Sebelas

182 24 27
                                    

Mainin ya mulmednya 👍🙏

Part boom masih berlanjut hahahah, happy reading guys..

***

Kreet..

Terdengar suara pintu balkon di buka oleh seseorang

"Ternyata kamu disini!" Serunya

Ferdi sedari tadi menunggu kedatangan Rara yang tak kunjung kembali dari toilet, dia mencarinya kesana namun tak mendapatkan hasil, Rara tidak disana, sampai akhirnya dia menyuruh Lucas dan bawahannya mencari Rara, jangan sampai Rara tau jalan kembali ke dunianya, pikir Ferdi khawatir, sampai akhirnya ada satu sisi balkon yang tertutup pintu, dia membukanya dan mendapati wanita yang sedari tadi ia cari.

Ferdi berjalan, melihat Rara yang menutup matanya, wanita itu tertidur? Pikirnya

Kreet..

Suara pintu kedua, berarti orang tadi menutup pintunya, pikir Rara

"Kenapa kamu tidur disini?" Lelaki itu menaruh jasnya di pundak Rara,  Rara kaget dia pikir lelaki itu meninggalkannya, apa yang sebaiknya ia lakukan? Pura-pura tertidur atau membuka matanya? Jika membuka mata, ia harus mengenakan heels nya kembali, lebih baik tidur, pilihan Rara,

kok melayang ya? Kenapa kaki gue ga menapak? Rara mengoyangkan kedua kakinya deg.. deg.. deg... dan suara jantung siapa ini? Jantungnya? Sampai terdengar begitu cepat dan keras

Kreet..

Suara pintu ketiga kali ia dengar, hah? Dibawa kemana gue? Dan terdengarlah suara dentuman musik yang makin mengecil, saat tubuh yang membopongnya memasuki ruangan itu,

Rara mengintip dari balik matanya gue di dalem ruangan? Di bawa siapa gue? Dia melirik pemilik dada bidang yang mengangkatnya, bulu tipis di rahangnya serta hidung mancung, Emm.. Ferdi?

Semua tamu memperhatikan Ferdi yang membopong Rara,

"Gue mau turun Fer!" Saat Rara sadar semuanya memperhatikan mereka, namun dekapannya malah mengencang, membuat bibirnya yang sedari tadi bicara tertutup oleh dada bidang Ferdi

"Emm..." Rara menggunakan tangannya untuk memukul dada itu

"Suruh siapa masih pake 'gue elo'!" Ferdi melonggarkan dekapannya dan terlihat bekas lipstik Rara tertinggal di kemeja yang dikenakan Ferdi

"Iya maaf, aku mau turun!" seru Rara

"Bentar, kita lagi naik tangga!" cegah Ferdi

"Hem? Ngapain?"

"Ke kamar kita!" jawab Ferdi dingin, sontak tubuh Rara ingin di lepaskan saat itu juga, Rara terus bergerak tak mau diam dan

Buukk..!!

"Aww..!" Rara terjatuh dari lengan yang sedari tadi membawanya

"Saya bilang kan sebentar!" Katanya sambil membantu Rara berdiri

"Kamu bilang ke kamar kita? Mana gue mau!"

"Klo terus-terusan bilang 'gue elo' saya ga segan buat kasih hukuman ke kamu!" Katanya sambil mengerlingkan sebelah matanya

"Hukuman?"

"Ya, lebih parah dari sekedar ciuman pipi!"

"Iya gue.. eh aku bakalan inget! Pokonya aku ga mau kita sekamar!"

"Disana ada dua kamar, disini saya tetaplah seorang dokter dan mengerti etika!" Katanya kesal

Ruangan yang dimaksud di buka oleh seorang pelayan, dan kamar ini bukan kamar, melainkan sebuah ruangan, terdapat sofa, tv dan dua pintu lain, disebut apa ruangan ini? Pikir Rara

Ferdi memilih duduk di atas sofa hitam yang terlihat begitu empuk, sebenarnya Rara ingin mendudukinya tapi banyak hal aneh yang saat ini menggerogoti imajinasinya

"Disana ada dua pintu, pilihlah salah satu, atau.. kita bersama?" kembali Ferdi menggoda Rara dan mendapat tatapan tajam darinya, Ferdi menahan tawa, tuh kan dia masih menyembunyikan senyumnya

"untuk dapur ada di dekat lorong sana begitupun ruang makan" Rara hanya mengangguk dan masih terdiam di tempat, mengagumi ruangan yang ia huni, ini disebut kamar? Dalam ruangan mewah dan terdapat dua kamar lainnya? Rara masih tak habis pikir

"Kenapa tadi diam di balkon?" Tanya Ferdi sambil menyalakan TV LCD di depannya, ukuran TV itu sangatlah lebar, mungkin jika dalam keadaan tidak menyala kita bisa menggunakannya untuk bercermin

"Gu..." Rara menghentikan ucapannya saat Ferdi melirknya dengan nakal

"Aku merasa sakit menggunakan heels, aku tak terbiasa!"

"Kenapa kamu tidak menolak?" Tanyanya sambil membuka kancing atas kemeja nya duuuh pertahanan gue bakal runtuh nih

"Karena heels itu terlihat lucu!" Sambil mengalihkan pandangan darinya

"Mau sampai kapan kamu diam disana dan tertidur begitu pulas?" Tanyanya penuh introgasi kenapa begitu peduli? Namun tidak terlontar dari bibirnya

"Emm.. aku akan melihat ruangan itu!" Rara membuka salah satu kamar itu, lebih baik saat ini Rara menjauh dari Ferdi, karena selama ini Ferdi begitu menggoda imannya, berdiam di ruangan dan hanya berdua? Entah apa yang akan terjadi, lebih baik menghindar.

Setelah selesai dari ruangan pertama, Rara masuk ke ruangan satunya, saat pintu di buka terdengar suara sofa yang ditinggalkan pemiliknya,

Rara masuk dan menyalakan lampu yang terdapat di ruangan itu, saat memasuki ruangan tersebut tercium wangi khas, wangi Ferdi, dan dia merasakan ada tangan lain di pinggangnya serta hembusan nafas di belakang rambutnya, "Ferdi!" Katanya kesal

"Iya kenapa?" Teriak Ferdi sedang mengambil minum yang tak jauh dari kamar itu, dan Rara sadar itu hanya imajinasinya

"Oh tidak" pipi Rara memanas, sepertinya ia butuh pendingin, segera Rara keluar dari ruangan itu pikirannya kalang kabut

"Sudah pilih?"

"Ya, aku pilih sebelah kanan!" seru Rara gusar

"Minum?" Ferdi menyerahkan satu gelas untuk Rara

"Makasih" dengan segera Rara duduk di sofa itu, begitupun Ferdi yang ikut meraih remot TV dan duduk sebelah Rara, ini waktu yang tepat untuk tau apa yang sebenarnya terjadi, pikir Rara

"Fer!"

"Hemm" dia sedang memasukkan sepotong roti pada mulutnya

"Kau mau?" Lanjutnya lagi sambil menyerahkan piring berisi roti, Rara mengambilnya

"Maaf hanya tersedia ini, cemilan untuk tamu tak sebaiknya kita makan"

"Besok aku yang memasak! ya walaupun makanan sederhana!" Ferdi tersenyum, dan mengalihkan pandangannya pada tv berlayar besar, tanpa mereka sadari film yang sedang mereka nikmati adalah kisah cinta dua anak manusia yang terjerat kasih sayang namun didasari penolakan kedua orang tuanya, sehingga keduanya kabur dan berdiam diri disebuah hutan,

Rara begitu asyik dengan tontonannya dan menghabiskan segelas air di lengan kanannya,

Adegan film yang mereka tonton semakin menggambarkan layaknya seorang kekasih, sampai akhirnya keduanya berpagutan dalam adegan kissing,

Segera Rara memalingkan wajahnya, merasa risih dan ingin pergi menuju kamarnya, namun aksinya itu terhenti saat ada satu lengan yang meraihnya membuat Rara menatap dalam mata pria itu,

Dan ...

wajah mereka semakin dekat.

***
Dilanjutt hehehe..
Gimana? Masih garing ya? Y udah dijemur aja, pengen pemes susah juga yee hahaah (gaplok ema Leo @fridaresta dan nyokap Kromer @namvrh pengen d promin ath, punya ane 😭😭😭) hahaha jangan tanya alasannya apa

Dimohonkan partisipasi kalian heheh, jangan hanya jdi silent readers hahaha

Maasih,
_Rf

On (a)ther Stepحيث تعيش القصص. اكتشف الآن