Same? No, We aren't {with} S.Akashi

Mulai dari awal
                                    

(First name) bukanlah tipe gadis yang suka menolak ajakan orang. Jadi dia mengangguk kecil, tanpa menunjukkan senyumnya, seperti biasa, "Ya, boleh saja. Akan kuusahakan untuk datang."

"Yes!" Kamiya kegirangan sendiri, lalu sadar kalau (first name) masih ada di depannya, memperhatikannya dengan kepala yang dimiringkan lagi, "A-ah! Aku lupa belum mengerjakan Matematika! A-aku duluan dulu, ya, (last name)-san?! Sampai Sabtu nanti!"

Dengan polosnya, (first name) melambaikan tangannya pada Kamiya yang bahkan punggungnya sudah tak nampak lagi. Tangannya berhenti melambai, kemudian sebuah senyum kecil terpatri cantik di wajah manisnya. Entah sengaja atau tidak sengaja, yang jelas senyum (first name) yang bisa disejajarkan dengan hewan-hewan-langka-dan-terncam-punah-di-dunia betul-betul membuat Akashi Seijuurou jadi tidak percaya sendiri.

Ya, Akashi Seijuurou. Orang itu sejak hilangnya (first name) dari jarak pandangnya, jadi penasaran sendiri, dan akhirnya memutuskan untuk mencari gadis itu berdasar instingnya. Sampai dia menemukannya, tengah bicara berdua saja dengan laki-laki bernama Kamiya itu.

Setelah (first name) sudah melenggang pergi, melanjutkan tujuannya yang hendak ke toilet, Akashi keluar dari bayangan tembok tempatnya bersembunyi. Tenang, Akashi bukanlah shinobi atau sejenisnya. Bayangan itu hanya membantunya untuk tidak mudah terlihat.

"Kamiya, kah … " Perlahan namun pasti, seringai mengerikan keluar begitu saja dari paras tampannya, begitu ia selesai menggumamkan nama lelaki yang akan mengadakan pesta ulang tahunnya Sabtu ini, dan sudah dengan beraninya mengajak (first name), yang telah diklaim Akashi sebagai "gadisnya", "Dia tidak tahu … akan berurusan dengan siapa, sepertinya."

!**SKIP**!

Ding dong

"(La-last name)-san, kah?!" pekik Kamiya begitu mendengar bel rumahnya ditekan seseorang. Wajahnya sumringah seketika, karena pikirannya langsung dipenuhi dengan wajah manis (first name) yang selalu datar, namun juga selalu membuatnya sulit untuk tidur.

Dengan semangatnya, Kamiya langsung membuka pintu depan rumahnya, kemudian dia harus menelan pil kekecewaan, sekaligus penasaran detik itu juga. Kenapa? Karena keberadaan Akashi Seijuurou yang begitu tak diduganya.

"A-Akashi … -kaichou?" Entah karena tekanan Akashi yang memang selalu berhasil membuat siapapun jadi takut padanya, yang wajah Kamiya sekarang sudah memucat. Keringat dingin saja sudah mengalir deras dari pelipisnya.

Si kepala merah hanya tersenyum tipis, lalu berjalan masuk ke dalam rumah Kamiya dengan seenaknya, "Maaf mengganggu, ya, Kamiya-kun?" katanya, masih dengan senyum "penuh arti" Akashi Seijuurou, "Apa benar, kalau hari ini Kamiya-kun sedang ulang tahun, dan hendak merayakannya?"

Terdengar suara tegukan liur dari si pemilik rumah, sebelum mulutnya terbuka untuk menjawab pertanyaan Sang Kaisar yang telah menunggu jawaban atas pertanyaannya, "I-iya. Ta-tapi, yang kuundang hanya (last name)-san saja."

"Kenapa?" Kamiya bungkam seketika saat Akashi langsung membalasnya dengan cepat. Kepalanya sudah kosong akibat tekanan yang diberikan si kepala merah yang menjabat sebagai Ketua OSIS di sekolahnya.

Matanya berpaling, dan Kamiya mulai berjalan masuk, membiarkan Akashi memilih sendiri, ingin mengikuti pemilik rumahnya atau tidak, "Y-ya, karena hanya (last name)-san saja yang mau."

"Bahkan tanpa meminta izin dari kekasihnya dulu?" Kelopak mata Kamiya terangkat ke atas, dan memperlihatkan matanya yang sudah melotot berkat pendengarannya yang menangkap suatu ucapan yang tidak ingin didengarnya, "Kau ini, apa kau berniat merebut kekasih orang lain?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be MINE, please!? (Kuroko no Basket Fanfiction X Reader-san)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang