Lima

222 23 37
                                    

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Ferdi marah dan berusaha berdiri

"Saya ga tega diemin kamu disini!" Seru Devi masih duduk di pangkuannya

"Awas kamu!" Seru Ferdi, kali ini dia berhasil berdiri

"Jangan salah paham, tadi saya melihat Rara yang melakukan hal yang tadi saya lakukan!" Ferdi mengerutkan dahinya

"Iya, dia memegang wajahmu!" Lanjut Devi

"Dimana dia sekarang?" Tanya Ferdi kesal

"Assalamu'alaikum!" Sapa Rara tak lama

"Eh dok, ini pesenannya nasi goreng pedas kan?" Tanya Rara pada Devi dan merogoh kantong plastik yang ia tenteng, saat Rara menyerahkan bungkusan itu terlihat tatapan dua orang yang aneh, Devi dengan wajah yang berkesan seperti "kenapa lu dateng sekarang?" Dan satu wajah lainnya, Ferdi, kesal

"Ada apa ini?" Tanyanya bingung

"Kenapa kamu tinggalkan saya?" Tanya Ferdi memburu

"Emm, tadinya mau ku bangun..."

"Gue, em saya yang tadi akan melakukannya!" Seru Devi memotong pembicaraan Rara, membuat Rara semakin bingung

"Rara ceritakan!" Perintah Ferdi

"Begini, saya kebetulan ke Lab dan mendapati Rara yang berusaha membangunkan kamu, namun perutnya terdengar berbunyi, jadi lebih baik saya yang melakukannya dan Rara setuju" lagi Devi yang menjawabnya, Rara di paksa mengangguk oleh Devi karena lebih tepatnya Devi memaksanya dengan tatapan tajamnya

"Kau! Jangan lakukan hal ini lagi!" Ferdi menunjuk pada Rara

"Dan kau Dev, jangan lakukan kekonyolanmu padaku!" Ferdi berlalu meninggalkan mereka yang masih terbujur kaku ada apa sebenarnya? Ferdi sampai semarah itu? Pikir Rara

Kruubuuk..

"Hehe maaf dok!" dr. Devi pun berlalu meningalkannya, ah mendingan makan

****

Apa yang dilakukan Rara tadi membuatnya kesal, bagaiman bisa Rara meninggalkan tubuh tak berdayanya di ruangan itu sendiri, parahnya wanita yang tak ia harapkan kehadirannya berusaha melakukan hal tercela, baiklah tampangnya selalu menarik perhatian kaum hawa, Ferdi pergi menuju kamarnya, sebenarnya jam praktiknya sudah usai jam 8 malam tadi saat ada pasien darurat, melihat Rara bertugas membuatnya mengurungkan niat untuk pulang, dia berusaha mendekatinya. Melakukan misinya

Kedatangannya ke dunia ini karena satu misi, dia harus mendapatkan rasa saling membutuhkan dari Rara, selaku pemilik gantungan hati yang menjadi pasangan gantungan yang ia miliki, supaya gantungan tersebut bisa menempel, dan membuat hidup Ferdi kembali dengan normal.

Kembali dengan cintanya, tanpa kutukan sial ini.

****

"Sehat Fer?" Tanya pria di sebelahnya, matanya sulit terbuka

"Emm, Sultan?" Pria itu mengangguk, Ferdi berusaha duduk

"Kenape lu?" Tanyanya yang ikut membantu Ferdi

"Pening Tan!" Seru Ferdi sambil mengurut pelipisnya, pagi ini mereka yang bertugas, mendengar laporan perawat yang menjadi asisten Ferdi, membuatnya menge-cek kondisi tubuh Ferdi, temannya, karena tadi dia melihat Ferdi izin ke ruang istirahat.

"Kurang tidur?" Tanyanya saat melihat mata Ferdi yang memerah

"Sus, periksa tekanan darahnya!" Perintah dokter tersebut ke asistennya, wanita itu tergagap saat melakukannya, untuk pertama kali dia bertatap muka dengan dokter itu.

"130/100 dok" katanya pelan

"Berapa?" Wanita itu mengulangnya

"Kenapa juga nih si Lisna, sok-sokan imut gini!"

"Pdkt dok!" Tulis Lisna di kertas resep dan segera dia serahkan pada dokter yang dia asistenkan

"Hahaha, asisten gue ngincer lo Fer!" Serunya sangat lantang

"Kenapa ga gue aja yang lo incer Lis?" Lanjutnya

"Inget cincin!"  Seru Ferdi masih memijat pelipisnya dengan keadaan mata tertutup, tanpa ia tau, perkataannya membuat wajah wanita itu merona

"Dok, pasien!" Seru seorang yang bertugas di meja depan, sehingga mengharuskan Sultan menulis resep dengan cepat, mau tak mau Lisna pergi terlebih dahulu

"Gue kira lu ga bakalan nyaut! Beli gih obatnya! Gue simpen di meja! Makan bubur!" Dan Sultan berlalu.

"Hey Lis! Pagi nih?" Teriak wanita yang terdengar nyaring di telinganya, Ferdi tau suara siapa ini, dia merogoh handphone nya dan masuk ke aplikasi Hitwe.

***

"Kenapa Ra?" Tanya Lisna saat melihat raut wajah bingung sepupunya

"Gue ke toilet ya, ada yang lupa!" Pamit Rara

Ada apasih suruh gue ke ruang istirahat dokter! Rara terus mendumel dengan kesal walupun begitu dia menuju ruangan tersebut, pintunya ia buka dengan kasar

"Ada apa suruh gu..." dia menghentikan ucapannya saat melihat Ferdi terlelap disana terbangun

"Sakit dok?" Tanyanya menghampiri, lelaki itu memijat kembali kepalanya masih terasa pening

"bisa bantu saya? Tolong belikan obat yang tertulis di resep itu!" Ferdi membuka matanya dan tak ada siapapun disana, kemana perginya? Perasaan tadi saya dengar suaranya

"Minum ini dok!" Seru Rara sambil membawa perasan lemon dicampur air hangat

"Untung di kulkas ada lemon! Cepet minum dok!" Ferdi masih terdiam

"Dok?" Ferdi duduk perlahan dan menyeruput minuman yang Rara siapkan

"Setidaknya ini bisa mengurangi rasa sakitnya, tadi dokter bilang apa? Aku tak dengar, karena saat melihat kamu eh, dokter yang memijat kepala aku ingat tindakan apa yang harus kulakukan!" Cerita Rara panjang lebar, Ferdi hanya menatapnya takjub.

"Oh ini resepnya? Gue beliin!" Seru Rara normal kembali dan menghindari tatapan aneh dari Ferdi, lelaki itu terus menatapnya tanpa mengedip

Rara mondar-mandir tak jelas, dia bingung harus apa pada Ferdi, memberikan perhatian berlebih membuatnya ingat perasaan yang telah dikuburnya sangat lama, perasaan yang tak mau dia buka, belum saatnya.

"Eh Fer, salah, dok! Ngapain?" Ferdi menyusulnya di apotek

"Uangnya!" Rara mengerutkan dahi

"Buat beli obat!" Lanjutnya

"Ooh!" Ferdi duduk disebelah Rara yang tengah berdiri

"Sudah sarapan?" Tanyanya lagi

"32!" Seru speaker dari arah apotek Rara mendekatinya dan mendapatkan bungkusan obat

"Nih! Minumlah" seru Rara memberikan bungkusan itu, tak ada jawaban

"Emm.. saya pulang!" Dan menyimpan obat tersebut diatas pangkuannya, Namun langkah Rara terhenti karena tangannya ditahan, Rara menoleh

"Jadilah bagian hidupku!" Perintahnya

***

Aduh maaf.. Maaf kepenceett..

Masih gagal paham? klo ga ngerti ama ceritanya boleh ko nanya via komentar, bener dah aku tunggu..

Okeh, di mohonkan partisipasi kalian heheh, edisi boom part supaya jadi penulis hits hahahah *^O^*

Salam,
_Rf

On (a)ther StepWhere stories live. Discover now