Delapan belas

338 20 8
                                    

"Ferdi, kau gila!" seru Rara seraya memukul dada bidang Ferdi yang masih saja melekat di tubuhnya, hingga aroma tubuhnya memenuhi salah satu panca indra Rara

"Ferdi, lepas! Semua mata tertuju pada kita!" Ronta Rara kembali, namun tak ada balasan darinya

"Fer..!" Rara mulai resah, dirinya berusaha melihat Ferdi yang memejamkan matanya kenapa dia? Batin Rara 

"Sir dan Miss selalu terlihat romantis, bahkan saat kerja istrinya di bawa"

"Sudah tampan, romantis!"

"Bahkan sepertinya dia tak rela melepas pelukannya"

"Ya, barang sejenak pun" semua orang saling lempar pendapat dan sangat terdengar di telinga Rara, dirinya semakin bingung harus bagaimana mengahadapi pria ini yang tak merespon dirinya, sungguh Rara tak suka jika menjadi pusat perhatian

"Hey, pengantin baru!" seru seorang pria yang sudah di kenal Rara, pria itu mendekati keduanya

"Ferdi, are you oke?" tanyanya sambil terkesan seperti memisahkan keduanya, karena Ham memegang bahu Ferdi dan menepuk-nepuknya serta sedikit menarik ke arahnya, perlahan tubuh Ferdi melemah dan tertarik ke belakang.

"Sudah sana kembali bekerja!" perintah Ham pada semuanya, Rara masih bingung dengan situasi ini bagaimana jadinya dia bisa melangkah saat ada satu langkah yang menghalanginya? Ikut membayangi dan terasa berat

"Kau mau ikut ke ruang kerja kami?" tanya Ham pada Rara

"Em, tidak aku ke Lab, see you!" seru Rara dengan bergelimut berbagai perasaan.

Dengan jantung yang terus berdegup, Rara menuju sebuah ruangan yang menurut papan petunjuk itu adalah ruang Lab, Rara masuk dengan sopan, belum sempat ia mengucapkan salam, semua orang berdiri sangat antusias dan memberi hormat

"Miss!" Rara sedikit kikuk dan masih belum terbiasa dengan panggilannya

"Kau tak perlu membantu kami, karna jika ketauan kami merepotkan, kami bisa kena tegur!" Lanjutnya, Rara berjalan mendekati mereka

"Tapi aku tak bisa hanya diam, Ferdi eh maksudku Dokter Ferdi tak akan memarahi kalian!" mereka nampak ragu dan saling lempar pandang

"Malah jika aku tak membantu dan merepotkan, aku yang akan kena tegur dia!" seru Rara sambil memasang wajah sedih, seketika mereka setuju dan memposisikan Rara untuk ambil bagian dekat resepsionis dengan tugas, jika ada yang ingin periksa kadar Gula dalam darah, Asam Urat, dan Kolestrol cara cepat, Rara lah yang melakukannya.

***

Hari semakin siang, kedatangan Rara ke Rumah sakit sukses membuat seluruh staf disana heboh, bahkan fenomena alam yang sangat menakjubkan pun takkan mengalihkan perhatian mereka.

Silih berganti orang mendatangi Lab, entah hanya sekedar ngobrol tak jelas atau saling sapa, awalnya Rara tak merasa aneh karna hal itu wajar, tapi menurut orang Lab itu adalah kejanggalan

"Miss, anda tau semua orang yang hilir berganti itu ingin melihatmu!" seru Meea, petugas lab

"Oh ya?"

"Mereka tidak pernah seperti itu! Pasti sibuk dengan kerjaannya, mungkin karena berita tadi pagi juga, dimana Sir Ferd.."

"Sudah aku tak mau kamu membahasnya!" Meea hanya tersenyum, senyum jahil

"George..!" panggil Rara melanjutkan pekerjaannya, seorang lelaki yang cukup tampan duduk di hadapannya, dengan sigap Rara menyiapkan lanset dan jarum baru setelah itu menyimpan card Gula dalam sebuah alat kecil dan mengambil kapas yang sudah basah dengan alkohol

"Sir, bisa ku pinjam jarinya!" lelaki itu tak menuruti

"Sir?" kali ini Rara menatapnya

"Jangan menatapku dengan intens, kadar gula ku akan bertambah!" serunya dengan wajah acuh, tapi Rara tersenyum ke arahnya

"Jadi, bisa ku pinjam tangannya?"

"Ya, jangan panggil Sir! Umurku 25 tahun dan lajang!" seru lelaki itu dengan tegas dan masih tak menyerahkan jarinya

"Baiklah, Gorge bisa ku pinjam jarimu? Karna pasien lain sedang mengantri!" seru Rara menutupi rasa kesalnya

"Tunggu, tak kan sakit?" kali ini wajahnya berubah menjadi khawatir

"Tidak Gio!" entah darimana Rara dapat menyimpulkan nama lelaki itu dengan panggilan Gio

"Gio? panggilan yang bagus!" tanpa menggubris perkataannya Rara melancarkan aksinya, namun lengan lelaki itu malah menjauh

"Tak kan sakit kan? Betul?"

"Tidak, percayalah!"

"Caranya?" Rara mengerutkan dahinya tak mengerti

"Cara agar ku percaya?" serunya menjelaskan

"Menunduklah dan berdo'a!" jawab Rara dan dibalas dengan wajah yang sedang berpikir

"Oh, begini maksudmu?" Rara tak menggubrisnya karna saat pertanyaan itu terlontar jarum itu sudah berhasil menimbulkan darah disalah satu jemarinya dan siap mengambil alat pengukur Gula,

Rara tersadar akan aksi lelaki itu saat dia akan menuliskan hasilnya, bahunya terasa berat, diliriknya ternyata lelaki itu menutup matanya pada salah satu bahu Rara

"Apa yang kau lakukan?" suara serak dan tegas itu sontak membuat keduanya menengadah ke arah sumber suara

***

Wkwkwkwk.. Ga tau kenapa pen update ini heheheh

Ada yang merasa tertipu? 😄😄😄😄 ckckckc miaann 🙏🙏🙏

Selamat sholat tarawih heheh

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 14, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

On (a)ther StepWhere stories live. Discover now