Tujuh belas

239 20 11
                                    

"Aku tak mau jadi pusat perhatian Fer.."

"Jika mereka menginginkan kita, apa boleh buat?"

"Fer, ku mohon cobalah kau mengerti!"

"Bukankah kau sudah berjanji akan menuruti perintahku?" Sial, aku lupa janjiku padanya, aku yakin setelah ini, semua yang ku tolak pasti akan di matikan dengan itu

Dengan wajah kesal Rara pasrah, dia salah akan menuruti perkataan Ferdi karna jika ia tidak begitu pada Ferdi, dia akan menciumnya kala itu, tidak, tidak akan pernah!

"Baiklah, jadi kapan kita mulai berlatih?" Tanya Rara mengalah, terlihat Ferdi menutupi rasa bahagianya

"Setelah kakimu membaik!" Rara hanya mengangguk dan permisi memasuki kamar miliknya, sebelum pintu itu tertutup

"Selamat malam Fer" seru Rara dan tanpa sepengetahuannya Ferdi mengirim pesan pada Ham

Ferdi: Dia menurutiku!

Ham: Terserah yang jelas aku tak mau kau melibatkan hatimu

Ferdi: tak akan!

Ham adalah sahabatnya dan juga mantan kaka iparnya, dia adalah kakak dari Lisna, jabatan itu disandangnya sebelum Lisna di rengut nyawa karna penyakit yang di deritanya, penyakit jantung.

Pertemuan dirinya dengan Lisna ketika Ferdi yang baru saja ada di dunia Fantasiana, dengan tidak sengaja berada di sebuah ladang bunga yang indah, tanpa ia sadar dirinya menemukan sesosok makhluk cantik sedang memetik bunga, dengan rasa penasaran Ferdi mencoba mendekatinya.

"Untuk apa bunga ini?" Merasa ada yang bertanya, wanita itu menghentikan aktifitasnya dan berbalik menghadap Ferdi namun tak sengaja sikutnya mengenai perut sang lelaki

"Maaf Sir!" Seru wanita itu sambil menunduk hormat padanya, dengan sigap Ferdi membenarkan bahu dan kepalanya yang menunduk, untuk menatapnya

"Ferdinan!" Serunya sambil menjabat tangan wanita itu

"Lisna" kala itu senyumnya yang manis dan wajah yang cantik dengan mata sendu dan rambut panjangnya seperti menghentikan waktu, menatapnya saja membuat pikirannya bahagia, dia sumber kebahagiannya kala itu.

Seiring berjalannya waktu, Ferdi yang menyempatkan waktu dari kesibukannya menjadi seorang dokter, selalu bermain ke ladang itu berharap menemukan wanita itu, Lisna, dan benar saja dia dengan senyum manisnya sedang asyik merawat bunga-bunga yang nantinya akan di petik olehnya, dan dari situlah keduanya semakin dekat.

"Ham?" Tanya Ferdi saat dirinya di ajak ke sebuah Kastil Timur oleh Lisna

"Ferdi?" seru Ham yang nampak bahagia karena dia jadi tau bahwa Lisna sekarang punya seorang teman,

Sejak saat itu, hubungan yang tadinya hanya se-rekan kerja berubah menjadi sahabat dan akhirnya kaka ipar, belum sempat tanggal pertunangannya di tetapkan, Lisna harus meninggalkan dunia ini, Fantasiana, di atas tanggung jawab Ferdi, dokter yang menangani Lisna.

Ham: kau jelas tau apa janjimu untuk adikku!

Tanpa perlu membalas, Ham pasti sudah mengerti, karena seorang Ferdi tak mungkin melupakan janji yang terucap, terlebih itu pada seseorang yang ia cintai, sekalipun sudah tiada.

***

"Kau kemana?" tanya Rara yang sedang sibuk di meja makan

"Kakimu?" Ferdi malah balik bertanya

"Oh, sudah baik, mau kemana?" tanyanya lagi

"Rumah sakit" jawabnya singkat

"Makan dulu!" tanpa membantah, Ferdi duduk di salah satu kursi, dengan sigap Rara menyendokkan Nasi goreng dan mengambil satu telur mata sapi dan menyerahkannya pada Ferdi

"Maaf, hanya sempat menyiapkan ini" Ferdi segera mengambil piring itu dan menyantapnya tanpa bicara

"Emm Fer, boleh aku ikut ke Rumah Sakit?" seketika Ferdi menghentikan aktifitasnya

"Aku bosen diem disini, aku tidak akan menganggumu, aku bakalan bantuin di Lab!" wajah Rara memohon

"...."

"Ayolah, pleasee!" kali ini Rara menarik lengan kemeja Ferdi, seperti anak kecil meminta uang jajan pada orang tuanya

"Ya, bersiaplah!" seru Ferdi dan melanjutkan sarapan, sedangkan Rara berlarian dengan bahagia menuju kamar miliknya.

***

"Lab nya kemana Fer?" tanya Rara celingukan mencari petunjuk jalan,

"Ikuti aku!"

"Tidak perlu, aku bisa sendiri Fer! Jangan biasakan aku bergantung padamu, ingat kesepakatan kita, Benci!" tegas Rara sambil menekan kata Benci

Ferdi hanya diam dan bungkam, degupan jantungnya yang normal tiba-tiba saja tak terkendali membuat ia merasakan rasa sakitnya kembali

"Em, sus! Bisa saya bertanya dimana Lab?" tanya Rara pada seorang wanita dengan pakaian lengkap serba putih dan topi kecil di rambutnya, meninggalkan Ferdi yang masih terdiam.

"Sir!" sapa sang suster pada Ferdi dan tak mendapat balasan

"Fer? Aku ke lab!" seru Rara namun tak ada jawaban

"Fer? Eh, dokter Ferdi?" tanya Rara sambil mendadahkan kedua lengannya di depan kepala Ferdi, namun tak ada respon

"Ih, Ferdi! Gue ke Lab ya!" bukan anggukan yang di dapat namun seperti ada sesuatu yang mengguncang Ferdi, seketika ia langsung menarik lengan wanita itu dan mendekapnya dalam pelukan.

Jika ku tau janji itu akan mematikan langkahku, bisa aku melanggarnya? Lirih Ferdi

***

Jadi?
Next? Hahahahw

Makasih yang masih stay, dan klik tanda bintang serta meninggalkan komentar disana..

Jangan lupa vote dan kirim saran, kritik, atau komentar kalian ya.. Itu hal kecil yang membuat diriku semangat hahahaha

Sekali lagi, makasih..

On (a)ther StepWhere stories live. Discover now