantai dua, di sana ia menemukan suara yang tidak asing di telinganya.

Setelah memastikan bahwa keadaan sekitar aman, tidak ada yang melihat, Kevin memberanikan diri masuk ke dalam toilet perempuan. Ada tiga bilik kamar mandi di sana, dua pintu bilik itu terbuka, dan menyisakan satu bilik yang tertutup. Kevin langsung membuka bilik toilet itu, tapi ia tidak menemukan siapapun disana.

"Airish pasti salah paham."

"Arrrgh." Dia frustasi.

⛄⛄⛄

"Ini kembaliannya."

"Terima kasih." Airish tersenyum ramah pada penjual lumpia basah yang baru saja ia beli diam-diam di belakang sekolah.

Dengan cara melewati celah pagar besi yang sudah usang dan melengkung, hanya orang-orang bertubuh kuruslah yang bisa melewati celah pagar itu. Pagar besi tua yang masih terpasang di belakang kantin.

Meski seluruh siswa dilarang untuk keluar gerbang sekolah dan menyuruh untuk makan di kantin tapi seluruh siswa memiliki cara tersendiri untuk mendapatkan jajanan diluar sekolah, seperti yang baru saja Airish lakukan. Airish merasa puas melihat dua bungkus lumpia basah yang baru saja ia beli, menatap lumpia basah itu membuat Airish ngiler dengan mengeluarkan lidahnya dan membasahi bibirnya.
Ketika Airish membalikkan tubuhnya ia menabrak seseorang yang berlawanan arah darinya.

HSS [2] - FeelingWhere stories live. Discover now