Bab 19

4.4K 102 0
                                    

     Pagi yang cukup cerah tetapi hatinya tidak secerah cuaca hari ini, karena hidupnya seperti puzzle. Jika tidak lengkap maka akan aneh dan jika 1 potong puzzle hilang maka itu akan merusak puzzle itu. Semua itu sama seperti apa yang dirasakannya.

     Dia tidak bisa tidur dengan nyenyak, kehidupan disekolahnya sangat berbeda dari sebelumnya. Sehingga el memutuskan untuk tidak masuk sekolah karena dia mau dirumah saja dan males kesekolah untuk memberikan wajah yang pasti aneh, dan belom lagi meladeni kedua sahabatnya yang banyak tanya dengan keadaannya saat ini.

                          ***

"Weh, el kemana yah?? kok gk masuk." Tanya loren ke cecil karena sudah jam setengah 8 tapi hembusan nafas el tidak terdengar oleh mereka.

"Gk tau sakit kali, atau males, atau males ama lu kali." Ejek cecil ke loren.

"Yang bener jirr. Gua aja gk ada ngerjain dia dan chat aja nggak. gimana mau males ketemu gua."

"Ya, mana gua tau."

"Penasaran gua." Loren merasa aneh karena temannya tak ada.

"Iyah, sama sih. Tapi kok temen culunnya gk ada juga." Cecil mengatakan itu, loren juga ikut bingung. Tetapi Loren tau siapa yang dimaksud Cecil.

"Iyayah kok bisa barengan yah."

"Kemaren mereka juga pulang bareng lagi, lari-lari lagi." Mata cecil menjadi sipit seperti sedang menyelidiki seseorang.

"Iyah bener banget." Loren mengiyakan pernyataan cecil.

"Kuyy kita pulang sekolah kerumah el. Mau gk??" Ajak cecil.

"Mau aja."

"Oke."

"Ehh, tapi abis ini mat, aduh gk mau ahh madol aja. Ayoklah cao sekarang." Loren menarik tangan cecil dan keluar kelas. untung belum ada guru dikoridor dan kelasnya belum ada guru juga jadi peluang untuk mereka madol besar.

"Aduhh... Pelan-pelan lor, sakit tangan gua. capek lagi." Cecil melepas tangannya dari genggaman loren.

"Akhirnya bisa keluar dari sekolah. Btw lu gk bawa mobilkan?." Tanya loren dengan menaikan satu alisnya

"Iyah, gua gk bawa." Jawabnya yang membuat loren senang.

"Bagus sekalehh kamu cewek seksi." Loren mencolek pipi cecil dan berjalan ke taksi yang sedang berhenti di pinggir jalan.

"Lor kita kerumah el tapi kalo dia belom bangun gimana?? Kita gk bakal dibukain pintu." Cecil menjadi gelisah kalau dia kerumahnya tapi tak ada orang.

"Udah kita kesono aja dulu." Mereka masuk ke taksi yang ada dipinggir jalan itu.

     Mereka sepanjang membicarakan baju dan alat makeup yang baru. Mereka membicarakan ini jika tidak ada el, kalau ada el mereka akan di bilang alay atau menor.

     Tak terasa mereka sudah sampai didepan rumah el, dan alhasil rumahnya terlihat sepi tak ada mobil satupun.

"Tuhkan sepi!!" Cecil mulai kesal.

"Udah teriak dulu." Loren keluarkan uang 20rb dan memberikannya kepada supir taksi dan turun dari taksi tersebut.

"Bianca cantik." Teriak loren berkali-kali.

"Weh bianca mana lu udah madol nih gua demi elu masa gk mau bukain pintu." Teriak cecil.

     Tak lama dengan rambut acak-acakan dan mata yang sedikit bengkak karena tangisan dan bibir yang pucat karena belum makan ataupun minum, membuka pintu rumah tersebut. Sontak membuat kedua sahabatnya kaget dan shock karena baru kali ini mereka melihat el seperti ini. El yang mereka kenal selalu berjalan dengan tegap, tidak pernah lemah dan selalu semangat dalam hal apapun selain belajar.

"Lu kenapa ell??" Cecil memegang pundak el.

"Gila lu panas banget el." Loren memegang dahinya dan badannya terasa panas pada suhu 38.7°

     Cecil langsung membawa el masuk dan loren mengunci pintu rumahnya, lalu mereka mengantar el kekamarnya.

"Lu kenapa ell?? Lu kemaren kemana??" Tanya cecil dengan nada lembut.

"Kayaknya dia belom makan, gua masak dulu deh cil." Loren meninggalkan mereka dikamar dan menuju kedapur.

"Lu kenapa sih el, kok lu bisa begini!!" Cecil menghelus rambut el.

     Tiba-tiba suara yang tak pernah dikeluarkannya terdengar oleh cecil yaitu suara tangisan el yang terkenal tak pernah menangis dan menjadi wanita tangguh hari ini dia menjadi wanita lemah dengan hati yang rapuh.

"Aduh el, udah deh lu gk usah jelasin." Cecil memeluk el.

"Lu tiduran dulu dan gua suruh loren bikin makanannya yang cepet baru lu makan trus lu langsung tidur yah." Suruh cecil dan cecil menyenderkan badan el kedinding, cecil keluar kamar dan kedapur untuk mengecek loren.

"Makanan siap... putri el mau makan." Loren mengatakan dengan suara yang cute dan bertingkah seperti anak-anak. Cecil masuk membawa jus jeruk dan loren membawa nasi dengan telur dan sayur kol yang ia tumis dengan bawang putih dan sedikit garam.

"Sini duduk lor." Ajak cecil yang sudah duduk di sebelah kiri el dan loren akan duduk di sebelah kanan el.

"El makan yah. Biar bisa sekilah lagi" Ajak loren dengan lembut seperti para ibu pada umunya.

"Lu jangan kayak gini, kalo ada masalah itu jangan terlalu dibebani dan jangan dipendem terus kalo ada masalah. Nah sekarang liat elu udah kayak gini gua ama cecil kan khawatir." Loren menaruh potongan telur dan sedikit sayur kol dengan nasi disendoknya untuk memasukannya ke mulut el.

"Aduh el jangan kayak gini please deh lu harus makan abis itu istirahat." Cecil menatap el yang sedikit menangis. Akhirnya el mau memakan makanan yang dibuat loren dan meminum jus lalu dia meminum obat yang loren beli di warung dekat rumahnya.

     Setelah itu, el pun dibaringkan dikasurnya dan diselimuti oleh loren dan tak lama dia tertidur. Kedua sahabatnya memutuskan untuk menginap dirumah el karena tidak ada yang menjaga el, jadi mereka berdua meminta ijin orang tua mereka dan menginap disana.

----------------------------------------------------------------------

Masih penasaran kenapa el begini ikutin terus yah....

Masih penasaran siapa yang menang taruhan ikutin terus juga....

Jangan lupa komen, vote, dan follow gua dan partner in crime gua (Kristina_cahya).

Thank you yang udah ikutin terus...

Kalo ikutin terus gk bakal kecewa....

First KissWhere stories live. Discover now