"Ra, lo masih denger kan?"
"Gue beritakan sekali lagi ada mayat depan kamar lo!"
"Terus? Situ kan perawat kenapa ga cek kondisinya?"
"Itu orang asing Ra, gue ga berani ikut terlibat, seandainya dia teroris dan bawa bom?" Lah si Lisna malah nakut-nakutin
"Heh? Apa kabar gue klo gitu ceritanya? Ga kasian lo ama sepupu sendiri?"
"Dalam keadaan darurat, lo baru sadar keberadaan gue!"
"Lah emang tujuannya gitu kan?" Ibuku dan ibunya memang menginginkan kami menjaga satu sama lain
"Tuh gue laporan lagi ya, terdapat banyak warga kos-an yang penasaran dengn mayat yang tergeletak di depan kamar No. 9 itu, dan mereka pun takut mendekatinya"
"Lu ganti profesi sana jadi reporter!" Dan ku tutup panggilannya, kesel juga karena dia malah menambah ke khawatiranku, aku melongo keluar jendela melihat situasi sekitar, benar adanya semua orang sedang berkumpul di pelataran kamar kos-an ku, hal paling lucunya adalah mereka menulis pesan di atas kertas HVS dan pesan yang mereka tulis
Ra telolet Ra
Eh ralat
Ra mayat Ra
Ra coba cek Ra
Ra kasian Ra
Aku membalasnya dengan menggunakan HVS yang ku punya
Terus aku harus apa?
Mereka membalasnya
Buka aja pintunyaCoba cek nadinya
Aneh deh, tau gitu caranya kenapa ga mereka lakukan? Dengan rasa was was dan jantung yang berdegup keras aku memutar kunci yang tergantung di pintu, saat ku tarik ke dalam untuk membukanya terasa berat
Bruuk
Badan itu ikut terjatuh karena pintu yang menjadi sandarannya terbuka, lelaki itupun bangun
"Alhamdulillah" teriak semua orang hampir bersamaan, lelaki itu berdiri dan menunjukkan wajahnya ke Rara, cukup lama Rara meneliti wajah lelaki itu, siapa lelaki yang menggunakan kacamata ini? Pikir Rara sambil terus mengingatnya
"Ferdinan?" Sontak Rara terkejut akan kehadirannya dan penampilannya saat ini dia tak sekeren foto profilnya, hanya mengenakan kaos dan celana hitam lusuh
"Rara?"
"Ngapain lo kesini?" Ganteng sih cuman penampilannya...
"Punya gantungan ini" seraya menunjukkan gantungan yang di maksud, itu adalah bentuk sebelah hati yang mirip dengan gantungan kunci yang dimiliki Rara
"Maksud lo ini?" Rara menunjukkan gantungan kunci miliknya, yang kemarin dia temukan, terlihat raut mukanya bahagia dan mengambil gantungan milik Rara
"Kamu tau jika gantungan ini di dekatkan, akan menyatu satu sama lain ji.."
"Lakukanlah!" Tak masalah bagi Rara, toh hanya gantungan kunci, Ferdinan menatap Rara dan melanjutkan perkataannya
YOU ARE READING
On (a)ther Step
Romance"Aku bukan mencari lelaki sempurna, tapi perasaanmu!" -Rara "Saya butuh kamu, hanya untuk mematikan kutukan sial ini!" -Ferdinan Rara, seorang petugas Lab yang terjebak dalam kisah tak masuk akal, dengan seorang dokter tampan yang berasal dari dunia...